Alhamdulillah meski tak punya uang cukup untuk umrah, kami mendapat rezeki dari Allah sehingga bisa menunaikan umrah sekeluarga pada 5 Juni -13 Juni 2011. Rombongan terdiri dari ibu, adik, ipar, istri, bu Euis, dan saya sendiri. Kami berangkat lewat PT Zam Zam Sumbula Thoyyiba yang dipimpin pak HB Tamam Yafie (putra KH Ali Yafie).
Berangkat lewat pesawat Saudia (SV) transit di Riyadh, kemudian ke Madinah. Di Madinah, menunggu sekitar 2 jam untuk antrian di imigrasi yang mewajibkan sidik jari tangan kanan, kiri, dan kedua jempol untuk discan dengan komputer. Setelah itu foto wajah. Antrian cukup lama apalagi petugas tempat kami diproses, didatangi temannya untuk ngobrol...:)
Foto di atas yang tertanggal 29 Mei salah tanggal. Harusnya 5 Juni 2011. Foto-foto lainnya, tanggalnya juga harus ditambah 7 agar benar. Lupa setting tanggal.
Berangkat di sana tidak perlu membawa Al Qur'an karena di masjid Nabawi dan Masjidil Haram tersedia berlimpah. Selain itu juga kita bisa beli Al Qur'an di sana.
Alhamdulillah kami menginap di Bahauddin Hotel yang jaraknya sekitar 50 meter dari halaman Masjid Nabawi mulai 5 Juni 2011. Kami menginap berempat dengan adik saya, pak Very, dan pak Tamam selaku pimpinan yang terjun langsung mengurus rombongan umrah yang terdiri dari 35 jema'ah dibantu oleh anak buahnya.
Menginap sekamar ber4 justru menyenangkan karena selain temannya banyak, mau pergi bareng ke masjid atau tempat lain juga gampang. Di atas foto dengan pak Very di pelataran belakang masjid Nabawi di waktu malam. Suasana kota Madinah dan Mekkah hidup selama 24 jam.
Foto adik dengan pak Very. Pak Very ini pernah saat tiduran menunggu di antara waktu shalat, tahu-tahunya ada orang Arab yang berteriak "Gum! Gum!..." Namun belum sempat bangun, dengan kondisi terlentang dia melihat di atas kepalanya keranda mayat melintas. Paling tidak ada 9 keranda mayat yang di bawa. Rupanya dia tidur di atas jalur keranda mayat...
Masjid Nabawi di waktu Subuh tetap ramai dikunjungi orang. Setiap shalat wajib 5 waktu, dikerjakan di Masjid Nabawi dengan berjama'ah. Seusai shalat dilakukan shalat jenazah yang pahalanya sebesar gunung Uhud (gunung terbesar di Madinah).
Foto bareng Jemaah Umrah PT Zamzam Sumbula Thoyyiba tanggal 5 Juni - 13 Juni 2011. Harusnya total ada 35 jemaah.
Foto di kebun kurma di Madinah. Kurma yang terbaik adalah kurma Nabi yang biasa disebut kurma Ajwa. Kata muthowwifnya Haji Ismail (soalnya haditsnya belum ketemu), kurma ini hanya beberapa ratus saja dan ditanam langsung oleh Nabi. Harganya saat itu 80 real (1 real Rp 2300). Lewat Haji Ismail, kami membelinya 50 real/kg meski kemudian ternyata kormanya tidak standar (ada yang matang mulus, ada pula yang kriting mungkin karena kelamaan).
Foto bu Euis, ibu, Iin, dan istri di titik 0 Medan Magnet Gunung Putih. Di Medan Magnet ini, meski tidak digas, namun mobil bisa melaju dari 0 km hingga 140 km/jam. Dan saat dituang, air justru bergerak ke tempat yang lebih tinggi. Begitu pula saat Bis berhenti, Bis justru mundur ke tempat yang lebih tinggi meski mesin di matikan.
Pada dasarnya bumi adalah medan magnet raksasa yang bukan cuma menarik besi, tapi juga tanah, air, manusia, dsb. Umumnya benda-benda jatuh dari tempat yang lebih tinggi, ke tempat yang lebih rendah akibat daya tarik gravitasi bumi. Tapi jika Allah berkehendak, Allah bisa juga menciptakan yang lain.
Silahkan baca dan lihat juga foto-foto di:
Cerita dan Foto Umrah 1
Cerita dan Foto Umrah 2
Cerita dan Foto Umrah 3
[...] Sambungan dari Cerita dan Foto Umrah 1 [...]
BalasHapusjadi ingat ketika tahun lalu saya Umroh bersama kakak2 dan keponakan....setelah pulang ke tanah air, terasa benar Rindu Kabah, Rindu Tanah Suci dan Tanah Haram.....Rindu Orang2 yang bak Malaekat....Subhanalah Ya Allah...............Smoga hamba bisa datang lagi ke rumah Mu....Aminnnnnn.....
BalasHapuswah baru sekali ini liat halaman nya pak Agus :)
BalasHapus[...] Cerita dan Foto Umrah 1 [...]
BalasHapus