Di bawah adalah tulisan Kwik Kian Gie yang menyatakan Subsidi BBM adalah bohong. Jika kita teliti, itu memang benar.
Sesungguhnya biaya produksi minyak dari menggali minyak, kilang, hingga distribusi ke Pom Bensin menurut KKG adalah US$ 10/brl. Ada baiknya kita naikan saja jadi US$ 15/brl untuk memberi keuntungan bagi pendukung Neoliberalisme yang mengatakan Subsidi BBM itu ada. Itu sudah termasuk keuntungan yang cukup besar bagi para operator dan distributor.
Buat yang ragu angkanya bisa lihat data komponen biaya dari website pemerintah AS:
http://www.eia.gov/petroleum/gasdiesel
Di situ dijelaskan biaya minyak mentah 72% dari harga jual, pengilangan 12%, Distribusi dan Pemasaran 5%, Pajak 11%.
Taruhlah rate 1 US$ = Rp 10.000 dan 1 barrel = 159 liter.
Jika harga minyak Rp 4.500/liter, artinya Rp 715.500/brl atau US$ 71/brl.
Jadi dengan biaya produksi hanya US$ 15/brl dan harga jual US$ 71/brl, sebetulnya pemerintah untung US$ 56/brl. Bayangkan jika produksi BBM kita 1 tahun 350 juta barel. Pemerintah untung US$ 19,6 milyar atau Rp 196 trilyun/tahun.
Itu kalau pakai harga “Subsidi” Rp 4.500/liter. Kalau pakai harga Pertamax yang Rp 9000/liter, pemerintah untung Rp 392 trilyun/tahun.
Cuma ya itu beda pemikiran ekonom kerakyatan atau Islam dibanding ekonom Neoliberal yang berpihak pada perusahaan-perusahaan minyak asing. Meski untung, mereka tetap bilang rugi.
Padahal minyak itu adalah milik bersama rakyat Indonesia. Bukan milik perusahaan minyak atau pemerintah Indonesia. Jadi tak pantas dijual dengan harga "Internasional".
HARGA MINYAK DUNIA (US$/BRL) | ||||
Persepsi Untung/Rugi | 60 | 120 | 200 | 400 |
Ekonom Islam/Rakyat | 56 | 56 | 56 | 56 |
Ekonom Neoliberal | 11 | -49 | -129 | -329 |
Referensi:
BBM DISUBSIDI ADALAH OMONG KOSONG
Percakapan antara Djadjang dan Mamad
Oleh Kwik Kian Gie
Pemerintah berencana tidak membolehkan kendaraan berpelat hitam membeli bensin premium, karena harga Rp. 4.500 per liter jauh di bawah harga pokok pengadaannya. Maka pemerintah rugi besar yang memberatkan APBN.
Apakah benar begitu ? Kita ikuti percakapan antara Djadjang dan Mamad. Djadjang (Dj) seorang anak jalanan yang logikanya kuat dan banyak baca. Mamad (M) seorang Doktor yang pandai menghafal. Dj : Mad, apa benar sih pemerintah mengeluarkan uang tunai yang lebih besar dari harga jualnya untuk setiap liter bensin premium ? M : Benar, Presiden SBY pernah mengatakan bahwa semakin tinggi harga minyak mentah di pasar internasional, semakin besar uang tunai yang harus dikeluarkan oleh pemerintah untuk mengadakan bensin. Indopos tanggal 3 Juli 2008 mengutip SBY yang berbunyi : “Jika harga minyak USD 150 per barrel, subsidi BBM dan listrik yang harus ditanggung APBN Rp. 320 trilyun. Kalau USD 160, gila lagi. Kita akan keluarkan (subsidi) Rp. 254 trilyun hanya untuk BBM.” Dj : Jadi apa benar bahwa untuk mengadakan 1 liter bensin premium pemerintah mengeluarkan uang lebih dari Rp. 4.500 ? Kamu kan doktor Mad, tolong jelaskan perhitungannya bagaimana ? M : Gampang sekali, dengarkan baik-baik. Untuk mempermudah perhitungan buat kamu yang bukan orang sekolahan, kita anggap saja 1 USD = Rp. 10.000 dan harga minyak mentah USD 80 per barrel. Biaya untuk mengangkat minyak dari perut bumi (lifting) + biaya pengilangan (refining) + biaya transportasi rata-rata ke semua pompa bensin = USD 10 per barrel. 1 barrel = 159 liter. Jadi agar minyak mentah dari perut bumi bisa dijual sebagai bensin premium per liternya dikeluarkan uang sebesar (USD 10 : 159) x Rp. 10.000 = Rp. 628,93 – kita bulatkan menjadi Rp. 630 per liter. Harga minyak mentah USD 80 per barrel. Kalau dijadikan satu liter dalam rupiah, hitungannya adalah : (80 x 10.000) : 159 = Rp. 5.031,45. Kita bulatkan menjadi Rp. 5.000. Maka jumlah seluruhnya kan Rp. 5.000 ditambah Rp. 630 = Rp. 5.630 ? Dijual Rp. 4.500. Jadi rugi sebesar Rp. 1.130 per liter (Rp. 5.630 – Rp. 4.500). Kerugian ini yang harus ditutup oleh pemerintah dengan uang tunai, dan dinamakan subsidi. Dj : Hitung-hitunganmu aku ngerti, karena pernah diajari ketika di SD dan diulang-ulang terus di SMP dan SMA. Tapi yang aku tak paham mengapa kau menghargai minyak mentah yang milik kita sendiri dengan harga minyak yang ditentukan oleh orang lain ? M : Lalu, harus dihargai dengan harga berapa ? Dj : Sekarang ini, minyak mentahnya kan sudah dihargai dengan harga jual dikurangi dengan harga pokok tunai ? Hitungannya Rp. 4.500 – Rp. 630 = Rp. 3.870 per liter ? Kenapa pemerintah dan kamu tidak terima ? Kenapa harga minyak mentahnya mesti dihargai dengan harga yang Rp. 5.000 ? M : Kan tadi sudah dijelaskan bahwa harga minyak mentah di pasar dunia USD 80 per barrel. Kalau dijadikan rupiah dengan kurs 1 USD = Rp. 10.000 jatuhnya kan Rp. 5.000 (setelah dibulatkan ke bawah). Dj : Kenapa kok harga minyak mentahnya mesti dihargai dengan harga di pasar dunia ? M : Karena undang-undangnya mengatakan demikian. Baca UU no. 22 tahun 2001 pasal 28 ayat 2. Bunyinya : “Harga Bahan Bakar Minyak dan Gas Bumi diserahkan pada mekanisme persaingan usaha yang sehat dan wajar.” Nah, persaingan usaha dalam bentuk permintaan dan penawaran yang dicatat dan dipadukan dengan rapi di mana lagi kalau tidak di New York Mercantile Exchange atau disingkat NYMEX ? Jadi harga yang ditentukan di sanalah yang harus dipakai untuk harga minyak mentah dalam menghitung harga pokok. Dj : Paham Mad. Tapi itu akal-akalannya korporat asing yang ikut membuat Undang-Undang no. 22 tahun 2001 tersebut. Mengapa bangsa Idonesia yang mempunyai minyak di bawah perut buminya diharuskan membayar harga yang ditentukan oleh NYMEX ? Itulah sebabnya Mahkamah Konstitusi menyatakannya bertentangan dengan konstitusi kita. Putusannya bernomor 002/PUU-I/2003 yang berbunyi : “Pasal 28 ayat (2) yang berbunyi : “Harga Bahan Bakar Minyak dan Gas Bumi diserahkan pada mekanisme persaingan usaha yang sehat dan wajar dari Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia.” M : Kan sudah disikapi dengan sebuah Peraturan Pemerintah (PP) ? Dj : Memang, tapi PP-nya yang nomor 36 tahun 2004, pasal 27 ayat (1) masih berbunyi : “Harga Bahan Bakar Minyak dan Gas Bumi, keuali Gas Bumi untuk rumah tangga dan pelanggan kecil, DISERAHKAN PADA MEKANISME PERSAINGAN USAHA YANG WAJAR, SEHAT DAN TRANSPARAN”. Maka sampai sekarang istilah “subsidi” masih dipakai terus, karena yang diacu adalah harga yang ditentukan oleh NYMEX. M : Jadi kalau begitu kebijakan yang dinamakan “menghapus subsidi” itu bertentangan dengan UUD kita ? Dj : Betul. Apalagi masih saja dikatakan bahwa subsidi sama dengan uang tunai yang dikeluarkan. Ini bukan hanya melanggar konstitusi, tetapi menyesatkan. Uang tunai yang dikeluarkan untuk minyak mentah tidak ada, karena milik bangsa Indonesia yang terdapat di bawah perut bumi wilayah Republik Indonesia. Menurut saya jiwa UU no. 22/2001 memaksa bangsa Indonesia terbiasa membayar bensin dengan harga internasional. Kalau sudah begitu, perusahaan asing bisa buka pompa bensin dan dapat untung dari konsumen bensin Indonesia. Maka kita sudah mulai melihat Shell, Petronas, Chevron. M : Kembali pada harga, kalau tidak ditentukan oleh NYMEX apakah mesti gratis, sehingga yang harus diganti oleh konsumen hanya biaya-biaya tunainya saja yang Rp. 630 per liternya ? Dj : Tidak. Tidak pernah pemerintah memberlakukan itu dan penyusun pasal 33 UUD kita juga tidak pernah berpikir begitu. Sebelum terbitnya UU nomor 22 tahun 2001 tentang Migas, pemerintah menentukan harga atas dasar kepatutan, daya beli masyarakat dan nilai strategisnya. Sikap dan kebijakan seperti ini yang dianggap sebagai perwujudan dari pasal 33 UUD 1945 yang antara lain berbunyi : ”Barang yang penting bagi negara dan menguasai hajat hidup orang banyak harus dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat” Dengan harga Rp. 2.700 untuk premium, harga minyak mentahnya kan tidak dihargai nol, tetapi Rp. 2.070 per liter (Rp. 2.700 – Rp. 630). Tapi pemerintah tidak terima. Harus disamakan dengan harga NYMEX yang ketika itu USD 60, atau sama dengan Rp. 600.000 per barrel-nya atau Rp. 3.774 (Rp. 600.000 : 159) per liternya. Maka ditambah dengan biaya-biaya tunai sebesar Rp. 630 menjadi Rp. 4.404 yang lantas dibulatkan menjadi Rp. 4.500. Karena sekarang harga sudah naik lagi menjadi USD 80 per barrel pemerintah tidak terima lagi, karena maunya yang menentukan harga adalah NYMEX, bukan bangsa sendiri. Dalam benaknya, pemerintah maunya dinaikkan sampai ekivalen dengan harga minyak mentah USD 80 per barrel, sehingga harga bensin premium menjadi sekitar Rp. 5.660, yaitu: Harga minyak mentah : USD 80 x 10.000 = Rp. 800.000 per barrel. Per liternya Rp. 800.000 : 159 = Rp. 5.031, ditambah dengan biaya-biaya tunai sebesar Rp. 630 = Rp. 5.660 Karena tidak berani, konsumen dipaksa membeli Pertamax yang komponen harga minyak mentahnya sudah sama dengan NYMEX. M : Kalau begitu pemerintah kan kelebihan uang tunai banyak sekali, dikurangi dengan yang harus dipakai untuk mengimpor, karena konsumsi sudah lebih besar dibandingkan dengan produksi. Dj : Memang, tapi rasanya toh masih kelebihan uang tunai yang tidak jelas ke mana perginya. Kaulah Mad yang harus meneliti supaya diangkat menjadi Profesor.
mantap gan!!!:)
BalasHapusUang dari minyak bumi ini memang gratis, tapi itu masuk ke APBN dan dipakai untuk pendidikan, juga dana bagi hasil daerah. Kalau dipakai untuk subsidi BBM, mana buat pendidikannya? Mana buat daerah penghasil minyak?
BalasHapusUUD45 mengatakan bahwa APBN pendidikan minimal 20%. Kalau kurang dari itu, presiden melanggar UUD45 dan bisa dimakzulkan.
Apa ini niat pak Kwik utk menurunkan presiden?
Jangan begitulah
itulah namanya Dajjal........, sudah muncul..., dan mereka(dajjal) akan turun dari tempat2 yg tinggi.....maksudnya menyebarkan fitnah dari tingkatan teratas higga ke bawah), sehingga tidak ada satu orang pun yg lolos dari fitnahnya dajja......, di berbagai bidang mereka kuasai.... apa lagi Ekonomi..., kita mau tidak mau harus mengikuti sistem mereka.....
BalasHapusorang yg mengikuti dajjal akan hidup, dan orang yg menentang dajjal akan mati kelaparan,,,,,..., mungkin inilah salah satu gambaran nyata dang dajjal...., yakni bangsa2 Eropa.., Termasuk Amerika.....
orang keturunan kulit putih.....
Apa betul begitu pak Koswara?
BalasHapusApa sebagian besar bukannya masuk ke perusahaan2 minyak asing seperti Chevron, Exxon, Conoco, dsb sehingga 3 perusahaan itu saja pendapatannya lebih dari Rp 6000 trilyun per tahun di antaranya dari Indonesia. Silahkan baca:
http://money.cnn.com/magazines/fortune/fortune500/2011/full_list
Dgn harga jual Rp 4500/liter (US$ 71/brl) Indonesia sudah untung US$ 56/brl karena biaya produksi hanya US$ 15/brl.
Artinya pemerintah sudah dapat Rp 183 trilyun/tahun.
Dana pendidikan kan tidak melulu harus dari BBM.
Bisa dari pajak yg ada dan juga dengan memperbesar penerimaan minyak dgn cara menasionalisasi perusahaan minyak asing yang ada. Sehingga tidak satu milyar pun yang bocor ke perusahaan asing.
Menaikan harga BBM itu sama saja dengan memiskinkan rakyat Indonesia. Saya paham betul kalau kenaikan harga BBM itu membuat tarif angkot dan harga2 barang kebutuhan rakyat jadi naik. Karena saya mengalaminya.
lhah ..
BalasHapusngawur bin ajaib..
angka US$ 10/barrel ini dapet darimana ?
kalau emang bener jelasin itu angka US$ 10 / barrel dapet darimana ?
jangan lupa hasil tambang itu bukan bensin/premium.. tapi masih minyak mentah.. perlu diolah.. dan gak 100% bisa dikonsumsi..
selain angka US$ 10/brl
angka konsumsi sebesar 740rb bph ini juga dapet darimana ?
Pak Kwiek kan pernah jadi menteri?, kenapa ya gak dulu2 disampaikan.......saya takutnya malah membuat / memancing kerusuhan..BBM tetap naik, kacau balau (keamanan) iya.....
BalasHapus20 persen masuk pendidikan ???
BalasHapusTp biaya sekolah kok masih mahal ya , sampe2 ane gak bisa nglanjutin kuliah
jalan jalan di t4 ane jga rusak parah gak dibenerin
Reblogged this on CORAT-CORET and commented:
BalasHapusIjin Reblog Pak. makasih :)
nasionalis Kwik ngga diragukan, kita memang dikadalin orang asing, Pertamina memang memprihatinkan 'koplak'nya ! ngga mampu 'ngebor' sendiri
BalasHapusngomongnya uangnya di pakai untuk pendidikan,bagi hasil daerah, umum kali kau ngomong,yang jelas entah kemana duitnya masuk...gak jelas...knp kau berpikiran negatif untuk menurunkan presiden ?jangan begitu jg la kau LOL
BalasHapusijin share gan
BalasHapusKetika kepentingan rakyat didahulukan, seharusnya pemerintah bisa berfikir dan bertindak lebih objektif untuk menerima pendapat siapapun. Apabila tdk maka rakyat akan berpikiran buruk bahwa pemerintah menzalimi rakyatnya sendiri. Kalo memang takdirnya harga BBM naik, rakyat mungkin bisa setuju2 saja. Namun setelah membaca dan menyimak tulisan diatas, kenaikan ini jauh dr rasa keadilan, dikarenakan pemerintah yg bodoh tidak paham hitungan diatas atau memang benar2 zalim terhadap rakyat. Yg jelas dihari kiamat nanti setiap kita akan dimintai pertanggung jawaban atas kepemimpinannya.
BalasHapusApa sebagian besar bukannya masuk ke perusahaan2 minyak asing?
BalasHapusTidak. Bagi hasil minyak kita itu 85% buat pemerintah, 15% buat kontraktor (baca: perusahaan2 minyak asing). Dari 85% itu 15.5% buat pemda, 84.5% buat pusat. (UU No.33/2004).
Terus kenapa pendapatan mereka (Chevron, Exxon, Conoco) lebih dari Rp 6000 trilyun per tahun, yang diantaranya dari Indonesia? Karena: 1. pendapatannya ngga dibagi untuk 230 juta orang; 2. jumlah pendapatan yang dikorupsi lebih kecil; 3. selain cek pendapatannya di website yang anda baca, coba lihat beraoa persentase keuntungan yang mereka dapat dari ladang mereka di Indonesia. Saya kira, kalau Rp. 6000 trilyun itu gajah, mungkin hasil dari Indonesia cuma upilnya ya (maaf bahasanya, maksudnya kecil). Ini melambangkan apa? 1. Indonesia tidak lagi berjaya di bidang migas (ingat kita sudah jadi oil importer yang berarti harus beli minyak dengan harga pasar?) 2. Minyak bumi sudah semakin langka, sampai2 Indonesia yang sudah semakin menipis cadangan minyaknya, susah dijangkaunya, tetap jadi primadona. Pertanyaan saya: apa kita semua sudah sadar bahwa minyak bumi semakin langka dan menipis? konsekuensinya harga minyak terus akan naik lho. kalau subsidi diteruskan tanpa ada penyesuaian, akankah ada perubahan perilaku dan muncul kesadaran dari masyarakat untuk menggunakannya secara bijak? apakah ada energi alternatif lain yang menarik untuk dikembangkan di Indonesia dengan harga minyak yang disubsidi?
Saya pikir silakan saja keuntungan dari minyak bumi dipakai untuk subsidi bbm. Tapi jangka panjangnya perlu diperhitungkan: minyak Indonesia makin sedikit, harga minyak dunia makin mahal jadi kita akan beli lebih mahal lagi (karena udah semakin sedikit produksinya), masyarakat tidak mengubah gaya hidupnya karena bbm relatif murah (semakin kaya seseorang, konsumen energi semakin tinggi).
Dana pendidikan tidak harus dari APBN. (Mungkin bisa diperjelas, menurut Anda terus darimana dananya? Dari masyarakat, dari perusahaan (CSR-berarti hanya daerah2 tertentu yang dapat), dari ngutang (hutang negara tetap masuk APBN sih). Pendidikan kita sekarang udah liberal, memang tidak semua dari APBN, masyarakat yang bayar sendiri-sendiri, makanya ada yang putus sekolah karena ngga punya duit. BOS bebasin biaya pendidikan, tapi apa iya bebasin biaya seragam, sepatu, buku, transport, jajan?
Dari Pajak? Wah, kalau uang pajak yang resmi, masuk APBN juga Bung. Uang pajak yang mana yang bung maksud?
Menasionalisasi perusahaan asing? Kalau mau nasionalisasi, kita harus beli bung, bayar konsesinya. Masak kalau bung punya tanah, terus diserobot negara, tidak dikasih ganti rugi?
Menaikkan BBM = memiskinkan masyarakat. Setujuu! Saya setuju sekali. Tapi menunda menaikkan BBM = tidak mendidik masyarakat = menunda bom waktu. Saya juga mengalaminya kok, semua juga. Standar hidup pasti berkurang. Duit yang sekarang bisa dipakai buat ojek, nanti mungkin hanya cukup buat naik angkot sampai jalan besar saja (terpaksa jalan dari sana ke dalam).
Obat itu pahit, tapi bikin sembuh.
dulu pak kwik jadi mentri, ga ada bedanya ama sekarang!
BalasHapustp, baguslah biasanya yang orang luar(non pemerintah) yg slalu semangat buat kontrol pemerintahan, tanp bs berbuat apa2!
dari pada ribut2 ngurusin naik apa gaknya bbm, mendingan tarik semua aset yg dimiliki orang asing (nasionalisasi), trade off, baru benahi ekonomi yg sejalan dengan UUD 1945 yang asli, bukan UUD hasil amandemen (UUD 2001 s/d skrng)
itu kalau semua mau sadar, tahu diri, gak saling memaki, menghujat dan lain lain....
kekayaan alam bangsa ini bukanlah milik siapa2, ini hanyalah titipan Allah SWT, dan harus di pertanggung jawabkan di hadapan Allah SWT, siapa yang mengelolanya
semoga Allah selalu melindungi bangsa ini, dan menjauhkan dari segala marabahaya(bencana) amin ya rabb
bapak hanya berasumsi ato sudah melakukan analisa??? kenyataannya begimana...
BalasHapus[...] dari: http://agusnizami.wordpress.com/2012/03/21/kwik-kian-gie-subsidi-bbm-itu-bohong/ Categories: Blog Taufik [...]
BalasHapusKWIK....
BalasHapusMENJADI PENONTON MMG LEBIH PINTAR DARI PEMAIN.
WAKTU ANDA JADI PEMAIN ,MAJU KAH PEREKONOMIAN INDONESIA ? SEJAHTERAKAH RAKYATNYA ?
KALAU MMG ANDA BERHASIL KENAPA TIDAK DIPAKAI TERUS ?
Bung koswara ini lebih mirip anteknya exxon dari pada rakyat indonesia.
BalasHapusAPBN bukan hanya dari minyak aja Broer! Aku setuju dengan Pak Kwikk! Sby kaga perlu diturunkan, Tar juga lengser sendiri ! Dan Mungkin aku orang yg akan melupakan kalau sby pernak jadi RI1 2x lagi..
BalasHapusSebenarnya
BalasHapusJual beli minyak itu tidak sesimpel si bang kwik diatas perhitungannya..
ada yang namanya biaya lifting (angkat minyak dari perut bumi) dan itu mahal..
ada biaya pengolahan (refinery)
ada biaya untuk pemasaran dan, Pertamina sendiri, sebenarnya melakukan semua kegiatan tersebut..
Mereka melakukan lifting minyak juga..
Kemudian juga melakukan refinery melalui 6 Kilang (refinery Unit yang ada di Dumai, Plaju, Balongan, Cilacap, Makassar)..kemudian dijual ke konsumen melalui Unit Pemasarannya..
Yang dimaksud dengan Impor itu: soalnya, ada beberapa kilang pertamina dimana spesifikasi kilangnya tidak cocok dengan karakter minyak di Indo, makanya harus di Impor, kemudian juga, karena beberapa kilang kapasitasnya gede, maka suplai crude nya tidak mencukupi dari dalam negeri saja..
Soal Kapling2 minyak: emang itu sangat politis,...
soalnya, yang mengelola itu namanya BPMIGAS..dan kalau ada ladang minyak baru, akan dibuka tender..den sekali lagi, bisa aja menjadi politis,,,siapa pemenangnya..
BTW flash back saja Jaman Megawati saja BBM naik 2x dan salah satu politisi PDIP bpk Kwik yang menduduki posisi menteri .... apa bedanya dengan sekarang ??
om kwik,.....jika kita bertanya apa yg terjadi dengan bangsa ini,...maka pertanyaannya adalah siapa yg salah????
BalasHapussebenarnya ini salah rakyat sendiri,..karena salah memilih pemimpin2 negeri ini,..yg hampir seluruhnya korup,..........
demokrasi negeri ini,....identik dengan uang,.
rakyat seharusnya berpikir apabila ada pemimpin yg berani menghamburkan uang untuk sebuah posisi pasti akan berpikir
bagaimana cara mengambil kembali investasi yg mereka keluarkan..yg ujung2nya korup,..
negera kita negara kaya,...salah satu penghasil minyak dunia,dan harga minyak kita untuk konsumsi negara sendiri mengikuti harga pasaran dunia,.....dengan alasan untuk kesejahteraan,untuk pendidikan dsb
memalukan berbicara tentang kesejahteraan rakyat sementara rakyat menangis,..karena kebutuhan hidup mereka makin tidak terpenuhi,mereka kelaparan,mereka sakit dan pemimpin2 yg mengatasnamakan rakyat entah dmana,...
kenaikan BBM bukan solusi saat ini pak,...sederhana saja kita berpikir,pengguna BBM banyak rakyat kecil,transport untuk kebutuhan pangan,prod perusahaan yg dbutuhkan rakyat sehari2 dengan kenaikan harga BBM akan berdampak harga2 kebutuhan hidup meningkat,..
jika kita berbicara angka Rp1000 kecil pak,...dan hampir semua kebutuhan mangalami kenaikan signifikan min Rp1000,..setiap hari ada min 30 kebutuhan yg dibeli masyarakat 1000x30=30.000/hari,sebulan 30.000x30hr= 900.000,....gila bener,...kenaikan hampir sama nilainya dengan UMR
buat pemimpin2 negara ini,.....malu dong sama diri,malu sama rakyat,malu sama TUHAN pak,.....
kalian tidak mensejahterakan,..kalian menghancurkan bangsa ini
saya meminta kalian berpikir,......sebelum adzab ALLAH.SWT menghampiri negara ini
Angka2 yang dinyatakan Kwik Kian Gie seperti biaya produksi BBM US$ 10/brl (saya naikkan jadi US$ 15/brl) dan harga jual Rp 4500/liter = US$ 71/brl (1 brl=159 liter) itu berdasarkan kenyataan.
BalasHapusDi AS komponen/rincian biaya produksi BBM dijelaskan secara transparan ke publik. Anda bisa melihatnya di:
www.eia.gov Energy Information Administration - EIA - Official Energy Statistics
Tahun 2000-an harga jual minyak Internasiona (termasuk keuntungannya) sudah US$ 20. Jadi apa yang dipaparkan KKG justru membantu kita memahami berapa biaya produksi BBM sesungguhnya, harga jualnya, dan keuntungan yang sebenarnya didapat pemerintah.
Di Indonesia itu Neolib yg berkuasa. Mereka bekerja untuk kepentingan perusahaan2 AS. Bukan Indonesia.
BalasHapusSaat KKG jadi menteri, yang berkuasa memegang kendali ekonomi adalah Laksamana Soekardi yg menjabat sbg Meneg BUMN yang banyak menjual BUMN2 negara.
Ini ada 1 tulisan:
Kwik sangat menentang penjualan BUMN strategsi yang dilancarkan oleh eks Men. BUMN Laksamana Sukardi bersama Kabinet Megawati (kecuali Kwik dan hanya beberapa menteri lain).
http://nusantaranews.wordpress.com/2009/01/31/biografi-kwik-kian-gie-ekonom-tionghoa-yang-nasionalis/
Bahkan rumah KKG sampai diteror massa Laksamana Soekardi karena menuduh Laksamana sbg penjual aset negara:
Rumah Kwik Kian Gie Disatroni Massa Laksamana Sukardi
Mereka menuntut pertanggungjawaban Kwik atas pernyataannya pada acara Today's Dialoge yang diselenggarakan Metro TV kemarin malam. Pada acara itu, Kwik menuduh Laksamana Sukardi sebagai menteri penjual aset-aset milik Negara.
http://www.metrotvnews.com/read/newsvideo/2008/05/14/59025/-Rumah-Kwik-Kian-Gie-Disatroni-Massa-Laksamana-Sukardi-/119
Mas Albert Einstein,
BalasHapusUS$ 10/brl itu adalah total biaya produksi BBM mulai dari lifting, pengilangan, dan distribusi hingga sampai SPBU. Di sini saya naikkan jadi US$ 15/brl.
Kalau menurut anda keliru, coba jelaskan angkanya menurut perhitungan anda.
Kaum Neolib selalu bilang mahal, tapi mereka tak bisa menyebut angka sebenarnya karena sebetulnya biayanya memang seperti yang disebut oleh KKG.
Ini data komponen biaya dari website pemerintah AS:
http://www.eia.gov/petroleum/gasdiesel
Di situ dijelaskan biaya minyak mentah 72% dari harga jual, pengilangan 12%, Distribusi dan Pemasaran 5%, Pajak 11%.
Jadi komponen terbesar itu adalah biaya lifting yang sebetulnya cuma sekitar US$ 5/brl (bahkan menurut Ketua BP Migas cuma US$ 1/brl).
Masalah Kilang Pertamina tidak cocok spesifikasinya untuk MINYAK INDONESIA itu omong kosong.
Kalau tidak cocok, bikin/beli saja kilang minyak yang cocok. Gampang kan?
Kok justru Singapura yang punya Kilang Minyak yg cocok untuk Minyak Indonesia padahal mereka justru tidak punya minyak? Itu aneh. Penipuan.
Dgn cara menjual minyak mentah ke Singapura dan beli BBM dari Singapura, para Mafia Minyak mendapat keuntungan besar dari komisi , keuntungan harga jual, dan sewa tanker. Ketimbang menaikan harga BBM, harusnya ini yang dibenahi. Bangun kilang minyak sendiri.
Pak Nizami, sekedar berbagi informasi...
BalasHapusKerjasama dengan perusahaan minyak asing menggunakan prinsip bagi hasil.Pemerintah sebagai pemilik lahan dapat 85% dan perusahaan asing sebagai pekerja dapat upah 15% dari produksi. Bagaimana menurut Pak Nizami, apakah bagi hasil ini cukup adil? Atau bagian pemerintah ditambah lagi misalnya jadi 95%? Bisa saja, namun perusahaan asing itu gak mau kerja lagi. Terus pertanyaannya, kenapa kita butuh perusahaan asing? Kan ada pertamina....
Admin: Kepanjangan sisanya dihapus soalnya menghabiskan tempat dan juga bikin berat website.
Mas Rei, jika benar operator hanya dapat 15% itu tidak masalah.
BalasHapusNamun selama ini tidak ada negara yang minyaknya dikuasai perusahaan minyak asing itu yang makmur. Contohnya adalah Indonesia dan Nigeria.
Ini karena bisa jadi produksi minyak sebenarnya adalah 4 juta bph, mereka mengaku cuma 1 juta bph. Menkeu Agus Martowardoyo pernah menyatakan bagaimana jumlah hasil tambang yg dilaporkan oleh perusahaan tambang asing di Indonesia ternyata cuma 1/4 dari data impor hasil tambang Indonesia dari beberapa negara.
Kalau harga minyak tidak berubah atau sekedar mengambil keuntungan secukupnya tak masalah.
Ini perusahaan2 asing tsb mendikte agar harga BBM dinaikan dari Rp 4500/ltr (US$ 71/brl) jadi Rp 6000. Itu memiskinkan rakyat.
Tidak ada negara yg minyaknya dikuasai perusahaan asing makmur.
Nasionalisasi perusahaan minyak asing yg ada di Indonesia adalah solusinya agar rakyat Indonesia tidak miskin dan melarat.
Arab Saudi, Iran, Venezuela, Norwegia, dsb menasionalisasi dan mengelola minyak mereka sendiri. mereka juga makmur.
Tahun 1970-an Arab Saudi juga miskin saat minyaknya dikuasai perusahaan AS, Aramco. Namun setelah Raja Faisal menasionalisasinya tahun 1974, penerimaan minyak mereka jadi berlipat ganda. Mereka punya banyak uang untuk membangun dan memakmurkan rakyatnya.
Anda bisa lihat bagaimana Masjidil Haram saat Arab Saudi masih miskin yang mirip pasar tradisional dengan Masjidil Haram sekarang yang megah berlapis emas:
http://infoindonesia.wordpress.com/2009/06/30/selama-kekayaan-alam-dirampok-asing-indonesia-akan-terus-miskin
Itulah manfaatnya Nasionaliasi. Kita semua bisa makmur. Bukan cuma segelintir orang saja.
Mudah2an kita bisa begitu.
Jadi 4.500-630=3.870 masuk kemana uangnya? Kalo nggak salah dineraca apbn nggak ada pendapatan dari hasil jual bensin......?#*-_,!:; tolong prof jelasin.
BalasHapussaya seorang pelajar yg sempat gagal dunia pendidikan, karna setiap kali orang yg ingin menjatuhkan saya adalah seorang guru, saya rasa cukup dengan basa basi saya
BalasHapusjadi gini pak kwik, pertama saya akan tnya tentang harga air pda zaman nabi, apakah nabi sempat membuat kritikan sebelum beliau bergerak dan memberikan bukti?, kalo saya pikir itu tidak, jadi mungkin itu yg harus anda lakukan!
kalo masalah perhitungan dengan analisa dan mencari celah keuntungan anda, saya buat perhitungan bila ada 2 orang dengan pendidikan yang berbeda mendengar kritikan yg anda smpaikan, maka tidak menutup kemungkinan bila pada telinga orang ke 3 adalah kata "turunkan presiden" sebagai pengambilan kesimpulan, bukan begitu pak kwik?
saya tidak mengerti banyak tentang dunia internasional, tapi saya sendiri tau bagaimana cara menghasut orang lain*, jadi kalo anda mungkin punya perhitungan yg menurut anda benar KENAPA anda tidak bergerak sekarang?? kalo mungkin anda mendapat rekomendasi dari pemerintah, tidak menutup kemungkinan jika nanti rakyat indonesia akan ada dalam naungan anda dibawah tanda kutip "pembodohan publik" hahahahaaa
sudah lah pak, bila itu sudah menjadi kewenangan pemerintah, biarlah mereka yang mengurusnya, kita sebagai masyarakat menerima keputusan yg dibuat, toh kalopun itu kita menjadi rakyat yg didzolimi mereka sendiri yang seharusnya bertanggung jawab
BBM mau naik mau turun jg akan tetap kere bila kita tidak memanfaatkan peluang dan kesempatan yang ada didepan kita, kalopun benar menjadi naik tidak harus menjadikan kita orang yg fakir terhadap pemikiran
terima kasih..
jadi kalau subsidi BBM itu bohong bohongan berarti selama ini pemerintah bohong dong!....jadi kalau bohong dosa ya...jadi selama SBY + Demorat +PKS + GOLKAR dan partai koalisi pemerintah selama ini memback ip kebohongan........ jadi apa gunanya AGAMA!.....
BalasHapusAda yg orang minyak tdk dari antara yg komen ini ? Minyak itu kan tidak hanya tinggal dilifting... Itu harus dicari dulu, di Eksplorasi. Itu mahal luar biasa dan beresiko tinggi. Kalau yang dihitung itu hanya mulai harga lifting dst... itu sama saja dgn menghitung harga software dari biaya duplikasi cd nya... tanpa menghitung biaya pengmbangan software tsb... Nggak fair dong. Ada yang namanya cadangan/reserve minyak yg harus dimaintain... Bukan cuma sedot aja gak habis2 sampai kiamat
BalasHapusharusnya di pangkaskan itu biaya pegawai negri sipil......menumpuknya pns.......membengkaknya anggaran....udah gaji gede,tunjangan gede,tunjangan tetek bengek....masih KORUPSI LAGI.....kok malah ngorbanin rakyat kecil.......APAKAN DANA ALOKASI BUAT PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN LAIN TEPAT SASARANN,,>???? MALAH TIKUS-TIUKUS BANGSAAATTT
BalasHapusTrus baiknya gimana pak Agus Nizami?
BalasHapusMungkinkan presiden menaikkan harga minyak tujuan untuk beli pesawat kepresidenan ???. usaha pemerintah yang bagus itu bukan menaikan haga bbm tetapi berusaha menurunkan dolar....
BalasHapus@warsito : jgn buru2 bos, om kwik ga kepake karena apa dulu, apa karena idealis? independen? skeptis? frontal? radikal? (opininya)
BalasHapussetau sy kalo yg kepake tu org2 yg se-hati, kalo dah maen hati biasanya rasio nya dijual om...
wkwkwkwkwk...
*intermezzo, think the other side, dont judge the book by its cover...mareeeee...
**kalo ga terima, coba anda jadi pemaen....pemaen sepakbola juga boleh, yg nonton kan biasanya yg rame :D
pemerintah indonesia seneng ngebodohin rakyat'y,,
BalasHapusSya rasa bener pak kwik, indonesia khan gudang minyak knp kita mesti pusing mikirin minyak mahal? Itu khan salah pemerintah yg korup , bodoh, knp tega ngejual aset bangsanya sendiri!! Uda usir aja investor2 asing itu.
BalasHapusKKG lupa atau pura-pura lupa, syarat Indonesia bisa mengatur harga minyak untuk domestik adalah punya kekuatan besar mengendalikan pasar domestik. Apakah itu mengelola tambangnya, mengatur distribusinya, mengawasi pemakaian, hingga penegakan hukum. Bila kemampuan itu lemah atau bahkan tidak ada, janganlah bermimpi harga minya domestik bisa diatur-atur rendah. Coba lihat fakta, dengan harga Rp 4500 sekarang, berapa banyak minyak yang lari ke luar negeri? Siapa pelakunya? Mereka-mereka juga yang dekat dengan bisnis perminyakan.
BalasHapusKenapa kalau minyak menolak harga pasar, tapi harga komoditas lain (cpo, batubara, emas, tembaga, baja, gas, kapas, dst) mengikuti mekanisme pasar ? Indonesia salah satu negara penghasil emas, kenapa harga buat domestik sama dengan internasional? Kenapa tidak Rp 100rb/gram saja? Kenapa sawit kita ikut naik ketika harga minyak naik? Apalagi sekarang, wuihhh..., petani sawit untung besar bung. Kenapa sih gak pakai harga murah saja untuk domestik.
Jadi KKG itu merasa pintar, tapi sebenarnya dia naif. Berpikirnya hanya sepotong-sepotong, sempit, dan mengabaikan fakta yang bertentangan. Kalau Indonesia sesempit Brunei, gampang mengawasi peredaran minyak, buat saja pagar sekeliling negeri. Tapi Indonesia luas sekali, orangnya buanyak, yang mentalnya juga cenderung korup. Bila tidak mampu melawan pasar, ikuti saja pasar. Dalam istilah bursa saham, "market always right". Bila tidak mampu menjadi bandar, jangan ngomel-ngomel sebagai pecundang. Ini konyol sekali.
untuk pak kwik...bisa tidak pemerintah mengambil alih semua aset sumber daya alam kita dr pihak asing.,seprti yg sedang terjadi di negara bolivia..,dulu negara argentina jg sama seperti negara indonesia bahkan mungkin negara itu hampir bs dijual..,tetapi dengan permohonan pengambil alihan semua sumber daya dan fasilitas milik negara argentina.,dengan ketentuan bahwa negara tidak bisa lg membayar hutang2 yg melilit di argentina.,karna negara ini sudah miskin dan sudah di kuasai oleh kapitalis....
BalasHapussubsidi bbm adalah tindakan paling tidak produktif.. 1. indonesia adalah net importir minyak, tidak bisa mengendalikan harga minyak didlm negeri.. banyak negara sudah meninggalkan subsidi minyak.. 2. ilustrasi seperti ini, jika wajib pajak yg berpenghasilan 5 juta perbulan, maka ia akan kena pajak 3 juta setahun, kalo dia mengisi premium bersubsidi dan tersubsidi 100 ribu per minggu, makan dia telah menggunakan 4,8 juta pertahun? efektifkah?? 3. bahan bakar minyak adalah bahan bakar tidak bisa diperbaharui, masa harganya sama dengan minuman botol? apakah kita tidak merusak bumi ciptaan Allah SWT dengan menjadi konsumtif bahan bakar, ingat cadangan minyak kita tinggal sedikit, tinggal 60 tahun.. apkah kita mendzolimi bumi ini? sudah saatnya tidak take fossil fuel for granted, jika negara2 lain sudah melakukan ini demi menyelamatkan bangsanya, apakah mahasiswa indonesia terlalu bodoh utk berpikir?
BalasHapuscoba bayangin penerimaan sektor migas di bikin sekolah ?? brp sekolah yg bs di buat,,di belikan alutista ..ga kebayang kuatnya tentara kita !!
BalasHapusini uang sgtu bnyk cma jadi asep ga penting!! coba yang di subsidi itu sektor industri kecil..psti ukm kita maju .. dgn ukm maju bnyk menyedot tenaga kerja dan meningkatkan pendapatan negara !!
berpikirlah maju bung ... dunia ini dinamis bukan statis
seharusnya pak kwik jadi mentri yang memegang kebijakan strategis yang memegang peranan power full dalam mengintegrasikan dan mengsinergikan pengelolaan perekonomian indonesia, tapi tentunya harus di bawah presiden yang pro-rakyat ya kira2 kaya presiden iran (m.ahmad Ahmadinejad), udah pasti indonesia akan sejahtara rakyatnya..akuilah bahwa neolib merasuki dan mengkontaminasi fikiran2 pemimpin bangsa kita, yang rela mengorbankan hak2 warganya..
BalasHapusbang koswara..kenapa anda berfikir bgtu, rakyat sudah paham ko, cuma sudah lelah kalo untuk terus demo dan demo..
Apakah DPR demikian bodohnya untuk tidak mengetahui itung itungan seperti diatas ???
BalasHapusDari dulu ada subsidi BBM dan disetujui DPR.
Sebagian besar minyak Indonesia di ekspor (karena harganya tinggi fraksi oli dan tarnya kecil) dan Indonesia mengimpor minyak mentah dari Timur Tengah (lebih murah dari minyak Indonesia dan ada hasil samping oli dan tar) dan mengimpor BBM.
Ini butuh neraca juga.
Neraca jangan uang saja - juga neraca masa -berapa banyak dari 100 BBL minyak mentah jadi BBM.
Yang dibutuhkan adalah Neraca Energi Minyak yang tuntas dan lengkap dan ini yang harus di undang undang kan.
biar imbang dan jadi pengetahuan
BalasHapushttp://www.tempo.co/read/news/2012/03/26/087392456/Hitungan-Pendapatan-Minyak-Versi-BP-Migas
Maaf terlalu panjang tulisan pak Rei jadi diambil intinya:
BalasHapusRei:
Mengenai manipulasi data produksi yang sebenarnya 4 juta bph tapi diakui hanya 1 juta bph, terus terang saya baru tahu masalah ini. Namun terus terang saya juga meragukan kebenarannya karena pertama alat meter fiskal yang digunakan utk mengukur produksi di titik penyerahan disegel oleh pemerintah dan secara berkala selalu diinspeksi. Jika ada kebocoran paling mungkin terjadi sebelum metering. Namun pemerintah melalui BPMIGAS juga tidak bodoh, ada kontrol terhadap potensial (potensi produksi di bawah tanah) dibandingkan dengan produksi real (berdasarkan data metering). Selisihnya dapat dijelaskan karena adanya flaring dan untuk fuel alat2 proses.
===
Jawab:
Dengan dikuasainya minyak oleh asing, sulit bagi kita mengontrolnya.
Belum lagi Indonesia ini dikenal sebagai negara terkorup di dunia. Apa iya BP Migas yg memeriksanya 100% bersih?
Perusahaan minyak asing sendiri tidak 100% jujur.
Contohnya Exxon mengklaim asetnya di Venezuela US$ 12 milyar. Setelah ditaksir Lembaga Arbitrase Internasional ternyata hanya US$ 907 juta saja. Markup sampai 12 x lebih!:
http://internasional.kompas.com/read/2012/01/04/07205958/Venezuela.Menang.Lawan.ExxonMobil
Nasionalisasi adalah kuncinya.
Thanks for KKG , orang yang peduli pada bangsanya sendiri walaupun bapak orang Keturunan , andaikan dikau jadi presidepastilah rakyat makmur .........negara tidak hancur oleh oknum yang rakus ...............................
BalasHapusDi situ BP Migas menghitung harga minyak mentah US$ 105/brl. Padahal Kepala BP Migas Kardaya Warnika di Kompas, Rabu, 24 Januari 2007 menyatakan biaya produksi minyak hanya US$ 1/brl. Sementara di Malaysia US$ 3,7/brl.
BalasHapusJadi harga yg dipakai BP Migas US$ 105 adalah harga New York:
http://infoindonesia.wordpress.com/2008/05/12/download-file-presentasi-tak-ada-subsidi-bbm-gratis/
Kemudian Rudi menambahkan, produksi minyak Indonesia saat ini 900 ribu barel per hari. Dari angka itu, negara hanya kebagian 600 ribu barel per hari. Angka bagi hasil 1/3 buat operator apa tidak terlalu besar? Jika harga minyak US$ 100, berarti operator dapat US$ 33/brl. Sementara biaya produksi minyak taruhlah sebesar US$ 5/brl.
Perusahaan asing dapat Rp 100 trilyun lebih/tahun dari Indonesia.
Jadi harusnya perusahaan minyak asing di Indonesia dinasionalisasi saja seperti di Venezuela. Meski Exxon mengklaim US$ 12 milyar untuk asetnya, ternyata setelah ditaksir lembaga internasional aset yg harus dibayar Venezuela hanya US$ 907 juta saja. Dgn produksi Indonesia, 11 hari juga sudah terbayar!
Produksi minyak Indonesia 900 ribu bph. Konsumsi BBM "Subsidi" hanya 740 ribu bph karena sisanya dijual sebagai BBM non subsidi Pertamax yg harganya nyaris Rp 10.000/ltr (US$ 159/brl). Jadi harusnya Indonesia itu untung. Kalau pemerintah cuma kebagian 600 ribu bph dan 300 ribu bph ditilep perusahaan minyak asing, nah Nasionalisasi kuncinya.
coba kalian pikir baik2 jika harga barang yang tidak dpt diperbaharui hanya didasarkan oleh faktor produksi, maka habislah resource tersebut.. ada faktor lain supply demand dunia yang membuat keseimbangan cadangan minyak.. coba anda pikir Indonesia itu susah ditemukan minyak yang bisa dipakai dan dapat ditambang, untuk explorasi butuh berkali2 kegagalan.. coba kalo harga produksi saja yang dihitung, bisa habis seketika minyak diseluruh dunia..
BalasHapuscontoh lain adalah emas, brp harga produksi emas vs harga jual emas (kenapa bisa beda?? krn itu adalah bahan tambang yang langka)
plz use your brain.. jangan mau dibohongi oleh kepentingan pribadi kwik
contoh lain, faktor produksi untuk menghasilkan satu pak kwik didunia ini mungkin tidak sebesar harga untuk memakai jasa pak kwik...
anda semua sudah mendzolimi bumi, minyak itu bukan tidak bisa habis...
coba kalian pikir baik2 jika harga barang yang tidak dpt diperbaharui hanya didasarkan oleh faktor produksi, maka habislah resource tersebut.. ada faktor lain supply demand dunia yang membuat keseimbangan cadangan minyak.. coba anda pikir Indonesia itu susah ditemukan minyak yang bisa dipakai dan dapat ditambang, untuk explorasi butuh berkali2 kegagalan.. coba kalo harga produksi saja yang dihitung, bisa habis seketika minyak diseluruh dunia..
BalasHapuscontoh lain adalah emas, brp harga produksi emas vs harga jual emas (kenapa bisa beda?? krn itu adalah bahan tambang yang langka)
plz use your brain.. jangan mau dibohongi oleh kepentingan pribadi kwik
contoh lain, faktor produksi untuk menghasilkan satu pak kwik didunia ini mungkin tidak sebesar harga untuk memakai jasa pak kwik…
anda semua sudah mendzolimi bumi, minyak itu bukan tidak bisa habis…
Tidak perlu membayangkan lagi pak Taufik.
BalasHapusBBM belum naik saja harga sembako sudah naik.
Harga minyak di zaman SBY sudah berulang-kali naik. Dari Rp 1000/ltr jadi Rp 4.500/ltr. 4,5x lipat lebih. Toh sekolah tetap banyak yg mau roboh, alutsista juga begitu2 saja.
Jadi kita tidak perlu membayangkan hasilnya kalau harga minyak dinaikan sekitar 0,3x lipat...:)
Dgn menaikan harga BBM, justru tarif angkutan umum/distribusi dan juga harga2 sembako akan meningkat. Kemiskinan dan Kejahatan akan meningkat.
Akan makin banyak perusahaan yg bangkrut dan pengangguran merajalela.
Harusnya dinasionalisasi saja perusahaan minyak asing itu sehingga Rp 100 trilyun lebih/tahun yg selama ini dinikmati perusahaan asing, bisa dinikmati rakyat Indonesia.
Coba baca data di atas mas. Subsidi itu kalau pemerintah harus nombok, misalnya biaya produksi minyak US$ 100/brl kemudian dijual US$ 71/brl. Rugi/Subsidi US$ 29/brl.
BalasHapusKenyataannya kan biaya produksi minyak paling banter US$ 15/brl dan dijual US$ 79/brl (Rp 4500/ltr). Nah itu pemerintah untung apa mensubsidi?
Kenaikan harga BBM akan memiskinkan rakyat. Kejahatan juga akan meningkat.
Harusnya, perusahaan minyak asing di Indonesia dinasionalisasi seperti di Venezuela:
http://internasional.kompas.com/read/2012/01/04/07205958/Venezuela.Menang.Lawan.ExxonMobil
Mas Oguds, emas itu bukan sembako atau kebutuhan rakyat. Mau emas harganya US$ 1000/gram rakyat kecil tidak mengalami masalah.
BalasHapusTapi BBM itu adalah kebutuhan rakyat. Para sopir bis/angkot perlu BBM. Kalau harga BBM naik, tarif angkot juga naik hingga penumpangnya yg golongan menengah kebawah kena imbasnya. Saat harga BBM naik jadi Rp 6000/ltr, saya mengalami kenaikan tarif bis dari Rp 1000 jadi Rp 2500.
Harga2 sembako juga naik sebab diangkut dari desa ke kota dgn truk yg pakai BBM.
Jadi tolong pikirkan rakyat mas.
Jangan pikirkan perusahaan minyak asing.
Nasionalisasi perusahaan minyak asing di Indonesia hingga harga minyak di Indonesia bisa murah seperti di Venezuela yg hanya Rp 450/ltr atau di Arab Saudi yg Rp 1700/ltr.
http://internasional.kompas.com/read/2012/01/04/07205958/Venezuela.Menang.Lawan.ExxonMobil
itu kalo asumsi anda kita punya harga minyak sendiri (atau hanya mematok faktor produksi).. gak bisa gitu mas.... saya bukan orang minyak saja mengerti.. minyak didunia ini mau habis.. subsidi mendorong pemborosan (tadi lihat innova isi premium)... dan ini dilaknat Allah SWT..
BalasHapusPak Nizami memotong komen saya sehingga banyak kehilangan point-nya :-). Sekarang saya tanggapin satu saja Pak, biar singkat.. :-)
BalasHapusTentang nasionalisasi migas di Indonesia... seperti yang sudah saya tulis sebelumnya namun dipotong... apanya yang mau dinasionalisasi, lha wong semua fasilitas migas itu saat ini statusnya milik negara.... perusahaan migas baik asing maupun nasional hanya pekerja/operator yang dapat upah atas kerja mereka sebesar 15% dari produksi minyak itu....
Komoditas lain juga bahan pokok. Lihat contoh saya di atas: gas, batubara, cpo. Batubara untuk pembangkit listrik, gas bahan bakar utama rumah tangga, minyak goreng untuk masak, dst. Saya hanya mau bilang, mekanisme pasar jangan dilawan. Apalagi politik minyak, di mana Indonesia cuma menghasilkan seujung kuku minyak dunia.
BalasHapusBegini mas, umumnya kendaraan yg mendistribusikan semua sembako seperti beras, lauk, sayur, dsb itu pakai BBM. Minyak. Bukan gas, batubara, atau CPO. Jadi kenaikan harga BBM/Minyak itu akan mengakibatkan kenaikan harga2 barang lainnya.
BalasHapusOleh karena itulah harusnya pemerintah jgn menjual minyak dgn harga Internasional kepada rakyatnya. Kasihan rakyatnya.
Kalau biaya produksi cuma US$ 15/brl, kan dijual US$ 71/brl pemerintah sudah untung banyak?
Ngapain harus serakah dgn menaikan harga ke US$ 100 atau lebih?
Kalau mau beres masalah ini: Nasionalisasi Perusahaan Minyak Asing seperti di Venezuela:
http://internasional.kompas.com/read/2012/01/04/07205958/Venezuela.Menang.Lawan.ExxonMobil
Mas Rei, Arab Saudi mengelola sendiri minyak mereka via BUMN mereka: SAUDI ARAMCO.
BalasHapusVenezuela juga begitu. Mengelola sendiri minyak mereka tanpa keterlibatan perusahaan AS seperti Chevron dan Exxon. Itulah yg namanya NASIONALISASI.
Keliru jika anda mengira perusahaan minyak asing itu cuma dapat 15%. Ada berbagai biaya seperti Cost Recovery, dsb sehingga dari 900 ribu bph produksi minyak Indonesia, yg 300 ribu bph itu diambil asing. Artinya mereka dapat 33% atau lebih dari Rp 100 trilyun/tahun.
Itu juga jika jumlah produksi yg mereka laporkan itu benar. Bisa jadi hasil produksi minyak kita lebih besar. Ini bagaimana perusahaan tambang asing cuma melaporkan 1/4 hasil tambangnya:
Menteri Keuangan Agus Martowardojo: saat ini pemerintah mensinyalir adanya indikasi ekspor ilegal. Dalam catatannya, di salah satu industri pertambangan, dalam satu tahun Indonesia hanya bisa ekspor 5 juta ton pada sebuah kawasan. "Ternyata di luar, impor dari Indonesia mineral itu 20 juta ton per tahun. Kan sayang sekali itu, kalau yang tercatat ekspor 5 juta ton tetapi jumlah yang diimpor dari Indonesia sampai 20 juta ton, artinya jadi ekspor ilegal dong," tambahnya.
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2011/04/22/10264265/Ini.Alasan.Pemerintah.Beli.Saham.Newmont
Ibaratnya anda punya pompa air.Anda tidak bisa bikin pompa air, anda beli pompa tsb di toko.
Anda juga tidak bisa memasangnya, anda minta teknisi untuk memasangnya sehingga begitu anda nyalakan, air mengalir di rumah anda. Tidak perlu tukang pompanya tinggal di rumah anda seumur hidup "mengoperasikan" pompa air anda. Anda sendiri bisa mengelolanya. Kalau ada masalah, baru panggil teknisi.
Nah pertambangan minyak/pompa minyak juga begitu. Mungkin lebih canggih. Tapi kita punya ahli perminyakan dari S1 hingga S3. Indonesia bisa mengelola teknologi canggih abad 20 seperti Reaktor Nuklir, Pesawat Terbang, Komputer, dsb. Nah teknologi minyak itu adalah teknologi yg sudah ada di tahun 1800-an. Jadi sebetulnya kita bisa mengelola sendiri.
Pak Nizami coba dalami tipe minyak apa yang ada di Indonesia, tipe minyak itu ada beberapa:
BalasHapus1. Minyak mentah sesuai standar dan bisa diambil
2. Minyak mentah sesuai standar dan susah diambil (membutuhkan kompleksitas tinggi disisi teknologi)
3. Minyak mentah tdk sesuai standar dan bisa diambil
4. Minyak mentah tdk sesuai standar dan tidak bisa/susah diambil
Minyak Indonesia yang masuk kategori 1 itu sudah di explore sekarang dan cadangannya sudah tipis.. sedangkan yang masih banyak adalah yang 2,3,4.. untuk menghasilkan site minyak baru butuh berkali2 explorasi.. untuk melakukan ini jika tidak ada dana ya tdk bisa (dan kebetulan banyak megang teknologinya adalah asing). jadi tidak sesimple hitungan dagang nasi uduknya pak kwik (gw yakin dia pinter tapi sayangnya ada kepentingan lain)..
jika minyak tipe 1 itu dipaksa untuk dihargai rendah dengan mendukung pemborosan minyak dengan cara subsidi.. maka cilakalah umat manusia..
dalam pembahasan Islamic price control terdapat pembahasan seperti ini
"Followers of Imam Shafi'i and Imam Ibn Hanbal oppose price control in the
market. They are of the view that the social authority has no right to fix prices for two
reasons: abundance and scarcity of goods upon which cheapness and dearness depend are divine phenomena; and, if price rise resulted from natural causes, then price
fixation is an act of injustice on the sellers."
Hadis mengatakan "In a way the control of price may give rise to price rise. The traders from
outside will not bring their goods in a place where they would be forced
to sell them at a price against their wish. The local traders would hide
the goods instead of selling. People would get less than their need, so
they would offer a higher price to obtain the goods. Both parties (sellers
and buyers) would lose; the sellers because they were prevented from
selling their goods, and the buyers because they were prevented from
fulfilling their needs. So this act will be termed as forbidden (Ibn
Qudamah, 1374:44-5)."
jika kalau price control ini malah menaikkan harga pasar (karena kelangkaan misalnya).. maka itu dilarang
Mas, kalau Singapura bisa punya kilang minyak yg mengilang minyak Indonesia, Indonesia juga bisa.
BalasHapusNamanya teknologi itu zaman sekarang bisa dibeli.
Indonesia bisa punya pesawat terbang, komputer, bahkan reaktor nuklir.
Arab Saudi, Venezuela, Iran, dsb bisa mengoperasikan sendiri sumur minyak mau pun pengilangan minyak mereka.
Masalahnya Mafia Minyak itulah penyebabnya sehingga timbul hal aneh seperti Indonesia ekspor minyak mentah ke Singapura kemudian beli BBM yg sudah dikilang dari Singapura.
Mafia minyak dapat uang banyak dari komisi penjualan dan juga sewa tanker.
Lagi pula jangan campur adukkan masalah tambang/hasil kekayaan alam yg sebenarnya milik bersama dgn barang2 lain yg diolah/dikelola pribadi seperti pertanian.
Untuk hasil tambang atau kekayaan alam seperti air/minyak itu milik bersama. Bukan milik pemerintah/perusahaan asing. Tapi milik rakyat semua.
Jadi haram pemerintah menjualnya dgn harga pasar.
Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Aliran air lebih tidak boleh ditahan untuk mencegah pengairan rerumputan. (Shahih Muslim No.2927)
Faktor Produksi Penting seperti air, padang rumput, dan api (energi) menurut Islam adalah milik ummat Islam bersama. Bukan justru diserahkan untuk dimonopoli oleh orang-orang kafir harbi atau dimonopoli segelintir pengusaha.
Kaum muslimin berserikat (memiliki bersama) dalam tiga hal, yaitu air, rerumputan (di padang rumput yang tidak bertuan), dan api (migas/energi). (HR. Ahmad dan Abu Daud)
Para pendiri bangsa Indonesia menyadari pentingnya hal itu sehingga merumuskan UUD 45 yang sejalan dengan hadits di atas:
Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat UUD 45 Pasal 33 ayat 3
http://media-islam.or.id/2009/03/31/sistem-ekonomi-islam-yang-pro-rakyat
mas,,, mencari minyak itu tdk mudah.. butuh modal besar... mas pikir berapa banyak eksplorasi yang harus dilakukan..
BalasHapuscoba jawab pertanyaan dibwh ini
1. apakah pantas harga air = harga minyak?
mengingat minyak ini sudah langka.. sooner or later kita harus siap.. sama lah dengan bahan tambang yang lain, jika sudah diproduksi memang murah... tapi untuk eksplorasi yang baru ini mahal...
didunia ini banyak minyak, tapi masi tidak bisa diambil.. makanya harganya menjadi terdongkrak naik...
2. Apakah dalil dari Islam mengenai pemborosan minyak sekarang?
3. Apakah mas bisa dipertanggungjawabkan (secara agama) jika menolak kenaikkan ini dan berdampak buruk bagi masyarakat, bangsa, agama, umat manusia kedepannya?
4. Seyakin apa mas bahwa yang menikmati subsidi ini adalah rakyat tidak mampu? Apakah mas mau mempertanggungjawabkan dihadapan Allah?
Mas. Kalau boros tidak boleh, kenapa pemerintah membiarkan perusahaan minyak asing mengekspor 400 ribu bph minyak Indonesia ke luar negeri?
BalasHapusItu namanya membuang2 minyak.
Kenapa pemerintah membangun Pembangkit Listrik bertenaga minyak? Bukan PLTA seperti Jatiluhur, Cirata, dan Kedung Ombo yg memakai aliran air bendungan sebagai sumber listriknya?
Yg jelas kenaikan harga BBM akan membuat tarif angkot dan harga2 barang lain semakin mahal.
Rakyat Indonesia akan semakin menderita.
Indonesia memproduksi 900 ribu bph.
Sementara BBM "Subsidi" yg dijual Rp 4500/liter itu menurut Pertamnia hanya 42 juta kilo liter:
http://regional.kompas.com/read/2012/01/02/1757272/Dirut.Pertamina.Konsumsi.BBM.Bersubsidi.Terjaga
42 juta kilo liter itu jika dibagi 159 liter/brl dan setahun 365 hari berarti hanya 724 ribu bph yg dijual seharga US$ 71/bph. Artinya produksi minyak Indonesia yg 900 ribu bph cukup untuk itu. Sisanya kan dijual sbg Pertamax dgn harga sekitar US$ 159/brl.
Rakyat Indonesia ini tak sekaya rakyat AS. UMR Indonesia hanya Rp 1,5 juta/bulan sementara di AS itu Rp 10 juta/bulan. Jadi kalau harga minyak mau sama dgn di AS, kasihan rakyat.
Kalau menghitung harga BBM jangan lupa bahwa proses pengilangan juga menghasilkan produk sampingan lain yang punya nilai tak kalah tinggi dengan BBM, seperti produk produk turunan polymer. ethan, methana,aromatik petrokimia. Kalau ini dihitung tentu cost production BBM bisa lebih rendah lagi.
BalasHapusBetul pak Saptono.
BalasHapus42 galon minyak mentah, akan menghasilkan 45 galon produk minyak seperti bensin, diesel bahkan avtuur yg harganya lebih tinggi.
Silahkan baca bagaimana 42 galon minyak mentah akan menghasilkan 45 galon BBM beserta produk minyak lainnya:
http://www.eia.gov/kids/energy.cfm?page=oil_home-basics#Howformed
http://infoindonesia.wordpress.com/2008/05/28/1-barrel-42-gallon-minyak-mentah-menghasilkan-44-gallon-produk-minyak/
Jadi kalau pemerintah menjerit: "Rugi...rugi...rugi..." = BOHONG!
Mas Danny kan paham kalau pemerintah sebetulnya untung?
BalasHapusKenapa masih ngeyel juga?
Kalau masalah boros segala macam, harusnya mas Danny mempertanyakan pemerintah kenapa tidak membangun Pembangkit Listrik Tenaga AIR seperti zaman Soekarno dan Soeharto?
Kenapa para pejabat kalau jalan sendiri diiringi pegawai voor rijder yg banyak?
Kalau dgn harga sekarang untung, kenapa pemerintah harus mencekik rakyat dgn menaikan harga BBM "Subsidi" lebih tinggi lagi?
mengenai cost recovery tujuannya untuk mengganti biaya2 yg telah terlebih dahulu dikeluarkan oleh operator Pak. Jadi operator keluar modal dulu baru diganti sama produksi migas, plus dapat 15% upah. Jangan dihitung upah juga cost recovery itu Pak. Bahkan untuk biaya kapital cost recoverynya dicicil oleh pemerintah sampai ada yang 10 tahun atau lebih.
BalasHapusTrus mengenai dikelola oleh BUMN, Pak Nizami mau menempatkan BUMN pada resiko eksplorasi? Dividen buat negara bisa berkurang beberapa puluh s/d ratus triliun rupiah tiap tahunnya sampai BUMN itu dapat rejeki lapangan baru yang ada isinya. Apa pemerintah tahan cash flow-nya menunggu dapat lapangan baru mulai berproduksi? Kalo eksplorasi kecil2 di darat sih bisa murah Pak, tapi mana ada sekarang yang kayak gitu, udah lewat masanya. Sekarang udah masuk offshore bahkan deep offshore, heavy oil Pak.
Coba menurut mas Rei, biayanya itu berapa?
BalasHapusCoba jelaskan rinciannya dan besarannya?
Kenapa Lembaga Arbitrase Internasional menetapkan ganti rugi yg harus dibayar pemerintah Venezuela hanya US$ 907 juta (Rp 9 trilyun) saja ke Exxon?
Jumlah itu setara dgn nilai produksi minyak Indonesia selama 11 hari.
Kenapa Indonesia harus membayarnya selama puluhan tahun di mana 1 tahun saja operator asing itu dapat Rp 100 trilyun lebih?
Menurut saya bangsa Indonesia dikadali perusahaan minyak AS. Akibatnya perusahaan minyak AS kaya, sementara mayoritas rakyat Indonesia miskin dan menderita.
saya setuju kalo pemerintah tidak rugi Pak, ok lah pemerintah masih untung. Tapi keuntungan tadi mau dipakai buat apa? Apakah dibagi-bagi ke semua masyarakat jadi lewat subsidi bbm atau digunakan untuk bangun puskesmas, jembatan, sekolah, beasiswa... Kalau Pak Nizami jadi pemerintah pilh mana Pak?
BalasHapusLagian jangan menyamakan bbm dengan air... tanpa air kita bisa mati Pak, tapi tanpa bbm kita masih bisa survive. Terlebih lagi air bisa didaur ulang Pak, bbm habis sekali pakai....
Satu pertanyaan lagi Pak, apakah Bapak yakin dgn subsidi bbm berarti telah mempergunakan bbm utk sebesar2nya kemakmuran rakyat seperti amanat psl 33 UUD'45? Tolong buka mata dan telinga Pak, Insya Allah dapat pencerahan.
mengenai brp nilai cost recovery itu tergantung banyak faktor, kalau Pak Nizami tertarik mengetahui lebih detail banyak kursus migas untuk pemula yang bisa Pak Nizami ikuti. tapi intinya cost recovery itu adalah sebesar yang telah disetujui oleh BPMIGAS. Prinsipnya tanpa persetujuan BPMIGAS gak bisa masuk cost recovery.
BalasHapusMengenai kasus venezuela... yah, jgn disamakan orang yang lagi berpekara di pengadilan karena pecah kongsi dengan pihak yang kerjasamanya berjalan tanpa masalah berarti... jauh beda lah Pak...
Dengan biaya produksi hanya US$ 15/brl dan harga jual US$ 71/brl, sebetulnya pemerintah untung US$ 56/brl. Bayangkan jika produksi BBM kita 1 tahun 350 juta barel. Pemerintah untung US$ 19,6 milyar atau Rp 196 trilyun/tahun.
BalasHapusKalau mau uang lebih, pemerintan Nasionalisasi saja perusahaan minyak asing seperti Chevron dan Exxon sehingga Rp 100 trilyun lebih untuk mereka bisa dinikmati rakyat.
Lagian sebagian besar dana APBN itu untuk gaji birokrat. Bukan rakyat.
Kalau menjual minyak ke asing dgn harga tinggi, OK lah.
Ini kan ke rakyat sendiri.
Kalau harga BBM naik, rakyat seperti saya susah mas karena semua harga naik. Dan dijamin banyak yg tidak dapat BLT yg cuma 1 tahun umurnya itu dan cuma Rp 150 ribu/bulan.
Pabrik2 jg akan banyak yg bangkrut. Kemiskinan dan kejahatan akan merajalela. Toh biaya pendidikan sekarang justru lebih mahal daripada zaman Soeharto. Kalau dulu tahun 1998 SPP di UI cuma Rp 200 ribu/semester, sekarang Rp 5 juta/semester. Naik 25x lipat. SPP SMA dulu Rp 10 ribu/bulan, sekarang Rp 250 ribu/bulan. Mana itu subsidi pendidikan?
Lagi pula penerimaan pemerintah terbesar itu dari pajak rakyat. Bukan BBM.
Jadi keliru kalau menaikan harga BBM dgn alasan untuk memakmurkan rakyat.
Apa tidak dengar rakyat yg demo dan menjerit protes kenaikan harga BBM?
Apa sudah tuli itu SBY dan para pengikutnya?
Paparkan saja di sini mas.
BalasHapusWalau variatif kan ada range terendah dan tertinggi.
AS saja bisa menginformasikan kita rincian biayanya. Kita kok tidak?
Yg jelas penilaian Lembaga Arbitrase Internasional thd aset Exxon sebesar US$ 907 juta itu sudah meliputi semuanya dari eksplorasi, hingga pemasangan instalasi pompa minyak, dsb. Mereka itu ahlinya.
Ini lihat di Detik.com disebut bagaimana Main Golf dan berbagai entertainment lain dimasukkan sbg "Recovery Cost":
Transparansi International Indonesia (TII) bahkan menemukan adanya biaya untuk bersenang-senang tapi justru dilaporkan ke cost recovery. Deputi Sekjen TII Rezki Sri Wibowo mengungkapkan pernah ditemukan data cost recovery yang memasukkan alat-alat kesenangan seperti golf dan entertainment lain yang tidak ada kaitan langsung dengan produksi migas. Dan ini jumlahnya tidak bisa dianggap enteng," urai Rezki dalam penjelasan tertulisnya kepada detikFinance, Kamis (26/7/2007)
http://finance.detik.com/read/2007/07/26/111052/809674/4/buat-main-golf-kok-dilaporkan-cost-recovery
Di media lain biaya berobat ke RS para karyawan minyak di luar negeri jg dimasukkan sbg Recovery Cost hingga jumlahnya yg harusnya kurang dari US$ 10/brl bengkak jadi lebih dari US$ 30/brl.
terus terang saya bukan pengikut SBY, saya aja dulu milih JK... :-)
BalasHapusbtw, dulu Pak Nizami milih siapa kalo boleh tahu, jgn-jgn milih SBY juga... hahaha... (becanda Pak...)
Saya juga setuju kalo dari migas ini pemerintah untung triliunan...
Yg saya tidak setuju adalah membagi-bagikan keuntungan tsb lewat subsidi bbm.... saya lebih suka uang itu dipakai untuk pembangunan...
Kalo ternyata uang itu dikorupsi.... itu yang harus kita perangi....
Jangan membuat penilaian salah, dengan bilang mereka yg mendukung kenaikan BBM adalah pendukung SBY. Saya justru penentang, dari dulu tidak pernah memilih dia. Saya pilih JK, hehe, dan JK pun bilang naik adalah solusi terbaik. Setelah saya dalami, itu betul.
BalasHapusSolusi menghadapi politik BBM sederhana saja, jangan pakai BBM. Kita sedang dalam langkah ke sana. Pembangkit listrik lebih dari separuh sudah menggunakan non bbm (batubara, air, panas bumi, matahari, dst). BBG sudah mulai banyak digunakan, misalnya Trans Jakarta, taksi, bajaj. Listrik untuk konsumsi MRT, seperti KRL.
Saya setuju bila polemik kenaikan BBM ini akibat kelalaian pemerintah. Mengapa? Karena tidak jauh-jauh hari mempersiapkan konversi BBM ke BBG. Mengapa menunggu BBM dinaikkan?
Sebenarnya ada solusi jitu mempertemukan penolak dan pendukung BBM. Yaitu, bila pemerintah dalam 6 bulan tidak bisa melakukan konversi massal BBM ke gas, maka harga BBM wajib diturunkan seperti semula. Bahkan kalau perlu, termasuk presidennya juga harus diturunkan. Harga ekonomi BBG sekitar Rp 4100. Presiden harus berani pasang badan, jangan hanya berteori, berwacana, retorika.
Ada tulisan bagus dari Wamen ESDM, "Saatnya Indonesia Tinggalkan BBM", http://www.investor.co.id/opini/saatnya-indonesia-tinggalkan-bbm/32426
Ada juga komentar dia soal perhitungan dari KKG, "Wamen ESDM: Hitungan Rieke Diah Pitaloka Terkait Harga Minyak Keliru", http://www.infobanknews.com/2012/03/wamen-esdm-hitungan-rieke-diah-pitaloka-terkait-harga-minyak-keliru/
Diskusi di blog ini cukup menarik, walau tidak banyak gunanya. Harga BBM cepat atau lambat akan naik. Seperti di awal-awal saya berkomentar, bila tidak mampu menguasai pasar, ikuti saja pasar. UUD 1945, Pasal 33 tepatnya, berpaham sosialis. Pada waktu itu mungkin tepat, tapi realitasnya sekarang kita tahu sulit. Negara sosialis seperti Uni Sovyet pun bubar jalan. Idelogi negara jangan kaku, tapi disesuaikan dengan keadaan.
Bagi yang ingin merujuk harga minyak, lihatlah India. Produksi minyak India 2x Indonesia, dengan harga premium di sana Rp 12.000/liter. GNP/GDP India tidak jauh beda dengan Indonesia. Kenaikan minyak, pasti menyeret harga-harga naik, termasuk gaji karyawan. Tinggal masalah makro, inflasi yg tinggi. Kita lihat saja bagaimana laporan BPS pasca kenaikan BBM. Mudah-mudahan masih terkendali.
mas Nizam,
BalasHapussetuju untung, tapi untung ini kan KALAU anda hanya itung biaya produksi, apakah anda hitung alokasi "keuntungan" ini.. beli exxon? mas mikir donk, negara dengan kekayaan minyak yang tidak lebih besar dari malaysia, apakah bisa?????????????????? UEA, Qatar saja tidak bisa...Malaysia pun sudah menaikkan harga minyak...
subsidi BBM yang konsumtif ini lebih baik digunakan untuk yang lain.. daripada demo gak jelas benar atau salah, lebih baik memikirkan bagaimana cara menggunakan dana subsidi ini.... inilah perbedaan rakyat Indonesia dengan rakyat Malaysia atau Singapore yang berpikiran maju...
mas kita ini net importer.....ingat itu.. tarolah kita bisa memproduksi sendiri dengan cadangan minyak kita sekarang untuk premium, mau sampai kapan?? cadangan minyak kita itu 60 thns
klo vort rider dsb itu protokol, anda bisa hitung persentase dibandingkan konsumsi minyak...
sebelumnya tolong dijawab pertanyaan2 tersebut
1. apakah pantas harga air = harga minyak?
mengingat minyak ini sudah langka.. sooner or later kita harus siap.. sama lah dengan bahan tambang yang lain, jika sudah diproduksi memang murah… tapi untuk eksplorasi yang baru ini mahal…
didunia ini banyak minyak, tapi masi tidak bisa diambil.. makanya harganya menjadi terdongkrak naik…
2. Apakah dalil dari Islam mengenai pemborosan minyak sekarang?
3. Apakah mas bisa dipertanggungjawabkan (secara agama) jika menolak kenaikkan ini dan berdampak buruk bagi masyarakat, bangsa, agama, umat manusia kedepannya?
4. Seyakin apa mas bahwa yang menikmati subsidi ini adalah rakyat tidak mampu? Apakah mas mau mempertanggungjawabkan dihadapan Allah?
anda mau Indonesia maju gak.. sebutkan negara maju yang masih subsidi................
komen mas yang dibawah ini
"Pabrik2 jg akan banyak yg bangkrut. Kemiskinan dan kejahatan akan merajalela. "
mas mau bertaruh akan kejadian kalau harga bbm naik?
"Toh biaya pendidikan sekarang justru lebih mahal daripada zaman Soeharto. "
anda ini kok menganalisa seperti anak SD, jaman pak harto semua dimanja........ minyak dimurahin seperti anak sd yang selalu dikasi permen, seperti anak sd yang selalu dikasih kunci jawaban setiap ujian.. manis sih, cuma dampaknya apa? fundamental ekonomi indonesia tidak kuat dan hancur thn 97 (apa mas gak inget?).. mas tau gak sebetulnya thn 2008-2009 itu ekonomi dunia jg hancur seperti itu akibat subprime mortgage.. pertanyaannya bagaimana kondisi Indonesia saat itu? Ekonomi terbesar no3 didunia? anda harus lihat kenegara lain.. jangan pakai analisa dangkal......................
Btw, apa nonton metro tv tadi, karena disana Pak Kwik akhirnya mengakui kalau memang harga bbm perlu dinaikkan. Dengan demikian diskusi kita ini juga bisa disudahi disini. Salam kenal utk Mas Danny yang katanya bukan orang perminyakan tapi punya visi yang bagus tentang bidang ini.
BalasHapusUtk Pak Nizami, mudah2an tadi sempat nonton metro tv dan jadi mengerti kenapa harga bbm musti naik seperti Pak Kwik yg akhirnya juga mengerti.
Masalahnya, orang2 udah terlanjur mau demo untuk sesuatu yang mereka tidak mengerti inti masalahnya.... mudah2an Pak Kwik mau turun ke jalan pas demo besok mengajak orang2 utk gak usah meneruskan demonya.....
[...] Oleh Kwik Kian Gie Pemerintah berencana tidak membolehkan kendaraan berpelat hitam membeli bensin premium, karena harga Rp. 4.500 per liter jauh di bawah harga pokok pengadaannya. Maka pemerintah rugi besar yang memberatkan APBN. Apakah benar begitu ?
BalasHapusKalau pejabat dan wakil rakyat kita jujur dan bernurani serta mampu memegang janjinya serta amanah rakyat sesuai Pancasila dan UUD 1945 yang murni dan konsekuen maka tdk ada yg namanya subsidi untuk rakyat. Yang ada rakyat mensubsidi pejabat dan aparatur negara. Nah ya ini namanya pelayan masyarakat tapi menyengsarakan majikannya. Jangan samakan negara dg kerajaan. Raja aja masih mikirin rakyat. Nah ini presiden bersama jajarannya plus partainya sok kuasa. Emang kalian ikut berjuang untuk memerdekan bangsa ini. Kalian itu semua waktu itu masih bocah. Jadi ingat sejarah pegang amanah dan tepati janjimu sehingga kamu akan dipuji meskipun kamu sudah mati. Wahai saudara sebangsa setanah air hapuslah segala bentuk penjajahan dr muka bumi indonesia. Garuda di dada kita, Pancasila pandangan kita, UUD 1945 tatanan hidup kita Merah Putih bendera kita kesengsaraan rakyat indonesia adalah tanggung jawab kita pusingnya pejabat negara dan tokoh parlement bukan urusan kita karena mereka sudah kita gaji dengan keringat kita. Merdeka bangsaku Merdeka tanah airku Merdeka Indonesiaku. Siapa yg brani membuatmu menangis maka bambu runcing akan kutancapkan di jantungnya biar tahu bagaimana rasanya jantung ini dilecehkan.
BalasHapusPak Rei, tolong dibahas mendetail juga apa yang disampaikan Pak Kwik di acara tersebut. Atau tolong berikan link atau referensi mengenai pembahasan Pak Kwik di Metro TV.
BalasHapusSaudara yg terhormat dan saya sayangi. Dari pada kita ribut main hitungan coba kita kembali ke pokok permasalahan bangsa ini. Ingat 17 Agustus 1945 ada apa di saat itu dan apa tujuannya. Trus ingat dasar negara kita Pancasila dan apa isi yg terkandung didalamnya. Dan jgn lupa penjabarannya dalam pasal demi pasal serta ayat demi ayat pada UUD 1945. Kalau kita sudah memmahami makna yg terkandung didalamnya maka gak ada yg namanya subsidi minyak. Gak ada yg namanya petani dan rakyat jelata sengsara. Kalau miskin itu relatif dan realistis karena itu kodrat manusia. Tapi kesengsaraan yg dibuat kelompok atau golongan tertentu apakah ini yg di maksud membangun negara dan mensejahterakan masyarakat. Coba jawab secara jujur dan gak usah dijawab pakai hitungan dan ilmu yg rumit cukup pakai dasar agama dan ilmu nurani kejujuran.
BalasHapusmenarik...
BalasHapusmasalahnya adalah knp pemerintah harus bohong buat cari duit lebih..tak perlu mengatasnamakan subsidi dll. saya akan menghormati jika kenaikan itu untuk penghematan,pembelajaran rakyat spy tdk boros karena minyak akan semakin langka nantinya. tapi indonesia ini yg bikin aneh adalah harga lain pasti melambung melebihi standar kepantasan. dan pastinya akan lebih terhormat lg jika kelebihan duit dari bbm ini memang benar2 utk pembangunan...walopun gue sangsi berat..secara uang pajak aja gak jelas kemana dipakainya...padahal uang pajak itu mestinya lebih2 gak karuan nilainya utk pembangunan.
so.....kl tdk berani mempertanggungjawabkan hasil pembangunan..jgn naik lah
Kaum Neolib Memang Serakah
BalasHapusKaum Neolib yg bekerja untuk kepentingan PERUSAHAAN MINYAK AS memang serakah.
Meski biaya produksi minyak Indonesia hanya US$ 15/brl dan harga jual Rp 4500/ltr (US$ 71/brl) sebetulnya pemerintah sudah untung US$ 56/brl, buat mereka tidak jika harga minyak dunia lebih dari itu.
Jika harga minyak dunia US$ 120/brl, mereka bilang rugi US$ 49/brl
Jika harga minyak dunia US$ 300/brl, mereka bilang rugi US$ 129/brl.
Padahal namanya untung atau rugi bagi orang umum adalah harga jual - biaya produksi. Bukan membanding2kan dgn yg lain.
Coba buruh kita yg gajinya cuma Rp 1,5 juta/bulan sementara di AS Rp 10 juta/bulan. Adakah buruh kita bilang rugi Rp 8,5 juta/bulan sebab tidak sesuai dgn UMR Amerika?
Catatan: Produksi minyak Indonesia 907 ribu bph (mungkin lebih kalau tak ditilep perusahaan minyak AS).
BBM "Subsidi" Rp 4500/ltr itu cuma 723 ribu bph (42 milyar liter).
1 barel = 159 liter
Subsidi BBM itu bohong
42 galon minyak mentah, setelah dikilang/disuling akan menghasilkan 45 BBM seperti bensin, diesel, dan avtuur yg mahal harganya. Silahkan lihat:
BalasHapushttp://energy.gov/articles/hows-and-whys-replacing-whole-barrel
Jadi kalau pemerintah bilang rugi...rugi...rugi... hanya karena harga minyak dunia naik sesaat, itu cuma dusta belaka.
Mudah2an para pembohong itu dipotong semua lidahnya di neraka....
Usulan saya uang subsidi tersebut dibelikan alat untuk pengolahan minyak bumi yang ada dibumi indonesi, sehingga tidak ada lagi alasan menyesuaikan harga mnyak bumi NYMEX.
BalasHapusKalo harga BBMnya mengikuti harga minya bumi dunia (NYMEX) kenapa gaji karyawan/tenaga kerja tidak mengikuti upah tenaga kerja di USA????????????
Mohon agar nasib wong cilik benar-benar diperhatikan :
1. Setiap kali masa panen harga jual hasil bumi, selalu turun.
2. Setiap musim tanam harga bibit naik
3. Sehingga pendapatan selalu rendah, tidak bisa menyesuaikan dengan harga kebutuhan sehari-hari.
4. Akibatnya banyak masyarakat yang terjebak untuk memenuhi kebutuhan hidup
wahai pemimpin - pemimpin kami dekat, lihat, dengan dan rasakan apa yang setiap hari kami rasakan :
1. Kami tidak pernah sempat berpikir untuk menyisihkan dana untuk hari tua kami
2. Pendapatan kami selalu habis karena lebih kecil dari kbutuhan
Pak Jacob,
BalasHapusKalau membahas detail nanti jadi panjang dan dipotong lagi oleh admin (seperti yg sebelum2 ini...). Intinya aja ya, akhirnya Pak Kwik menerima bahwa harga bbm perlu dinaikkan untuk kepentingan anak cucu kita. Jangan kita hanya mengingat kebutuhan kita hari ini aja... toh bbm yang kita nikmati hari ini adalah hasil usaha generasi sebelum kita.... kira2 begitulah...
Mengenai link ke acara talk show di metro tv itu, saya gak ngerti juga Pak. Tapi utk referensi kalo mau nyari2, acaranya ditayangkan kemaren (26/03/12) sekitar maghrib gitu dan yang menjadi lawan bicara Pak Kwik adalah Anggito Abimanyu dan Pak Rudi Rubiandini dari BPMIGAS.
jangan samakan negara kita dengan Venezuela dan Arab Saudi pak,,
BalasHapusnegara mereka itu net-exportir minyak,,produksi sehari bisa 20 juta bph sedangkan konsumsi tidak sampai 500 ribu bph
sedangkan negara kita sudah sejak tahun 2004 jadi net-importir minyak,,
produksi sehari 900 ribuan bph, (itu juga cuma kebagian 700 ribu bph, sisanya jadi jatah konraktor) sedangkan konsumsi minyak sudah mencapai 1,4juta bph, (angka kebutuhan sehari yang "cuma" 740 ribu bph tu dari tahun berapa ya?)
jadi sebenarnya negara kita bukan negara kaya minyak pak,untuk gas, batu bara, emas, bolehlah kita mengklaim negara kita kaya akan hal tersebut, tetapi untuk minyak tidak pak, sudah saatnya menghilangkan anggapan kalau negara kita ini kaya akan minyak bumi
kalo pengen menasionalisasi perusahaan minyak asing di Indonesia, butuh lebih dari sekedar niat dan wacana pak, harga aset yang mencapai ratusan juta US dollar (atau mungkin malah mencapai lebih dari 1milyar US dollar) gimana mbayarnya pak? angka segitu tu beberapa kali lipat lebih besar dari APBN kita pak, (APBN kita 150an juta US dollar). ya emang sih mbayarnya gak harus cash, bisa dicicil alias ngutang dulu, tapi itu berarti utang luar negeri kita (sekarang sekitar 1,9 triliun rupiah atau lebih dari 200 juta US dollar) bakalan jadi jauh lebih besar, dan rasio utang negara kita tercinta ini bakal jadi jauh lebih parah dari rasio utang negara Yunani sekarang
buat pembanding pak Nizami: http://www.tempo.co/read/news/2012/03/26/087392456/Hitungan-Pendapatan-Minyak-Versi-BP-Migas
BalasHapusSudah mas.
BalasHapusBP Migas menghitung harga minyak mentah pakai harga minyak dunia = US$ 120/brl.
Padahal biaya produksi minyak hanya US$ 15/brl.
Dgn konsumsi BBM "Subsidi" yg hanya 723 ribu bph (42 juta kilo liter/tahun) dan produksi minyak 920 ribu bph harusnya sih dgn harga Rp 4500/ltr (US$ 71/brl) Pemerintah sudah untung besar.
Harusnya kalau pemerintah mau memaksa rakyat bayar dgn harga sama dgn di AS, samakan dulu pendapatan rakyatnya dgn di AS. Tetapkan UMR jadi minimal Rp 10 juta/bulan. Pemerintah harus memastikan bahwa tidak ada karyawan yg gajinya di bawah itu. Sebab di tempat saya saja ada yg gajinya cuma Rp 500 ribu/bulan. Kasihan...
Data dari mana itu mas? Coba tunjukkan sumbernya.
BalasHapusTidak ada 1 negara pun yg produksinya sampai 20 juta bph.
Arab Saudi penghasil terbesar hanya memproduksi 9,8 juta bph sementara Venezuela hanya 2,3 juta bph. Silahkan lihat:
http://en.wikipedia.org/wiki/OPEC
Konsumsi BBM "Subsidi" Indonesia hanya 723 ribu bph dan produksi minyak 920 ribu bph, jadi dgn biaya produksi US$ 15/brl dan harga jual US$ 71/brl (Rp 4500/ltr), pemerintah sudah untung besar. Bohong kalau ada yg bilang rugi.
maaf jika saya salah dalam memberi data produksi minyak negara lain,tapi tetap saja mereka adalah negara NET-IMPORTIR dengan cadangan-minyak-terbukti yang JAUH lebih besar dari Indonesia,seharusnya kita lebih tahu diri bahwa negara kita sebenarnya kurang pantas memberikan harga BBM yang murah kepada rakyat,,
BalasHapusmasalah pemerintah yang ambil untung dari BBM, pemerintah memang sudah mengakui kok kalo ada 'sumbangan dari industri minyak ke APBN' alias keuntungan, tetapi coba mas pikir lebih lanjut kalau keuntungan ini dihilangkan dengan menjual BBM sesuai dengan harga yang mas sarankan, berarti keuntungan itu bakal hilang, penerimaan APBN berkurang, emangnya mau ngutang lagi buat nutupin kekurangan itu semua??kalo tiap tahun ngutang, kapan ngelunasinnya coba
bung koswara ini sepertinya anteknya barat, emangnya apbn berasal dari minyak aja???? masih banyak bung.........., dari pajak dll, bukan dari minyak saja..............
BalasHapusBetul.
BalasHapusDari 1311 Trilyun penerimaan negara di APBN 2012, ternyata 1032 Trilyun berasal dari Pajak Rakyat:
http://www.anggaran.depkeu.go.id/Content/12-02-10,%20Data%20Pokok%20APBN%202012%20id.pdf
Sementara kenaikan harga BBM yg menyengsarakan rakyat cuma memberi tambahan sekitar Rp 50 trilyun saja.
Jika rakyat tambah miskin dan perusahaan banyak yg bangkrut karena biaya operasional bertambah, bisa2 penerimaan pajak pemerintah menurun.
GO TO HELL WITH YOUR AID "Uncle SAM"
BalasHapusapa benar KWIK KIAN GIE ngomong BBM subsidi bohong
BalasHapuslha dia kemana aja waktu BOSSSSnya megawati dulu menaikan harga bbm?????
di mana2 banyak kader PDI P yg demo, anggota DPR yg dari PDI P menentang habis2san kebijakan pemerintah menaikan harrga bbm,,
jadi bingung gue.......
jangan gitu dong BANG!!!!!!
mantep mantep
BalasHapusTolong wahai para pejabat jangan bohongi kami dengan angka2 yg tdk di mengerti oleh rakyat kecil jangan jadi penghianat bangsajadilah pejabat yg jujur biar rakyat makmur jangan dikorop malah jadi ancur pejabat makmur rakyat jadi mlarat
BalasHapusAgar tak panjang sebagian dihapus dan diambil poin2nya saja:
BalasHapusKierkegaawd:
Setuju dengan mas oguds, harga bbm naik pasti memberatkan, logikanya siapa sih yang suka harga naik kecuali si penjual. Tapi BBM itu SDA yang tidak dapat diperbarui. Kenapa BBM naik terus? Karena produksi makin sedikit setiap tahun, harga naik. Tidak pas membandingkan minyak bumi dengan air, karena sifat dapat diperbaruinya. Dan siapa bilang BBM itu vital bagi manusia. Air vital bagi manusia. Tapi BBM? Energi itu tidak cuma dari BBM sumbernya.
Jawab:
Kalau memang BBM itu SDA terbatas, kok pemerintah membiarkan perusahaan minyak asing mengekspornya sebesar 400 ribu bph ke luar negeri seperti Singapura? Kok bisa? Kan terbatas?
Masalahnya kenaikan harga BBM itu pasti membuat tarif angkutan naik, listrik naik, harga2 sembako, dsb juga naik mas. Itu menyusahkan rakyat. MEMISKINKAN RAKYAT!
Saya harap SBY dan PARTAI DEMOKRAT mau MENDENGAR dan MEMAHAMI jeritan rakyat.
Indonesia....Indonesia,
BalasHapusPunya lahan sendiri malah yang enak orang lain bukan keluarga sendiri...
Berpikirlah untung kemakmuran rakyat bukan untung kantong sendiri.
Wassalam...
Sebelum su'u zhon dan memvonis begitu, pelajari dulu sejarahnya pak.
BalasHapusZaman Megawati harga BBM naik itu karena pengaruh Laksamana Soekardi dan Taufik Kiemas yg pro Pasar. Kwik Kian Gie pun akhirnya tersingkir.
Sekarang, justru Laksamana Soekardi itu yg tersingkir dan membuat Partai PDP sementara suara KKG sekarang mulai didengar.
Yg jelas menaikan harga BBM itu MEMISKINKAN RAKYAT!
Kalau ada Revolusi seperti di Arab, dijamin anggota2 PD bakal balik lagi jadi pengangguran.
Ya.. salah sendiri masyarakat milih SBY jd presiden.
BalasHapusbersabar sampai 2014
Kalau SBY memang perlu diganti
BalasHapusMegawati memang dengan sengaja dikacau waktu jadi Presiden sehingga semua kesalahan ditujukan ke dia, termasuk waktu pemilu 2004 dan 2009. Kenyataanya 2 kali dipegang SBY ( termasuk ORBA ) bisanya cuma naikan BBM dan melindungi Koruptor.
BalasHapusBisa semua itu tergantung pemimpinnya
BalasHapuswihh rame juga......tenang nanti klo kita jadi pemerintah juga kita akan tetep menaikkan BBM dan berpendapat sama dengan pemerintah..apalagi di parlemen....1 orang bener lawan 20 orang ga bener maka yg 1orang bener akan menjadi tidak bener juga.
BalasHapusBelum tentu pak.
BalasHapusSiapa tahu bisa jadi presiden yang baik seperti Hugo Chavez dari Venezuela yang menjual bensin cuma seharga Rp 270/liter.
Tidak usah muluk seperti itu deh, tetap Rp 4500/liter juga sudah bagus.
Hitungan mas Agus Nizami luar biasa ngaconya Mas.
BalasHapus1. Secara sunatullah, tidak mungkin 1 barrel minyak mentah bisa 100% menjadi BBM. Proses destilasi paling bagus pun hanya bisa menghasilkan 60% BBM, artinya dengan kebutuhan BBM 723 ribu bph diperlukan 723/0.6 = 1,205 kbbl/day
2. Minyak mentah yang merupakan hak pemerintah hanyalah 85% dari net produksi (anggaplah jenis minyak mentahnya cocok untuk diolah di kilang minyak, walaupun secara ilmu kimia tidak demikian). Sementara net produksi hanyalah 75% dari produksi total yg 920 kbbl/d (25% merupakan biaya produksi, bukan cuma USD20/bbl karena memproduksi minyak itu juga perlu berbagai bahan kimia yang mahal harganya e.g pour point depressant, H2S scavenger dll). Jadi diperoleh net produksi Indonesia = 0.85 x 0.75 x 920kbbl/d = 586.5 kbbl/d
Terdapat discrepancy sebesar demand(1,205) - supply(586.5) = 618kbbl/d yang harus diimpor pemerintah setiap hari dengan biaya USD120/bbl yakni sekitar USD74.2M sehari.
Pendapat/hitungan Kwik Kian Gie yang banyak beredar di milis2 itu secara akuntansi benar, tapi tidak demikian secara moral. Karena beliau menggampangkan proses dan biaya untuk mendapatkan minyak bumi yg dianggap gratis (padahal sekarang ini sudah sulit dan mahal) dan menganjurkan hidup boros utk dibuang menjadi asap tanpa memikirkan anak-cucu ke depan. Terakhir, baik kiranya kita ingat "Inna al-mubadziriina kaana ikhwaana asy-syaithaan"
Itu sudah benar pak.
BalasHapusLagi pula justru 42 gallon minyak mentah akan menghasilkan 45 gallon produk minyak yg bukan cuma bensin, tapi juga diesel dan avtuur yg justru jauh lebih mahal. Jadi malah lebih untung.
Silahkan baca:
A 42-U.S. gallon barrel of crude oil provides about 45 gallons of petroleum products
http://www.eia.gov/kids/energy.cfm?page=oil_home-basics#Howformed
Dari website yg sama (data Jan 2012),
BalasHapushttp://www.eia.gov/dnav/pet/pet_pnp_pct_dc_nus_pct_m.htm
Yang dihasilkan oleh minyak mentah yang menjadi BBM (gasoline+avtur+diesel) itu hanya 55.1% (lebih rendah dari asumsi saya sebelumnya yg 60%), sementara sisanya adalah bagian yg nilai ekonomisnya kecil mis.fuel oil 33.5% (yg hanya bisa utk bahan bakar pemanas industri karena nilai kalornya kecil dan fraksi-nya berat), lainnya adalah wax dan coke yg nilainya sangat kecil, malah di beberapa tempat kita harus membayar utk membuangnya. Secara akal sehat saya tidak akan rela membeli 1L wax/aspal dengan harga yang sama dengan harga 1L BBM (gasoline/avtur/diesel). Secara keseluruhan sayangnya kita tetap harus membayar USD120/barrel minyak mentah yang di-impor hanya untuk mendapatkan 0.55 barel BBM.
Ini tentu bukan karena refinery/kilangnya yg tidak efisien tapi semata-mata karena keterbatasan fenomena fisi minyak bumi (sunatullah). Proses industri kimia itu sangat berbeda dengan manufaktur dimana produk sangat bergantung pada variabilitas feedstock (bahan baku). Proses kimia juga non-linear sehingga menambahkan effort sebesar n kali tidak sama dengan memperbesar output sebesar n kali juga.
Dengan demikian saya justru penasaran kalau dibilang masih untung, silakan dibuka hitungan mas Agus.
yang terbaik bagaimana generasi baik mahasiswa baik para tokoh baik para masyrakat kesatuan NKRI sedikit menengok sejarah tak usah lagi saling menyalahkan tapi langsung bertindak bersama merubah negeri ini, UUd tak akan merubah Negeri INi, karena UUd terlahir dari pemerintah? apa yang terjadi jika UU dibuat dengan kepentingan tertentu? sementara pemerintah berkuasa dan masyarakat hanya bisa berteriak persatuan kian pudar individualisme semakin meningkat? itukah demokrasi??... itukah liberalisme??.... lalu dimanakah pedoman Bhinika Tunggal Ika sebagai lambag, prinsip Warga NKRI ..... !!!!", Pepatah jawa mengatakan, " gemah ripah loh jinawe " itu kekayaan negeri kita,
BalasHapusPerdebatan itu tdk akan pernah usai , lihat secara seksama asal-usulnya . Anda'' yang dtrd selalu menyanggah pendapat dr KKG cobalah luangkan waktu melihat sejarahnya . Buka tuh pasal' UUD kita , banyak yang rancu (itu yang seharusnya dibenahi) .
BalasHapusOm Oguds : Kita emg tdk bakal bisa melawan pasar spt yg anda blg , tp kita dapat menguasai pasar dg cara nasionalisasi spt yg selalu diulangi Pak Nizam .
Om Taufiq : Sudah jelas ada untungnya , coba anda menelaah lg perhitungannya . Kalau diibaratkan rugi , apa guna nya prinsip ekonomi yg berasaskan mencari keuntungan ?
Om Danny : wah bapak terlalu jumawa , tlg lah bapak kasih saran bapak yang terbaik drpd memperdebatkan tanpa usai :)
subsidi BBM mensejahterakan rakyat dan domestic producer/industri. Cost produksi dan distribusi ringan, harga produk memiliki daya saing dibandingkan produk asing. Ada subsidi saja kalangkabut hadapi ACFTA, bagaimana kalau tidak ada subsidi, bisa2 kalah bersaing semua industri tanah air
BalasHapus[...] Nizami linked here saying, “Di bawah adalah tulisan Kwik Kian Gie yang menyata [...]
BalasHapus[...] Nizami linked here saying, “Di bawah adalah tulisan Kwik Kian Gie yang menyata [...]
BalasHapuspemerintah untung kok tapi bilangnya ini disubsidi ini adalah salah satu pemobodohan terhadap rakyat. intinya kalo pemerintah ingin menyamakan harga minyak dengan harga minyak pertamax rp 9000 maka pemerintah menjadi untung 392 trilyun dari 196 trilyun. pak kwik bisa menjelaskan semua ini tidak mudah, terima kasih kepada pak kwik yg sudah membuat masalah BBM ini menjadi lebih clear. semua kebijakan pemerintah adalah semata demi kepentingan pemerintah itu sendiri, bukan demi rakyat. maju terus pak kwik!!!
BalasHapusBUKANNYA 1 barel 119 liter, bkn 159 liter. dan itu gak semuanya jadi BBM , ada yg jd aspal
BalasHapusbung kuswara, sekarang ini masalahnya kita ini di dikte oleh asing, dan semua ini seolah kita dibuat bagai tidak punya pilihan, pilihannya cuma satu, naik-naik dan naik saja. apbn bukan cuma dari minyak... saya setuju dengan pak kwik, kehidupan negara lebih penting dari peraturan asing.
BalasHapusHarga Produksi memang tetap tapi jangan lupa Minyak bumi adalah sumber daya alam yang tak terbarukan . Kalau pemakaiannya tak terkontrol kedepannya jg bisa bisa minyak bumi di Indonesia lebih cepat habis dan ujung ujungnya harus tergantung dengan harga internasional. Dan di saat itu pula apakah negara sudah siap / memiliki dana yang sehat ataukah hutang negara tetap bertambah untuk pembangunan.
BalasHapusSelain itu jika mematok harga rendah juga bisa disalahgunakan untuk diselundupkan mencari keuntungan dijual di pasar Internasional dengan patokan harga internasional
Mari kita dukung KKG berhitung dengan SBY
BalasHapus[…] http://agusnizami.wordpress.com/2012/03/21/kwik-kian-gie-subsidi-bbm-itu-bohong/ […]
BalasHapusKalo minyak mentah hasil lifting indonesia tidak dihargai yg sewajarnya, itu berarti sama dengan dibagikan kepada rakyat, berarti tiap orang adilnya mendapat jumlah yang sama. Padahal jumlah kebutuhannya berbeda, bagaimana cara tersebut bisa berjalan dengan benar ? Mantan menteri ?:(
BalasHapus1 Barrel Minyak itu 159 liter. Coba cari di Google dgn keyword (jgn lupa kata OIL): 1 oil barrel to liter
BalasHapusAn oil barrel (abbreviated as bbl) is a unit of volume whose definition has not been universally standardized. In the United States and Canada, an oil barrel is defined as 42 US gallons, which is equivalent to 158.987294928 L exactly
http://en.wikipedia.org/wiki/Barrel_(unit)
http://answers.yahoo.com/question/index?qid=20060804063457AAkCKnn
barrel for petroleum products
1 barrel = 158.987 liters
http://wiki.answers.com/Q/How_many_liter_for_1_barrel
Kebutuhan minyak mentah kita itu memang 1,4 juta bph. Justru pemerintah cuma menghitung yg jadi bensin. Uang yg didapat dari Avtuur, Aspal, dsb tidak dihitung oleh pemerintah. Seolah rugi. Padahal untung besar.
Indonesia itu 19x lipat lebih luas dari Malaysia. Kok produksinya tidak beda jauh? Indonesia cuma 0,8 juta bph, sementara Malaysia hampir 0,7 juta bph.
BalasHapusJadi solusinya Nasionalisasi Perusahaan minyak. Jadi tidak dikadali oleh perusahaan minyak asing.
Jika itu dilakukan, niscaya produksi minyak dan pendapatan Indonesia bertambah 3x lipat dari sekarang.
Zaman Soeharto saja produksi bisa 1,6 juta bph. Lah sekarang kok cuma 0,8 juta bph? Padahal pendapatan Chevron naik 35%.
Indonesia dikadali oleh perusahaan minyak asing.