Kamis, 10 Mei 2012

Adakah Radar Pendeteksi Gunung / Pesawat Lain di Sukhoi?


Kecelakaan pesawat terbang yang menimpa pesawat Sukhoi Superjet 100 cukup memprihatinkan. Pesawat tersebut jatuh bersama 47 penumpangnya di daerah Gunung Salak di ketinggian 1200 meter.  Pesawat jatuh tak lama setelah pilot menghubungi menara pengontrol di Halim untuk menurunkan ketinggian pesawat dari 10.000 kaki jadi 6.000 kaki (1828 meter). Kemungkinan besar menabrak gunung Salak yang tingginya 7.253 kaki (2.211 meter).


Bisa jadi pilot menabrak gunung karena pandangan visual terhalang oleh awan sementara petugas di menara kontrol di Halim tak mengetahui bahwa di sana ketinggian gunung cukup berbahaya jika pesawat diturunkan ketinggiannya jadi 1.828 meter.


Saat kabut/awan tebal pandangan mata kita ke depan paling kurang dari 100 meter. Saat naik pesawat, saya sering duduk di samping jendela. Jika pesawat sedang menembus awan tebal, kita tidak bisa melihat apa-apa kecuali awan. Bayangkan jika pesawat terbang yang kecepatannya 800 km/jam atau 222 meter/detik. Padahal orang sulit bereaksi dalam waktu kurang dari 1/2 detik.



Seharusnya sih (jika bisa), pesawat terbang tidak tergantung dengan pandangan mata pilot dan co pilot serta menara pengontrol. Tapi juga punya sistem Radar yang bisa mendeteksi adanya gunung atau pesawat terbang lain yang menghalangi jalur mereka. Sehingga tabrakan bisa dihindarkan.


Bayangkan jika seandainya cuaca berkabut/berawan sangat tebal sehingga pilot pandangannya terbatas dan komunikasi dengan menara kontrol terputus atau petugasnya tidak paham medan di jalur pesawat. Kan berbahaya. Untuk itu pesawat terbang juga harus punya Radar yang bagus yang bisa mendeteksi benda/halangan yang ada di jalurnya. Di bawah ada artikel mengenai radar yang bisa "melihat" ratusan km ke depan meski ada kabut, hujan, salju, awan, dan gelap. Radar bisa menemukan rudal, kapal, kota, hujan badai, dan gunung. Juga ada Altimeter Radar (Radar Ketinggian) yang bisa mengingatkan pilot jika pesawat terbang terlalu rendah dari tanah agar tidak jatuh.



BTW, setelah browsing ternyata ada ground proximity warning system (GPWS) untuk memberi peringatan pilot bahwa mereka terbang terlalu rendah. Hanya ternyata GPWS ini tidak bermanfaat jika tebing di depan terlalu tinggi dan curam sehingga pesawat tidak punya cukup waktu untuk menaikkan pesawat melewati bukit/gunung tinggi di depannya. Sistem lebih canggih diperkenalkan tahun  1996, yang dikenal sebagai enhanced ground proximity warning systems (EGPWS). Sistem ini selain mengandalkan GPWS juga memakai GPS dan radarnya menunjuk agak jauh ke depan sehingga jika ada tanjakkan tebing yang curam, pilot punya cukup waktu untuk menaikkan pesawatnya.



Cuma di Polandia ada pesawat yang jatuh meski dilengkapi EGPWS. Ternyata peringatan suaranya dimatikan (mungkin pilot merasa terganggu oleh suaranya) dan juga kurang terlatih menggunakan EGPWS.


Para korban sudah jatuh. Mudah-mudahan ke depannya bisa diperbaiki sehingga tidak timbul korban baru lagi.


Video saat naik pesawat terbang:


[youtube http://www.youtube.com/watch?v=bV15VWiWs8w?rel=0]

KAMIS, 10 MEI 2012 | 12:17 WIB
Kasus Sukhoi, Ada Syarat Turunkan Pesawat
Besar Kecil Normal
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Federasi Pilot Indonesia, Hasfrinsyah, mengatakan ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi sebelum pesawat dapat menurunkan ketinggian jelajahnya. Salah satu syarat yang cukup penting adalah adanya kesamaan pandangan antara pilot dan petugas lalu lintas udara (Air Traffic Control/ ATC).


"Pandangan keduanya harus tepat sama. Kalau berbeda, sangat berbahaya mengizinkan pesawat turun ke ketinggian di bawah batas aman, 2.000 kaki di atas puncak gunung," ujar Hasfrinsyah ketika dihubungi Tempo, Kamis, 10 Mei 2012.


Menurut Hasfrinsyah, sebenarnya sah-sah saja jika pilot Sukhoi Superjet 100 memutuskan untuk turun ke ketinggian 6.000 kaki saat ia berada di sekitar pegunungan dengan ketinggian 7.000 kaki, asalkan syarat-syaratnya terpenuhi.


Hasfrinsyah menuturkan keputusan pesawat boleh menurunkan ketinggian atau tidak sepenuhnya ada di tangan petugas menara. Kalau petugas di menara merasa lokasi pesawat tepat dengan yang mereka tahu dan aman untuk terbang di bawah ketinggian aman, pesawat benar-benar aman untuk terbang di ketinggian rendah.


"Nah, yang menjadi pertanyaan sekarang, apakah pandangan tower di Halim dengan pilot pesawat benar-benar sama? Itu yang harus dicari tahu. Kalau berbeda, berarti ada kesalahan," ujar Hasfrinsyah yang telah berpengalaman menjadi pilot selama 37 tahun.


Hasfrinsyah mengungkapkan pada dasarnya pilot dengan pihak menara pasti sudah melakukan briefing office sebelum terbang. Jadi, ketika pesawat terbang di area terbatas untuk joy flight, pilot dan tower sudah sama sama tahu medan yang dihadapi.


Seperti diberitakan, kemarin pesawat Sukhoi Superjet 100 hilang dalam penerbangannya di daerah Gunung Salak. Dalam penyelidikan sementara, terungkap bahwa pilot sempat minta izin untuk menurunkan ketinggian jelajah pesawat dai 10.000 kaki menjadi 6.000 kaki dari permukaan laut.


http://www.tempo.co/read/news/2012/05/10/173402972


Informasi yang diterima detikcom, Rabu (9/5/2012), pesawat itu hilang kontak sekitar pukul 15.30 WIB. Pilot pesawat itu sebelumnya mengontak ke traffic control Bandara Soekarno-Hatta sekitar pukul 15.00 WIB.


Saat itu, pilot pesawat itu mengontak memberitahu bahwa pesawat sedang terbang di ketinggian 10 ribu kaki di atas wilayah Bogor. "Pukul 15.30 WIB, pilot meminta izin untuk menurunkan pesawat di ketinggian 6000 kaki. Tapi, setelah itu, hilang kontak. Sampai sekarang belum diketahui posisinya," kata salah seorang sumber kepada detikcom.


http://news.detik.com/read/2012/05/09/173955/1913318/10/sukhoi-superjet100-dipesan-sky-aviation-kartika-airlines?9922022


Foto-foto Sukhoi oleh pilot Sukhoi:


http://gallery.me.com/sdolya#102194&view=grid&bgcolor=black&sel=25


Radar bisa "melihat" ratusan km ke depan meski ada kabut, hujan, salju, awan, dan gelap. Radar bisa menemukan rudal, kapal, kota, hujan badai, dan gunung:


Radar is an electronic device that can "see" hundreds of miles despite fog, rain, snow, clouds, and darkness. It can find and accurately located missiles, adrift, ships, cities, rainstorms, and mountains. Radar uses radio waves instead of flight waves, which the human eye uses in seeing.


http://www.studyworld.com/newsite/ReportEssay/science/Earth%5CRadar-383978.htm

GPWS (Ground Proximity Warning System) adalah sejenis alat yang dibawa pesawat untuk mengingatkan pilot jika mereka terbang terlalu rendah dari tanah sehingga bisa jatuh/menabrak daratan. Rata-rata pesawat membawa Radar Altimeter yang mengirim gelombang radio dari pesawat ke tanah sehingga bisa diketahui jarak pesawat dengan tanah. Umumnya jarak yang dideteksi kurang dari 1600 meter :


A ground proximity warning system, or GPWS, is a type of equipment carried by airplanes to warn pilots if they are at a dangerously low altitude and in danger of crashing. The main purpose of these systems is to prevent what is called a controlled flight into terrain crash, or CFIT, an accident in which an aircraft crashes into the ground, the water, or an obstacle such as a mountain or building despite being properly crewed and airworthy. This can be the result of factors such as navigation errors, pilot fatigue or disorientation, or reduced visibility owing to weather conditions. CFIT incidents have become dramatically less frequent since ground proximity warning systems entered widespread use in the 1970s. The use of a GPWS in large aircraft is required by law in many countries.


The aircraft's altitude is monitored by a ground proximity warning system with a radar altimeter, which transmits radio waves downward from the plane to determine how far away the ground is. Most radar altimeters carried by commercial aircraft are short-range devices with ranges of less than a mile (about 1.6 km). The information from the radar is monitored and analyzed by a computer that can identify hazardous situations and trends in the data, such as a dangerously rapid rate of descent, dangerously close ground during, or unexpected loss of altitude. If hazardous conditions are detected, the ground proximity warning system gives visual and audio warning signals to the pilot.


http://www.wisegeek.com/what-is-a-ground-proximity-warning-system.htm

Since the 1970's, aircraft have been equipped with a ground proximity warning system (GPWS) to prevent sudden crashes into mountains or the ground. When a radio altimeter detects that an aircraft is approaching the ground, the GPWS initiates aural or visual warnings. However GPWS is not effective for steep slopes where sometimes crashes can't be avoided. Most aircraft accidents with casualties are caused by aircraft crashing into the ground before the crew becomes aware of the danger.
During the past several years, airlines have been installing an Enhanced GPWS (EGPWS). This system has global geographical data, and data of obstacles close to airports all over the world. This system is able to warn the crew of potential crashes into slopes or mountains, which considerably increases safety. Unfortunately the Earth map data utilized for this purpose has an accuracy of only 500m to 1000m. Data obtained by the SRTM mission could be applied to EGPWS to produce a system with higher precision.

http://iss.jaxa.jp/shuttle/flight/sts99/mis_principle_2_e.html

Ground proximity warning system



From Wikipedia, the free encyclopedia





GPWSMode2.png





ground proximity warning system (GPWS) is a system designed to alert pilots if their aircraft is in immediate danger of flying into the ground or an obstacle. The United States Federal Aviation Administration defines GPWS as a type of terrain awareness warning system (TAWS).[1] More advanced systems, introduced in 1996,[2] are known as enhanced ground proximity warning systems (EGPWS), although sometimes confusingly called terrain awareness warning systems.

http://en.wikipedia.org/wiki/Ground_proximity_warning_system

In January 2008 a Polish Air Force Casa C-295M crashed in a CFIT accident near MirosÅ‚awiec, Poland, despite being equipped with EGPWS; the EGPWS warning sounds had been disabled, and the pilot-in-command was not properly trained with EGPWS.[17]

Read more: http://www.answers.com/topic/ground-proximity-warning-system#ixzz1uhCZ4Swj

http://www.answers.com/topic/ground-proximity-warning-system


Tidak ada komentar:

Posting Komentar