Rabu, 12 Oktober 2011

Pasien Bekam yang Memuaskan

Ada satu pasien bekam yang menyenangkan. Namanya pak Herman, seorang keturunan Tionghoa.


Saat menelpon pertama, dia tanya: "Dengan pak Ikhwan?". Dipikir Ikhwan itu adalah nama orang. Padahal maksudnya itu pebekam pria.


"Oh bukan, saya Agus", kata saya.


Saat beliau tiba, saya bilang bahwa bekam ini cocok-cocokkan. Jika pasien yakin, insya Allah hasilnya juga terasa seperti kepala, leher, dan bahu jadi terasa enteng dan pandangan jadi terasa terang. Ibarat Placebo, meski cuma diberi tepung beras yang tidak ada khasiatnya, namun peminum obat placebo yang yakin, lebih dari separuhnya malah sembuh.


Sebaliknya jika tidak yakin, obat sebagus apa pun belum tentu bisa menyembuhkannya. Sebab pikiran yang positif satu faktor bagi penyembuhan.


"Oh dengan melihat pak Agus, saya langsung yakin", kata pak Herman.


"Saya pernah periksa darah. Tapi saya yakin kalau darah saya ini kolesterolnya tinggi dan ada asam uratnya. Apalagi tangan saya kesemutan dan badan saya gemuk", kata pak Herman.


Saat dibekam memang darahnya hitam, kental dan banyak. Pak Herman minta istrinya untuk memotonya. Darahnya kental bagaikan marus/hati/agar2. Pak Herman melihat dengan takjub.


"Bagaimana pak? Apa berasa lebih enak?" tanya saya.


"Wah enak sekali. Nanti kalau saya ke sini 2 minggu sekali atau sebulan sekali, pak Agus tidak keberatan kan?" katanya.


Dalam hati saya, ya tidak keberatan dong. Apalagi selain menyenangkan, pak Herman ini tidak termasuk dari "Bukhala" yang disebut oleh seorang pembekam di satu grup Ahli Bekam...:)


Alhamdulillah memang Bekam yang merupakan pengobatan yang dianjurkan oleh Nabi saat ini bisa dinikmati oleh siapa saja.

1 komentar: