Minggu jam 11 siang tadi (16 Februari 2014) bersama ibu dan paman menjenguk Ibu Hj. Asmah Syahroni, sesepuh Kalimantan Selatan yang saat ini terbaring di RS Islam, Cempaka Putih.
Dalam usia 87 tahun, alhamdulillah suara beliau cukup lantang meski pendengaran agak berkurang. Dan saya heran juga jika beliau hafal dgn nama saya meski beliau menghadiri pernikahan saya dan sebetulnya jarang bertemu.
Kami berbincang2 tentang banyak hal. Di antaranya beliau mengenang acara KWKS yang dulu amat ramah dan bersahabat. Di mana semua yang hadir itu sederajat. Sementara sekarang tidak. Ada segelintir "orang2 besar" yang diberi tempat duduk di depan (VVIP) dgn kursi mewah, sementara yg lain di belakang. Banyak juga yg tak kebagian duduk. Meski berkumpul banyak, tapi tidak saling mengenal.
Bersama dgn anak perempuan H Ahmad Syaikhu yg juga sudah beranjak tua, beliau berbincang2 tentang Muslimat (Fatayat Muslimat?). Meski jumlahnya sudah 5 juta dan beliau jarang turut campur, namun saat ada yang ingin membuat kartu anggota dan memungut iuran anggota, beliau tidak setuju. Jangan cari uang dari anggota. Begitu kata beliau.
Saya lihat memang anggota2 DPR dulu adalah aktivis2/tokoh2 masyarakat yang memang alim dan bijak. Bukan sekedar artis muda yang (maaf) kurang cerdas dan tidak ada pengalaman dalam mencerdaskan masyarakat. Bahkan ada juga caleg yg ternyata pencuri dan perampok. Ketokohan/prestasi sudah tidak diutamakan oleh pengurus Parpol. Yang penting adalah: uang! Ini memprihatinkan.
Ibu Hj. Asmah Syahroni hidup amat sederhana. Dan beliau selalu bersilaturrahmi. Bukan cuma dgn pejabat / orang2 besar. Tapi juga dgn rakyat biasa.
http://agusnizami.blogspot.com/2009/07/ibu-hj-asmah-syahroni-yang-rajin.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar