Kamis, 27 Februari 2014

Bekam dan Penyakit Menular


Di satu grup Bekam saya bertanya:
Assalamu'alaikum wr wb,
Kemarin saya membekam pasien yg menderita penyakit Hepatitis B (dari pengakuannya usai cek lab). Semua alat sekali pakai sudah dibuang. Nah gelas bekam ini sudah saya bilas dgn air semprotan tinggi, kemudian direndam dgn air yg dcampur bayclin dan rinso selama 3 jam, kemudian saya rendam di air mendidih sekitar 30 menit, lalu saya rendam di air dgn Porstex hingga biru selama 1,5 jam. Dan nanti akan saya masukan ke alat steril Corona dgn suhu 60 derajad celsius dgn ozone selama 20 menit.
Kira2 aman tidak gelas bekam tsb untuk dipakai kembali? Atau sebaiknya dibuang saja? (meski nombok... 
Mohon jawabannya dari para ahli steril.

Ada yang menjawab:


Fulan 1
عـــن أبي هريـــرة رضي اللـه عنـه ، أن رســول اللـه صلى اللـه عليـه وسلـم قـــال : « لا عـدوى ، ولا طيــرة ، ولا هــامة ، ولا صفــر » .
"Dari sahabat Abu Hurairah radhiallahu anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda: "Tidak benar (meyakini) penyakit berpindah dan menular dengan sendiri, tidak benar mempercayai gerak-gerik burung dalam menentukan nasib, tidak benar meyakini burung hantu, tidak benar anggapan bulan safar adalah bulan sial (semua nasib baik dan buruk ada di tangan Allah".
beberapa ulama' lainnya bhw Ɣªήğ dimaksud ϑëπƍάπ "صفــر" adalah penyakit Ɣªήğ berkaitan ϑëπƍάπ perut sejenis penyakit kuning.
(HR. Al-Bukhari 5437, Muslim 2220, Abu Daud 3911, Ahmad (II/327))


Klo berdasarkan pengalaman saya dgn mengacu dari dalil2 syar'i ϑαπ disertai perkataan para ulama' bhw τϊđακ ada penyakit menular maka di dalam membersihkan gelas bekam cukup dicuci spt biasa, tanpa ada rasa was2 sebagaimana konspirasi syaithon2 kafir yg berusaha merusak aqidah ƙίƗα dgn mengkhabarkan adanya penyakit menular shg menyelisihi ketetapan رسـول اللـه صلى اللّـه عليـه وسلـم di dalam hadits2nya. Sedikit adanya rasa was2 tsb maka syaithon2 dari kalangan jin akan mewujudkan apa yg ƙίƗα takutkan بِــإذن اللّـهِ krn kesalahan aqidah ƙίƗα.
واللّـه وليّ التّوْفيــق و السّــداد....

Jawab saya:
Agus Nizami Selain ada hadits ttg tak adanya penyakit menular, ada juga banyak hadits ttg penyakit menular. Penyakit ini menular lewat penyebaran virus penyakit tentu dgn seizin Allah. Misalnya saat ada teman/orang dekat yg sakit flu, kemungkinan besar orang yg daya tahannya lemah juga sakit flu dgn seizin Allah. Dari Abu Hurairah berkata: Rasulullah bersabda: “Tidak ada penyakit menular dan thiyarah (merasa sial dengan burung dan sejenisnya), dan saya menyukai ucapan yang baik”. [HR. Muslim no. 2223]
Dari Abu Hurairah dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لاَ يُوْرِدُ مُمْرِضٌ عَلَى مُصِحٍّ
“Janganlah unta yang sehat dicampur dengan unta yang sakit”.[HR. Bukhari no. 5771 dan Muslim no. 2221]
Dan Sabda beliau,
فِرَّ مِنَ الْمَجْذُوْمِ فِرَارَكَ مِنَ الأَسَدِ
“Larilah dari penyakit kusta seperti engkau lari dari singa”.[HR. Muslim: 5380]
Larilah dari penderita lepra sebagaimana kamu lari dari harimau. (HR. Bukhari)
Dari Usamah r.a. dari Nabi s.a.w., sabdanya: "Jikalau engkau semua mendengar menjangkitnya tha'un -kolera- di sesuatu negeri, maka janganlah engkau semua masuk ke situ tetapi apabila ia berjangkit di sesuatu negeri dan engkau semua sedang berada di situ, maka janganlah engkau semua keluar dari negeri tersebut." (Muttafaq 'alaih)

Cuma dibantah oleh si Fulan bahwa hadits tsb sudah dimansukh...

Saya pribadi berpendapat bahwa sebagaimana setan bisa mempengaruhi manusia untuk berbuat jahat sehingga kita harus membaca ta'awudz / berlindung kepada Allah, ada juga virus2 penyakit / bakteri yang memang telah ditemukan para ahli bisa menyebabkan penyakit dan menular. Contohnya virus DBD, Aids, Hepatitis, Flu, dsb. Masalah apakah semua tertular / tidak, tergantung daya tahan tubuh kita dan juga perlindungan Allah.

Dan kita harus paham, Nabi itu adalah pasien bekam. Bukan tukang bekam. Dan ada hadits Nabi yang mengatakan kamu lebih tahu tentang urusan duniamu.

Pasien saya tersebut kena hepatitis 3 bulan terakhir. Dan dia bekam sejak tahun 2008 di antaranya dengan temannya di rumah. Saya khawatir dia tertular penyakit tsb dari alat bekam yang tidak disteril secara baik.

Kebetulan saya belajar bekam dari HPA dan Ustad Kathur (ini tak secara resmi cuma beberapa kali jadi pasien beliau dan membaca tulisan2 beliau soal bekam) yang selalu mengutamakan masalah higienis dan steril dalam membekam. Jadi ilmu itulah yang saya ikuti.

Buat yang hobi bekam, tak ada salahnya anda membawa gelas bekam sendiri dari rumah agar terhindar dari berbagai penyakit menular akibat gelas bekam yang tidak steril.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar