Selasa, 01 Maret 2011

Khadafi Lawan Pemberontakan yang Didalangi AS?

Dari status FB KH Muhammad Arifin Ilham:





SubhanAllah,tdk ada mencampakkan siapapun, majlis juga bersedih dg keadaan ini,& trus berdoa u ayahanda Muammar, umat Islam yg wafat di Libya & seluruh keberadaan kaum muslimin di dunia ini.InsyaAllah nilai Amal jariyyah disisi ALLAH trus mengalir.Kputusan musyawah u kemaslahatan umat & kbrlangsungn harakah dakwah.Krn itulah kita tetap bekerjasama dg Lemb

http://www.facebook.com/home.php#!/kh.muhammad.arifin.ilham/posts/10150150578829739


Sebelumnya, seorang Mahasiswa Indonesia yang sedang belajar di Libya juga membantah pemberitaan di tanah air yang memojokkan Khadafi. Menurutnya, demo tsb memang didalangi AS. Baik demonstran mau pun "media" memang sudah disiapkan AS sehingga misinformasi menyebar ke mana-mana (padahal di surat Al Hujuraat ayat 6 kita diminta berhati-hati dalam menerima informasi).


Itu bukan cuma demo biasa. Tapi terjadi pelemparan batu dan perusakan gedung-gedung pemerintah. Bahkan para demonstran juga merebut senjata dan menguasai berbagai kota di Libya termasuk Benghazi yang merupakan kota ke2 terbesar di Libya. AS sendiri mendukung penuh pemberontakan ini. Jadi itu bukan demo, tapi pemberontakan yang didukung penuh oleh AS.



Lihat bagaimana AS menyediakan berbagai strategi guna mendukung pemberontakan di Libya termasuk dengan mengerahkan Kapal Perang ke perairan dekat Libya:


Obama Siapkan Berbagai Opsi Hadapi Krisis Libya
http://www.detiknews.com/comment/2011/02/24/075037/1577927/10/obama-siapkan-berbagai-opsi-hadapi-krisis-libya


http://www.antaranews.com/berita/248177/kapal-perang-as-dekati-libya


Sebetulnya Khadafy berjasa melawan AS hingga kekayaan alam Libya tak dikuasai AS sebagaimana di Indonesia. Karenanya rakyat Libya makmur dgn GDP per kapita US$ 14 ribu/orang/tahun. Sementara Indonesia yg cuma dapat royalti emas dan perak 1% (Freeport dapat 99%) miskin dgn GDP per kapita US$ 3000/orang. Itu pun jika dikurangi kekayaan 400 konglomerat macam Bakrie, Sampurna, dsb cuma US$ 300/orang.


Saya curiga demo di Libya ini didalangi AS lewat kaki tangannya (militer, pejabat, politikus, dan LSM yg didanai AS) sehingga boneka AS bisa berkuasa di Libya. Apalagi dalam 10 tahun terakhir, Khadafi membuka Kedubes AS di Libya. Satu kesalahan yang fatal mengingat Kedubes AS yang umumnya begitu besar dan luas dengan pagar yang tinggi dan tertutup lebih mirip dengan Markas Militer ketimbang Kedutaan biasa. Di situlah sarang mata-mata AS dan pusat konspirasi untuk mengatur kaki tangan AS seperti para pejabat negara, militer, politikus, LSM dan media yang didanai AS. Di situlah AS mengatur strategi agar boneka mereka yang berkuasa di negeri itu.


Harusnya Khadafi mengikuti langkah Iran untuk menyandera Kedubes AS selama 1000 hari agar Kedubes AS tak bisa berkutik menggerakkan pemberontakan di Libya.


Banyak pihak menduga AS di belakang demo 1966 di Indonesia sehingga jutaan orang bisa berdemo dalam waktu lama. Itu butuh dukungan makanan/logistik serta uang saku yang cukup sehingga para demonstran tersebut tidak terlantar meski tidak mencari makan selama berminggu-minggu. Akibat demo tersebut, Soekarno yang anti AS diganti dengan Soeharto yang memberi konsesi kepada perusahaan AS seperti Caltex, Exxon, Freeport, dsb.


Demo 1998 pun begitu. Pemerintahan Soeharto akhirnya diganti dengan Rezim Reformasi yang rajin mengobral BUMN-BUMN Indonesia kepada Asing (terutama AS) lewat program privatisasi yang dipaksakan oleh IMF dan Bank Dunia.


http://agusnizami.wordpress.com/2010/10/21/demonstrasi-tanpa-cia-jadi-melempem/


Obama Siapkan Berbagai Opsi Hadapi Krisis Libya
Nurul Hidayati - detikNews

Washington DC - Presiden Barack Obama menyiapkan berbagai opsi untuk menghadapi krisis Libya. "Dan selama masa transisi, Amerika Serikat akan terus membela kebebasan, membela keadilan, dan membela martabat semua orang," ujarnya. ( nrl / mok )


http://www.detiknews.com/comment/2011/02/24/075037/1577927/10/obama-siapkan-berbagai-opsi-hadapi-krisis-libya


 


Kapal Perang AS Dekati Libya

Selasa, 1 Maret 2011 17:24 WIB | 642 Views

Terusan Suez (Reuters)

Kalian harus berpikir sangat, sangat serius tentang pihak mana yang akan kalian pilih

Berita Terkait

* 191 WNI Dijadwalkan Tiba Rabu dari Libya
* Gaddafi: Mereka Sangat Mencintai Saya
* Jumhur: 201 TKI Tiba dari Libya Rabu
* Pengiriman TKI ke Libya dan Mesir Dihentikan
* Virus Cinta Gaddafi

Video

* Michelle Obama Bertolak Kembali ke AS

Jakarta (ANTARA News)- Demi menekan pemimpin Libya, Muammar Gaddafi, Amerika Serikat, Senin (28/2), telah menggeser kapal-kapal tempur dan kapal induknya lebih dekat ke Libya. Pemerintah Barrack Obama juga telah membekukan aset keluarga Kolonel Gaddafi senilai 30 miliar dollar.

AS memang telah menegaskan posisinya terhadap Gaddafi setelah dikritik kubu Republik dan tokoh-tokoh konservatif yang mendesak pemerintah Obama segera mengambil tindakan terhadap kerusuhan di Libya.

Duta Besar AS untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Susan Rice secara terbuka menuduh Gaddafi telah terpisah dari realitas dan telah membantai rakyatnya sendiri sehingga tak pantas lagi untuk memimpin.

Pemerintah AS juga menekan orang-orang di lingkaran dalam Gaddafi untuk membangkang kepada pimpinan mereka.

"Kalian harus berpikir sangat, sangat serius tentang pihak mana yang akan kalian pilih," kata Juru Bicara Gedung Putih Jay Carney seperti dikutip Reuters.

Sebelumnya, pemerintahan Obama membela diri dengan mengatakan mereka enggan mengambil tindakan yang bisa membahayakan warga negara AS di negeri Afrika Utara itu.

Tetapi hanya beberapa jam setelah pesawat terakhir yang membawa warga AS terbang dari Tripoli, ibukota Libya, Jumat (25/2), Washington langsung mengeluarkan sanksi terhadap negara Afrika Utara itu.

AS juga kini sedang berusaha untuk membangun kebijakan yang koheren terhadap berbagai kelompok penentang pemerintah di Libya. Pemerintah AS sedang menghubungi beberapa diantara kelompok demonstran, tetapi belum ada keputusan untuk memberikan bantuan militer.

Masalahnya, kelompok perlawanan Libya menunjukkan bahwa mereka mampu mengorganisasi diri tetapi tidak bisa menyatukan diri, demikian seorang pejabat keamanan senior AS.

Kelompok-kelompok perlawanan Libya pada umumnya berjuang tanpa pemimpin yang adalah peluang bagi AS untuk memfasilitasinya.

Tekanan Finansial

Sementara itu pemerintah AS juga terus menekan Gaddafi secara finansial. Seorang pejabat Departemen Keuangan AS mengatakan bahwa 30 miliar aset Gaddafi dan keluarganya telah dibekukan.

David Cohen, pejabat Departemen Keuangan bidang terorisme dan intelejen finansial mengatakan jumlah yang dibekukan itu adalah yang terbesar dalam sejarah.

Di sisi lain, Kolonel Gaddafi sendiri dalam wawancara dengan stasiun televisi ABC, hanya tertawa ketika ditanyai Christiane Amanpour apakah ia akan lengser atau tidak. Ia menegaskan bahwa rakyat Libya masih mencintainya.

Menanggapi reaksi Gaddafi itu, Rice mengatakan, "Itu kedengarannya, jujur saja, menipu. Dan ketika dia masih bisa tertawa ketika berbicara dengan seorang jurnalis internasional sementara di saat yang sama ia membantai rakyatnya sendiri, maka itu menunjukkan bahwa ia tidak pantas lagi  memimpin dan betapa ia telah terpisah dari realitas."

Para pemerintah dunia telah meningkatkan tekanan terhadap Gaddafi untuk segera lengser sehingga pertikaian yang memakan korban yang kini telah mencapai lebih dari 1000 jiwa dan memaksa ribuan lainnya mengungsi, bisa segera dihentikan.

Selain itu, seperti diutarakan Kolonel David Lapan, seorang juru bicara Pentagon, militer AS kini tengah menggerakkan kapal-kapalnya mendekati Libya dengan status 'hanya jika mereka dibutuhkan'.

Lapan juga mengatakan Pentagon sedang menempatkan pesawat-pesawat lebih dekat ke Libya.

Kapal-kapal tempur AS bisa digunakan untuk misi-misi kemanusiaan, demikian Menteri Luar Negeri Hillary Clinton di Jenewa, Swiss. Di sana dia menegaskan bahwa "Kini saatnya bagi Gaddafi untuk pergi."

"Tidak ada rencana aksi militer pada kapal induk kami," kata Clinton.

Pentagon menolak memberikan rincian tentang kekuatan-kekuatan militer yang telah digerakkan, tetapi AS mempunyai basis militer dekat Napoli, Italia, yang menjadi markasnya di Mediterania, demikian juga di Rota, Spanyol.

AS mempunyai delapan kapal tempur dalam Armada VI yang beroperasi di Laut Mediterania dan sebagian Samudera Atlantik.  Pentagon juga menempatkan dua kapal induk jauh di tenggara, tepatnya di Laut Merah dan Laut Arab.

Washington juga sedang bekerjasama dengan para sekutunya untuk memberlakukan zona larangan terbang atas Libya.

Dengan menerapkan zona larangan terbang atas Libya, maka Gaddafi akan dilarang menggunakan pesawat tempur atau helikopter untuk menyerang demonstran yang menentangnya di hampir seluruh wilayah negara itu.

Meski demikian, peran angkatan udara Libya dalam serangan-serangan di Libya masih belum jelas.

Pemerintahan Obama sebelumnya telah mengatakan bahwa aksi militer adalah salah satu pilihan yang bisa ditempuh meski banyak analis yang mengatakan bahwa AS sebaiknya tidak melangsungkan operasi militer di darat atau di udara karena situasi yang masih bergolak di wilayah itu.

Pada 1986, AS membombardir Libya dan membunuh lebih dari 40 orang termasuk puteri angkat Gaddafi yang masih bayi. Serangan itu adalah balasan terhadap  pemboman yang memakan tiga orang korban di sebuah diskotik di Berlin, Jerman, yang sering digunakan tentara AS dan diyakini didalangi Libya. (*)

Liberty

Editor: Jafar M Sidik
COPYRIGHT © 2011


http://www.antaranews.com/berita/248177/kapal-perang-as-dekati-libya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar