Senin, 20 Juni 2011

Cerita dan Foto Umrah 3



Foto bersama adik di depan Ka'bah




Foto Ka'bah di waktu siang (9 Juni 2011). Jumlah peserta Thawaf tidak begitu banyak, karena siang hari suhunya bisa mencapai 51 derajad Celsius. Meski demikian, alhamdulillah saat Dzuhur saya sempat shalat berjama'ah di depan Ka'bah, meski teman seperjalanan saya tidak shalat di sana karena hatinya sudah panik duluan. Kemudian Thawaf kedua kami lakukan jam 2 siang. Alhamdulillah dengan niat ibadah kepada Allah, panas terik jadi tidak terasa.




Pada malam hari, peserta thawaf membludak karena suhu udara lebih sejuk.



Ini adalah foto Ka'bah dari dekat di waktu malam.


Ini adalah hotel Al Olayan Al Khaleel di Mekkah. Kecuali liftnya yang sangat ramai saat jam makan, boleh dikata secara keseluruhan sangat baik. AC cukup dingin, ada air panas, dan WC yang cukup bersih. Jaraknya dengan masjid yang sekitar 350 meter pun masih enak ditempuh dengan jalan kaki dan bisa melihat suasana pasar dan jalan di Mekkah.


Hotel Bahauddin Al Madinah di Madinah lebih baik lagi.


Ini adalah suasana jalan di sekitar Masjidil Haram usai shalat (jalannya antara Hilton dengan Grand Zamzam). Ratusan ribu jema'ah tumplek di jalan. Meski tidak sebanyak ini, saat anda berjalan kaki jam 1-3 malam pun suasana jalan ini tetap ramai dan hidup.



Meski sudah mampu menampung 1 juta jema'ah, namun belum cukup untuk menampung jumlah jema'ah haji yang lebih dari 3 juta orang. Oleh karena itu Masjidil Haram terus diperluas. Crane-crane raksasa yang terlihat membuktikan itu.


Namun kita berharap bukit-bukit/gua bersejarah tidak ikut tergusur. Bagaimana pun Islam juga menghargai sejarah. Dimuatnya berbagai sejarah seperti sejarah Nabi Musa, Yusuf, Fir'aun, kaum 'Aad, serta perintah untuk menyaksikan bekas-bekas orang terdahulu membuktikan Islam menghargai sejarah. Dengan melihat dan mempelajari sejarah, diharap kita bisa lebih baik. Mengikuti yang benar dan menghindari yang salah.



Masjid Nabawi dan Masjidil Haram senantiasa ramai meski jam 1-2 malam. Setiap shalat 5 waktu senantiasa penuh. Ini dikarenakan anak-anak sejak usia dini diajak dekat dengan masjid. Tangis dan rengekan mereka alhamdulillah tidak mengganggu kekhusyukan shalat di sana.


Ini beda dengan masjid-masjid di Indonesia yang hanya ramai saat shalat Jum'at. Saat shalat biasa, paling kurang dari 5% jema'ahnya. Bahkan ada masjid yang 1 shaf pun tidak penuh...


Ini karena umumnya orang di Indonesia menjauhkan anak dari masjid. Sering anak kecil diusir ke belakang saat mereka shalat. Akibatnya, hingga dewasa pun banyak orang yang tetap jauh dari masjid. Di atas adalah foto istri saya dengan 3 anak-anak Arab yang lucu. Itu cuma sebagian dari Balita/Bayi yang ada di Masjidil Haram.



Bersama satu penduduk dari Tanah Arab yang ramah...


Tepatnya di peternakan unta di Hudaibiyyah yang dikelola oleh orang-orang Arab Badui. Meski sederhana, mereka jujur dan pekerja keras.



Inilah gunung-gunung batu yang umum didapati di jazirah Arab. Tepatnya di Medan Magnet. Jika anda mendapati orang-orang Arab yang umumnya keras dan kasar, itu sesuai dengan lingkungan hidup mereka yang keras.


Di Medan Magnet ini anda bisa menyaksikan genangan air atau mobil bis yang menanjak naik meski mesin mati akibat tertarik magnet raksasa yang panjangnya 3 km. Kendaraan tanpa diinjak gasnya, bisa melaju dari 0 km/jam hingga 140 km/jam hanya dalam waktu beberapa detik saja.


Silahkan baca dan lihat juga foto-foto di:

Cerita dan Foto Umrah 1

Cerita dan Foto Umrah 2

Cerita dan Foto Umrah 3

6 komentar:

  1. travel umroh nya kemarin lewat travel mana akh Agus?

    BalasHapus
  2. assaalamualikum akh agus, klo cerita ttg perlengkapan haji/umrohnya dimana yaa? pakaian, sepatu yg nyaman n perlengkapan pribadi yg di perlukan sesuai pengalaman akhi, klo boleh disahare, coz saya sedang berburu perlengkapan untuk ayah saya, tks, wassalam :)

    BalasHapus
  3. Wa'alaikum salam,
    Perlengkapan umrah seperti kain ihrom, gesper dompet, dan tas diberi oleh biro umrah. Sisanya seperti sandal istri saya yg beli di Jatinegara atau Tanah Abang.
    Kalau belanja, lebih murah di Mekkah daripada di Madinah. Ada barang2 yg harganya 2 real semua seperti pisau swiss made in China. Bahkan ada yang 5 real 3 barang.

    BalasHapus