Minggu, 16 September 2012

Tawuran dan DBD: Pemerintah Tidak Cegah Timbulnya Korban, Tapi Tunggu Korban Jatuh

Kemaren ada Tawuran di depan rumah. Ratusan orang sudah kejar2an dgn senjata clurit segala macam. Lemparan batu juga sudah terjadi. Menurut seorang "anggota" tawuran, saat main bola, leher temannya dibacok oleh pihak lawan sambil menunjukkan lehernya.
Sempat juga sih mencoba menengahi cuma sepertinya sulit karena terlalu banyak dan bapak2 juga ikut.
Saat saudara yg polisi dihubungi agar mengontak temannya ke Lokasi, anjurannya: "Tutup Pintu"
Saat Polsek dihubungi, cuma menyuruh agar korban lapor. Dan belum mau datang jika Tawuran yang "beneran" di mana orang sudah saling bacok terjadi.
Jadi memang Polisi itu tugasnya bukan mencegah Tawuran. Tapi kalau sudah Tawuran massal benar2 terjadi dan korban berjatuhan, baru mereka mau datang.


Saat banyak nyamuk di rumah dan minta RT untuk melakukan penyemprotan juga begitu. Harus ada korban DBD dulu baru bisa fogging. Jadi harus ada korban dulu padahal nyawa bisa melayang karena DBD itu penyakit mematikan.


Sepertinya pemerintah memang kurang menghargai nyawa manusia. Bukannya segera menanggapi laporan dan mencegah korban jatuh, tapi malah menunggu korban jatuh dulu baru bertindak.


Apabila Allah menghendaki kebaikan bagi suatu kaum maka dijadikan pemimpin-pemimpin mereka orang-orang yang bijaksana dan dijadikan ulama-ulama mereka menangani hukum dan peradilan. Juga Allah jadikan harta-benda di tangan orang-orang yang dermawan. Namun, jika Allah menghendaki keburukan bagi suatu kaum maka Dia menjadikan pemimpin-pemimpin mereka orang-orang yang berakhlak rendah. DijadikanNya orang-orang dungu yang menangani hukum dan peradilan, dan harta berada di tangan orang-orang kikir. (HR. Ad-Dailami)


Akan datang sesudahku penguasa-penguasa yang memerintahmu. Di atas mimbar mereka memberi petunjuk dan ajaran dengan bijaksana, tetapi bila telah turun mimbar mereka melakukan tipu daya dan pencurian. Hati mereka lebih busuk dari bangkai. (HR. Ath-Thabrani)


Barangsiapa diserahi kekuasaan urusan manusia lalu menghindar (mengelak) melayani kaum lemah dan orang yang membutuhkannya maka Allah tidak akan mengindahkannya pada hari kiamat. (HR. Ahmad)


Khianat paling besar adalah bila seorang penguasa memperdagangkan rakyatnya. (HR. Ath-Thabrani)
http://media-islam.or.id/2012/09/03/pilih-pemimpin-mukmin-ahli-dan-amanah-bukan-zalim-fasik-atau-munafik/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar