Selasa, 16 Agustus 2011

Serba-Serbi Beternak Sapi

Indonesia impor sapi hidup 550.000 ekor setiap tahun dari Australia. Artinya jika seekor sapi harganya Rp 10 juta (5 dinar) berarti setiap tahun dikeluarkan Rp 5,5 trilyun (2,25 juta dinar) kepada para peternak sapi di Australia.
Daripada uang sebanyak itu diberikan kepada peternak Australia, lebih baik diberikan kepada para peternak sapi di Indonesia kan?


Nah ini ada info cara beternak sapi:



TERNAK SAPI, ANTARA INVESTASI DAN MENOLONG PETERNAK SAPI



Baru tiba di Malang, langsung disambut dengan kabar duka cita dari salah seorang saudara di Malang yang berprofesi sebagai peternak sapi perah, salah satu sapi yang diharapkan tahun ini menghasilkan susu dan memberikan pendapatan dari susu, sekarat waktu melahirkan, untungny anak sapinya selamat. Kerugianpun langsung tampak di depan mata, harga satu sapi dewasa yang sudah menghasilkan susu berkisar 10 juta belum dihitung rugi dari hasil susu yang harusnya didapat, tapi itulah takdir, "kullu nafsin dza iqotul maut" setiap yang berjiwa pasti akan menemui ajal, begitu juga sapi (ustadz mode on he.. he..).
Setelah diskusi panjang dengan istri dan juga semangat ingin menolong saudara tersebut, maka kami memutuskan untuk menambah investasi satu sapi perah untuk di mudharabahkan (ini bahasa kerennya, bahas ndesonya paron alias bagi dua) dengan yang bersangkutan. Sebelumnya saya sudah punya 3 sapi lain di daerah nongkojajar di lereng gunung bromo.
Investasi sapi dengan sistem tradisional yang selama ini kami jalankan sebenarnya sangat menguntungkan disamping bisa menolong peternak sapi. Sistem yang kami pakai adalah bagi hasil sebagai ilustrasi adalah sebagai berikutt:
Modal awal beli sapi umur 4 bulanan adalah 3,5 juta-an rupiah, sapi akan dipelihara selama setahun atau lebih, jadi saat sapi berumur kira2 1,4 tahun -1,6 tahun sapi akan mengalami masa birahi (atau terkenal dikalangan blantik dengan nama sapi dara birahi), jika dijual pada masa ini maka sapi harga sapi akan berkisar sekitar 8 jutaan. Dari 8 juta tersebut pembagiannya adalah sebagai berikut :


Masa investasi 1,2 tahun.
Modal awal sebanyak 3,5 juta dikembalikan kepada pemodal.
Hasil usaha sebanyak 4,5 juta (8 juta - 3,5 juta) dibagi dua antara pemodal dengan peternak, jadi masing-masing mendapat 2,25 juta.
jadi keuntungan yang kita dapat adalah 2,25 juta atau sekitar 65% dari modal awal.
modal awal kita tetap utuh.


Jika kita mau bersabar sedikit untuk tidak jual sapi pada masa dara birahi seperti diatas, maka kita dapat menunggu sampai sapi tersebut hamil, hanya saja lebih panjang jangka waktunya. Kehamilan sapi akan dilakukan dengan IB (inseminasi buatan), yang biasanya dilakukan setelah sapi birahi, dengan asusmi sapi langsung hamil, maka pada umur 1,7 tahun sapi akan mulai hamil (FYI masa hamil sapi adalah 9 bulan). Harga sapi hamil akan mencapai harga tertinggi jika kehamilannya sudah mencapai diatas 7 bulan. Saya mengambil asumsi menjual sapi pada usia kehamilan 8 bulan, maka sapi akan saya jual pada umur 2,5 tahun, pada saat itu harga sapi berkisar antara 12 juta - 14 jutaan, dan yang kita dapatkan adalah (dengan asumsi harga sapi 12 juta) :


Masa investasi 2,1 tahun
Modal awal sebanyak 3,5 juta dikembalikan kepada pemodal.
Hasil usaha sebanyak 8,5 juta (12 juta - 3,5 juta) dibagi dua, jadi peternak dan pemodal masing-masing mendapat 4,25 juta.
jadi keuntungan yang kita dapat adalah 4,25 juta atau sekitar 120% dari modal awal.
modal awal kita tetap utuh. (jika harga sapinya 14 juta, bahkan biasa lebih jika anaknya betina, yha hitung sendiri he.. he..)


Jika kita ingin meneruskan investasi sampai dengan anak sapinya lahir, maka pembagiannya menjadi sebagai berikut:


Sapi Induk menjadi milik berdua (dengan ketentuan nilai sapi induk saat ini dikurangi nilai modal awal, misal nilai sapi induk adalah 10 juta, maka kepemilikan peternak atas sapi induk adalah adalah (50% x 10 juta) - (modal awal), sedang sisanya milik pemodal).
Anak pertama menjadi milik Pemodal dan harus dipelihara oleh Peternak.
Susu hasil dari sapi induk menjadi hak peternak.
Anak Kedua adalah milik peternak dan susu tetap hak peternak, dst.


Saya tidak merekomendasikan untuk memelihara sapi sampai beranak, karena dari hitungan investasi akan tambah ruwet, rawan ribut dengan mitra peternak kita dan resikonya lebih besar, terutama saat sapi induk melahirkan, disamping itu peternak juga biasanya lebih senang sapi dijual saat dara birahi atau hamil, karena mereka juga ingin uangnya secepatnya.


Resiko dari beternak sapi yang dihadapi adalah :


Kematian Sapi. Tapi resiko ini minim (kecuali mati karena memang sudah takdirnya), karena untuk daerah malang dan sekitarnya, merupakan sentra sapi perah dan diawasi dengan ketat dan serius oleh dinas peternakan setempat dan sudah ada pemeriksaan atas sapi secara rutin dari dinas setempat.
Cacat baik bentuk tubuh maupun genetik. Cacat bentuk tubuh sehingga sapi tidak dapat tumbuh semestinya ataupun cacat genetika sehingga sapi sulit hamil.
Ketersediaan pakan. Pakan utama sapai perah adalah rumput gajah (orang malang bilang kolonjono), saking banyaknya peternak sapi, rumput gajah yang tersedia mauapun hijauan lain kadang tidak mencukupi, sehingga di sentra sapai di Malang (pujon dan Ngantang) harga rumput gajah mahal. (ini juga peluang bisnis rek, bikin pakan ternak kering).
mitra peternak yang nakal (kalo ini cari sendiri yha he.. he..)


Selama masa pembesaran sapi, seluruh biaya pakan, IB dan kesehatan ditanggung oleh peternak, tentunya timbul pertanyaan apakah peternaknya tidak rugi? Dari hasil perbincangan dengan peternak, mereka justru senang jika ada yang mau kerjasama dengan mereka dalam bentuk ini, karena memelihara sapi bagi mereka biasanya termasuk usaha tambahan, karena biasanya mereka juga punya ladang yang ditanami tanaman lain, selain rumput gajah untuk ternak mereka. Fakta lain kenapa peternak senang dengan sistem ini adalah karena ternak mereka dari hasil susu tidak memberikan penghasilan yang memadai. Susu biasanya ditampung oleh KUD untuk kemudian disalurkan ke pabrik susu (nestle dan indomilik). Hanya saja KUD memberikan harga murah untuk susu peternak, padahal peternak mengambil vitamin dan obat dari KUD dengan harga tinggi. Pada hari pembayaran susu (seminggu sekali biasanya) hasil susu yang disetor selama seminggu akan langsung dipotong dengan harga vitamin dan obat yang telah dimabil dan sisanya biasanya sangat tidak memadai. Untuk sapi pada periode belum menghasilksn susu, pemakaian vitamin dan obat minim, yang banyak adalah pakan yang bisa dicari secara gratis, sehingga jikapun ada pengeluaran untuk vitamin dan obat (pakan jika terpaksa), peternak tetap mendapatakn hasil yang bagus setelah bagi hasil tersebut dibagi dengan pemodal, justru ini pendapatan terbesar mereka.


Tulisan ini bukan nasehat investasi, tapi jika anda tertarik silahkan mencoba dan pastikan mitra peternak anda jujur dan terpercaya. Silahkan Action..........


http://alfarisifadjari.blogspot.com/2009/03/ternak-sapi-antara-investasi-dan.html



AGROEDUTOURISM IPB


SAPI


Merupakan hewan mamalia atau hewan menyusui. Berkembangbiak dengan cara melahirkan.


Sapi mulai berkembangbiak atau bunting pada umur 1 tahun 2 bulan sampai usia 2 tahun.


Cara mengetahui sapi yang sedang mengandung dapat dilakukan melalui pemeriksaan klinis oleh Dokter Hewan atau seorang yang telah dilatih sebagai paramedis.


Sapi mengandung anak sapi selama 9 bulan, dan hanya melahirkan satu ekor sapi pada setiap melahirkan, walaupun ada yang kembar 2 ekor namun sangat jarang terjadi.


Bobot badan anak sapi yang baru lahir dapat mencapai 25 – 30 kg. Sapi yang baru lahir setelah beberapa menit akan langsung bisa berjalan.


Induk sapi akan menyapih (menyusui) anak sapi selama 3 bulan dengan hanya meminum air susu induk sapi, setelah 3 bulan, sapi diberi makanan lain seperti konsentrat. Pada umur 6 bulan mulai diberi pakan hijauan.


Bobot sapi dewasa dapat mencapai 400 – 800 kg.


Umur produktif pada sapi adalah 3 - 5 tahun, Selama hidupnya, sapi yang sehat bisa melahirkan sampai 5 – 6 kali.


Umur maksimal seekor sapi sekitar umur 10 – 12 tahun.


Sumber : Dr. Heri A. Sukria
Fakultas Peternakan IPB


http://agroedutourismipb.multiply.com/journal/item/2/SAPI_dan_DAUR_HIDUPNYA_

1 komentar:

  1. syukron infonya pak, mudah2an menjadi inspirasi usaha ana kedepannya ^_^

    BalasHapus