“Sesungguhnya yang paling aku khawatirkan atas kamu adalah seseorang yang telah membaca (menghafal) al-Qur’ân, sehingga ketika telah tampak kebagusannya terhadap al-Qur’ân dan dia menjadi pembela Islam, dia terlepas dari al-Qur’ân, membuangnya di belakang punggungnya, dan menyerang tetangganya dengan pedang dan menuduhnya musyrik”. Aku (Hudzaifah) bertanya, “Wahai nabi Allâh, siapakah yang lebih pantas disebut musyrik, penuduh atau yang dituduh?”. Beliau menjawab, “Penuduhnya”. (HR. Bukhâri dalam at-Târîkh, Abu Ya’la, Ibnu Hibbân dan al-Bazzâr. Disahihkan oleh Albani dalam ash-Shahîhah, no. 3201).
Baca selengkapnya di:
http://media-islam.or.id/2012/01/19/ciri-khawarij-tak-mengamalkan-al-quran-dan-membunuh-muslim/Musyrik itu adalah orang yang menyembah selain Allah atau mempersekutukan Allah. Ini adalah dosa terbesar yang tidak diampuni oleh Allah. Selain syirik besar, ada juga syirik kecil seperti mengakui adanya jimat/pusaka yang memiliki kekuatan selain Allah.
Meski demikian, kita tidak boleh sembarangan menuduh sesama Muslim sebagai musyrik atau kafir hanya dengan menduga/mengamati tanpa adanya pengakuan si pelaku bahwa dia memang menyembah Tuhan selain Allah.
Banyak hal-hal yang sekilas menurut kita aneh, tapi sebetulnya itu bukan Syirik/Musyrik. Contohnya saat Iblis diperintah Allah sujud kepada Nabi Adam. Itu bukan syirik menyembah Adam. Tapi perintah Allah untuk menghormati Nabi Adam. Saat Nabi mencium Hajarul Aswad (batu hitam), itu bukanlah menyembah Hajarul Aswad. Saat orang memegang Ka'bah sambil mulutnya komat-kamit berdoa. Itu bukan berarti dia menyembah Ka'bah. Bisa jadi dia penasaran dgn Ka'bah dan ingin tahu bagaimana rasanya memegang Ka'bah sambil berdoa kepada Allah.