Selasa, 08 Mei 2012

Tips Cara Memilih Toko / Mall yang Laris

Salah satu faktor penting dalam meningkatkan omset penjualan adalah dengan cara memilih toko / mall yang laris. Jika keliru memilihnya, penjualan pun bisa lebih sedikit dibanding cabang lainnya. Ini biasa terjadi di perusahaan retail yang punya banyak cabang. Meski barang dagangan/kualitas sama, penjaga toko / pelayanannya relatif sama, namun jika lokasi toko/mal kurang mendukung, cabang toko tersebut penjualannya akan sepi dan merugi. Sementara cabang lain yang lokasi toko/malnya lebih baik, justru ramai dan untung.


Nah bagaimana cara memilih toko / mall yang laris?


Sebagai seorang yang bekerja di satu perusahaan retail yang punya banyak cabang sejak tahun 2003 (hampir 9 tahun), saya mengamati dan mencoba menganalisa kenapa 1 toko bisa mencapai penjualan sebanyak Rp 200 juta lebih per bulan (100 dinar) sementara cabang lain Rp 20 juta per bulan saja tidak dapat sehingga rugi. Banyak cabang yang merugi kemudian ditutup setelah 1-3 tahun berjalan. Ini tentu saja merupakan pemborosan karena biaya pembangunan toko, sewa toko, serta pembelian berbagai perlengkapan toko bisa mencapai Rp 700 juta lebih per toko. Bayangkan jika anda membuka 5 toko hanya untuk menutupnya lagi 1-2 tahun ke depan, anda akan menderita kerugian Rp 3,5 milyar! Satu jumlah yang lumayan bukan?


Untuk itu, diperlukan perhitungan yang matang dalam memilih toko atau mall tempat kita berdagang.


Pertama kita harus paham bahwa ada 2 jenis toko: Ruko (Rumah Toko) dan Mall. Masing-masing punya kelebihan dan kekurangan sendiri-sendiri.


Ruko umumnya lebih murah, kemudian secara jangka panjang lebih stabil karena posisinya tetap. Namun keamanan merupakan tanggung-jawab kita sendiri.


Ada pun Mall, umumnya lebih mahal bisa 3-4 x lipat biayanya. Namun Mall yang ramai, penjualannya bisa 2 x lipat lebih banyak ketimbang ruko. Apalagi jika di Mall tersebut ada penarik pembeli seperti Carrefour, Restoran populer seperti Mc Donald atau KFC, dan sebagainya. Kerugian di Mall adalah, kadang pihak Mall bisa seenaknya memindahkan lokasi kita dalam beberapa tahun, misalnya dari lantai dasar dekat pintu yang strategis, ke lantai 3 yang kurang strategis. Ini selain bisa menghabiskan biaya Rp 400 juta lebih untuk pembangunan toko yang bonafid juga bisa mengurangi penjualan hingga separuhnya. Bahkan lebih.


Toko atau Mall yang strategis umumnya berada di pusat Bisnis atau lebih baik lagi Pusat Kota. Bukan perumahan atau daerah pinggiran yang sepi. Di daerah perumahan, yang laris paling-paling adalah barang-barang kebutuhan rumah tangga sehari-hari seperti sabun, jajanan anak, dsb. Contohnya adalah Alpha Mart dan Indomart. Namun untuk kebutuhan yang 1-2 tahun seperti kacamata, pakaian, sepatu, dsb, pusat bisnis lebih baik.


Kenapa di daerah bisnis lebih ramai daripada di perumahan? Di perumahan yang elit, umumnya 1 rumah itu luasnya 500 m2 - 1000 m2 dengan penghuni paling 5 orang atau dalam 100 m2 hanya ada 1 orang. Itu pun di hari kerja sang suami yang biasanya merupakan "Bos" yang banyak uangnya tidak ada di tempat. Yang ada adalah istri dan anak-anaknya.


Sedang di daerah bisnis/perkantoran, dalam 100 m2 itu bisa ada 10 orang atau lebih. Dan mereka semua adalah "Bos" yang punya uang. Jadi secara potensi, daerah bisnis 10x lipat lebih ramai dibanding daerah pemukiman. Ini untuk perkantoran yang cuma 1 lantai. Kalau gedung perkantorannya 20 lantai, maka jumlah potensi pembelinya secara matematis 200 x lipat daripada di perumahan. Bahkan di saat libur pun, umumnya penghuni perumahan elit lebih senang berbelanja jauh dari tempat mereka dengan menggunakan mobil. Itulah sebabnya beberapa toko yang berada di Mall yang ada di tengah perumahan mewah sekalipun akhirnya sepi dan kemudian tutup.


Selain itu hendaknya lokasi toko atau Mall berada di tempat yang strategis seperti di Persimpangan. Sehingga dilalui oleh banyak kendaraan dari berbagai arah. Contohnya adalah Citraland Semarang di Simpang Lima, Galeria Mall di Yogyakarta, dan Simpang 6 di Denpasar. Semua toko berada di persimpangan bahkan ada yang simpang 6! Ada pun toko atau Mal yang berada di pinggir jalan yang lurus, relatif lebih sepi.



Pilih Mall yang ramai. Bukan yang sepi. Sebagai contoh, ramainya jalan di depan mall, ramainya kendaraan yang parkir di Mall, serta banyaknya pengunjung di Mall merupakan satu tanda yang baik. Sebaliknya jika parkir mobilnya saja sepi sekali, begitu pula Mallnya itu bukan pertanda yang baik. Apalagi jika ternyata lebih banyak penjaga toko ketimbang pengunjung Mallnya. Lebih baik lagi jika anda mensurvey berapa banyak pengunjung yang masuk ke toko yang menjual barang sejenis dengan yang anda jual. Sebab banyaknya pengunjung, belum tentu mereka adalah pembeli. Bisa jadi mereka cuma jalan-jalan atau Window Shopping saja. Anda bisa melakukan pengamatan selama 7 hari baik di hari kerja dan juga Sabtu dan Minggu. Lebih baik membuang sedikit waktu ketimbang menghabiskan uang ratusan juta dan waktu berbulan-bulan sebelum anda menutup toko anda karena rugi.


Pilih lokasi toko yang strategis, misalnya dekat pintu masuk utama Mall. Jangan di lantai 3 atau lebih.  Jika pun lokasi toko anda tidak strategis, anda bisa memasang website untuk menarik pengunjung ke toko anda. Contohnya toko Quantum Computer yang ada di Harco lantai 5, ternyata pengunjungnya sangat ramai melebihi yang ada di lantai dasar. Ini karena mereka membuat website rakitan.com yang sangat informatif tentang produk dan harga barang yang mereka jual. Website itulah yang menarik pengunjung ke toko mereka.


Nah itulah beberapa tips memilih toko atau mall yang baik.


Selain itu anda juga harus memilihkan faktor-faktor lain untuk mendukung penjualan produk anda seperti Pemasaran, iklan/promosi, koleksi barang yang bagus dengan harga yang bersaing, serta yang terpenting adalah sales/penjual di toko anda.


Sebaik apa pun toko anda dan sebagus apa pun barang dagangannya, jika sales/penjual di toko anda tidak mampu menjualnya, niscaya penjualan anda pun tidak akan baik. Untuk itu anda harus memperhatikan kesejahteraan sales anda. Sulit bagi sales anda untuk menjual dengan baik jika setiap hari mereka berpikir bahwa gaji mereka tidak cukup untuk memberi makan, bayar sekolah, atau biaya berobat keluarga mereka. Walhasil selain pikiran mereka tersita dan tidak fokus, mau tidak mau mereka juga harus bekerja untuk menutupi kekurangan mereka. Ada satu toko yang penjualannya menyusut hingga tinggal 1/4 saja karena penjual-penjual terbaik mereka pindah ke tempat lain sementara yang tersisa sudah layu semangatnya.


Yang lebih parah adalah jika mereka akhirnya mencuri atau membuat toko dalam toko di mana mereka menjual barang milik mereka sendiri di situ. Upah yang layak akan membuat sales anda betah bekerja di tempat anda. Jika kurang, maka sales-sales terbaik pun akan kabur, sehingga yang tersisa adalah sales-sales yang kurang mampu. Mereka sulit bersaing dengan sales-sales terbaik dari perusahaan saingan anda.


Ada pepatah Inggris yang mengatakan: "If you pay peanuts, you get monkeys". Jika anda membayar dengan kacang, anda dapat monyet. Jika kita membayar dengan upah terbaik, kita akan mendapat karyawan terbaik. Jika kita membayar dengan upah terendah, kita akan mendapat karyawan dengan kualitas terendah. Karena karyawan terbaik, bisa memilih tempat kerja yang lebih baik.


Barang beda dengan Orang. Jika kita bisa membeli barang yang sama dengan harga separuhnya, kita bisa mendapat hasil yang sama dengan barang yang lebih mahal. Tapi jika kita menggaji Orang dengan upah separuh dari yang mereka harapkan, kita hanya mendapat hasil separuh atau kurang karena semangat mereka turun karena kecewa. Mereka bisa bekerja asal-asalan atau tanpa semangat. Usahakan setiap tahun anda tanya karyawan anda soal kesejahteraan mereka. Karena kenaikan harga barang/inflasi terjadi setiap tahun. Apakah upah mereka masih cukup untuk biaya hidup atau tidak?


Jadi saat penjualan menurun, pilihlah toko/mall secara selektif. Pilih jika itu benar-benar akan memberi untung untuk anda. Jangan sampai justru merugikan anda. Jika memang tidak ada, lebih baik uang ratusan juta tersebut anda pakai untuk mensejahterakan karyawan anda sehingga semangat mereka jadi tinggi. Perbaiki koleksi barang dagangan anda, dan renovasi toko anda meski hanya sekedar mendempul dan mengecat ulang saja.


1 komentar: