Kamis, 27 Februari 2014

Bekam dan Penyakit Menular


Di satu grup Bekam saya bertanya:
Assalamu'alaikum wr wb,
Kemarin saya membekam pasien yg menderita penyakit Hepatitis B (dari pengakuannya usai cek lab). Semua alat sekali pakai sudah dibuang. Nah gelas bekam ini sudah saya bilas dgn air semprotan tinggi, kemudian direndam dgn air yg dcampur bayclin dan rinso selama 3 jam, kemudian saya rendam di air mendidih sekitar 30 menit, lalu saya rendam di air dgn Porstex hingga biru selama 1,5 jam. Dan nanti akan saya masukan ke alat steril Corona dgn suhu 60 derajad celsius dgn ozone selama 20 menit.
Kira2 aman tidak gelas bekam tsb untuk dipakai kembali? Atau sebaiknya dibuang saja? (meski nombok... 
Mohon jawabannya dari para ahli steril.

Ada yang menjawab:

Senin, 17 Februari 2014

Pengalaman Membekam Pasien dengan Keluhan Kepala Pusing, Pegal, dan Asam Urat

Tanggal 8 dan 9 Februari lalu membekam 2 pasien. Yang pertama mengeluh pusing kepalanya. Padahal tensi darah normal. Orangnya cenderung agak gemuk dan kurang berotot.
Saya bekam saja di leher, punuk (kahil), bahu (katifain), punggung, dan pinggang ('ala wariq). Saat bekam saya tanya apa pusingnya sudah hilang. 
Saat dijawab belum, saya ulangi bekam di leher, punuk, dan bahu. Kemudian saya tanya lagi. Alhamdulillah dia jawab sudah hilang.
Pasien kedua yang merasa bahunya pegal pun begitu. Dia pegal karena mengangkat barang. Setelah

Minggu, 16 Februari 2014

Menjenguk Ibu Hj. Asmah Syahroni

Minggu jam 11 siang tadi (16 Februari 2014) bersama ibu dan paman menjenguk Ibu Hj. Asmah Syahroni, sesepuh Kalimantan Selatan yang saat ini terbaring di RS Islam, Cempaka Putih.
Dalam usia 87 tahun, alhamdulillah suara beliau cukup lantang meski pendengaran agak berkurang. Dan saya heran juga jika beliau hafal dgn nama saya meski beliau menghadiri pernikahan saya dan sebetulnya jarang bertemu.
Kami berbincang2 tentang banyak hal. Di antaranya beliau mengenang acara KWKS yang dulu amat ramah dan bersahabat. Di mana semua yang hadir itu sederajat. Sementara sekarang tidak. Ada segelintir "orang2 besar" yang diberi tempat duduk di depan (VVIP) dgn kursi mewah, sementara yg lain di belakang. Banyak juga yg tak kebagian duduk. Meski berkumpul banyak, tapi tidak saling mengenal.