Salah satu faktor penting dalam meningkatkan omset penjualan adalah dengan cara memilih toko / mall yang laris. Jika keliru memilihnya, penjualan pun bisa lebih sedikit dibanding cabang lainnya. Ini biasa terjadi di perusahaan retail yang punya banyak cabang. Meski barang dagangan/kualitas sama, penjaga toko / pelayanannya relatif sama, namun jika lokasi toko/mal kurang mendukung, cabang toko tersebut penjualannya akan sepi dan merugi. Sementara cabang lain yang lokasi toko/malnya lebih baik, justru ramai dan untung.
Nah bagaimana cara memilih toko / mall yang laris?
Sebagai seorang yang bekerja di satu perusahaan retail yang punya banyak cabang sejak tahun 2003 (hampir 9 tahun), saya mengamati dan mencoba menganalisa kenapa 1 toko bisa mencapai penjualan sebanyak Rp 200 juta lebih per bulan (100 dinar) sementara cabang lain Rp 20 juta per bulan saja tidak dapat sehingga rugi. Banyak cabang yang merugi kemudian ditutup setelah 1-3 tahun berjalan. Ini tentu saja merupakan pemborosan karena biaya pembangunan toko, sewa toko, serta pembelian berbagai perlengkapan toko bisa mencapai Rp 700 juta lebih per toko. Bayangkan jika anda membuka 5 toko hanya untuk menutupnya lagi 1-2 tahun ke depan, anda akan menderita kerugian Rp 3,5 milyar! Satu jumlah yang lumayan bukan?