Download File Presentasi HILANGKAN SUBSIDI BBM TANPA NAIKKAN HARGA BBM:
Faktor Subsidi BBM
•Subsidi BBM harus tetap ada karena itu amanat pasal 33 UUD 45.
•Mencari solusi untuk mengurangi Subsidi BBM tanpa menaikan harga BBM.
•Faktor Subsidi BBM: Nilai Tukar Dolar, Konsumsi BBM, dan Produksi BBM.
•Produksi BBM kini 0,8 juta bph dan Konsumsi 1,5 juta bph
Stabilkan Nilai Rupiah
Jika nilai rupiah bisa distabilkan dari Rp 12.000 per dolar jadi Rp 9.000, paling tidak kita bisa mengurangi subsidi BBM sebesar 33% tanpa menaikan harga.
Cara Stabilkan Rupiah
Kurangi Penggunaan Dollar
Kurangi Impor, buat Program Berdikari/Mandiri
Jual-Beli Antar Negara dengan Mata Uang masing2/emas
Pajak PPN Valas 2% dari Transaksi untuk kurangi spekulasi (saat ini 0,25%)
Jamin nilai rupiah dgn emas, perak, dan produksi Nasional
Kurangi Konsumsi BBM
Konsumsi BBM 1,5 juta barel per hari (bph).
Kurangi konsumsi BBM hingga 1 juta bph dengan cara membangun Pembangkit Listrik dgn Sumber Energi Terbarui seperti PLTA, Matahari, Angin, Panas Bumi, dan penggunaan kendaraan hemat energi (dari 1:10 jadi 1:20 atau 1:40), maka subsidi BBM pun akan berkurang.
Cara Kurangi Konsumsi BBM
Gunakan kendaraan hemat energi (dari 1:10 jadi 1:20 atau 1:40), maka subsidi BBM pun akan berkurang.
Kembangkan Transportasi Massal yang nyaman
Mobil Indonesia Hemat BBM
Marlip (buatan peneliti LIPI) memakai listrik
UPV (Dosen Unnes) konsumsi BBM 1:40 (dari mesin motor)
Kembangkan kendaraan ini.
Gunakan Energi Terbarui
Gunakan Pembangkit Listrik yang murah seperti PLTA, Angin, Matahari, Biogas, dan Panas Bumi
PLTA Jatiluhur hasilkan 1 Milyar KWH/Tahun
Dgn BBM = 298 juta liter = Rp 2,98 Trilyun/tahun
Hindari Pembangkit Listrik dengan BBM, Batubara, dan Gas
Untuk PLTA tidak harus bikin bendungan. Bisa saja memakai tenaga ombak laut untuk menggerakan turbinnya. Ombak Pantai Laut Selatan cukup kuat untuk menggerakkan turbin listrik.
Untuk PLTA tidak harus bikin bendungan. Bisa saja memakai tenaga ombak laut untuk menggerakan turbinnya. Ombak Pantai Laut Selatan cukup kuat untuk menggerakkan turbin listrik.
Tingkatkan Produksi BBM
Tingkatkan produksi BBM. Saat Pertamina mengontrol migas, produksi minyak sekitar 1,2 juta bph.
Saat dipegang Migas mulai tahun 2002 hingga sekarang, produksi turun jadi 0,8 juta bph.
Kembalikan ke Pertamina dan bangun 1-2 BUMN Migas baru, maka produksi bisa naik minimal 1 juta bph. Ada 100 perusahaan minyak di Indonesia. Membangun 1-2 BUMN Migas amat mungkin
Dgn cara ini, subsidi BBM turun. Kenapa? Biaya perolehan 1 liter bensin itu paling tinggi Rp 2500/liter. Jadi dengan harga Rp 6500/liter saja, pemerintah sudah untung Rp 4.000/liter.
Saat Pertamina mengontrol migas, produksi minyak sekitar 1,2 juta bph.
Saat dipegang Migas produksi turun hingga 0,8 juta bph.
Buat 2 BUMN Migas untuk eksplorasi ladang Migas baru
Biarkan saja subsidi BBM seperti sekarang ini. Namun batasi kendaraan 1300 cc ke bawah yang boleh menikmatinya. Ada pun di atas 1300 cc harus pakai Pertamax.
Kemudian kenakan Pajak STNK yang tinggi guna mengambil kembali dari orang2 kaya yang "tidak tepat sasaran". Misalkan harga beli mobil Kijang itu Rp 200 juta. Kenakan pajak STNK tambahan sebesar 2% yaitu Rp 4 juta/tahun. Ada pun Mobil Mercy dengan harga Rp 1 Milyar, pajak tambahannya Rp 20 juta/tahun. Untuk 12 juta mobil penumpang, pemerintah dapat tambahan pajak sekitar Rp 120 juta. Cukup kan untuk mengembalikan subsidi BBM yang salah sasaran?
http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?tabel=1&id_subyek=17¬ab=12
Dengan subsidi BBM, semua rakyat kaya/miskin dapat subsidi. Nanti yang kaya subsidinya ditarik kembali dengan pajak STNK yang sesuai dgn subsidi yang diberikan.
Jika subsidi dihapus total, selain menyalahi UUD 45 juga akan mengakibatkan kenaikan harga2 barang lainnya. Menimbulkan gejolak sosial yang biasa disebut sebagai "IMF Riot". Soeharto jatuh tak lama setelah mahasiswa demonstrasi akibat Soeharto menaikan harga Bensin Premium dari Rp 450/liter jadi Rp 1000/liter. BLT / Jaringan pengaman pun yang telah dijalankan di zaman SBY-JK terbukti gagal. Jangan diulangi.
Biarkan saja subsidi BBM seperti sekarang ini. Namun batasi kendaraan 1300 cc ke bawah yang boleh menikmatinya. Ada pun di atas 1300 cc harus pakai Pertamax.
Kemudian kenakan Pajak STNK yang tinggi guna mengambil kembali dari orang2 kaya yang "tidak tepat sasaran". Misalkan harga beli mobil Kijang itu Rp 200 juta. Kenakan pajak STNK tambahan sebesar 2% yaitu Rp 4 juta/tahun. Ada pun Mobil Mercy dengan harga Rp 1 Milyar, pajak tambahannya Rp 20 juta/tahun. Untuk 12 juta mobil penumpang, pemerintah dapat tambahan pajak sekitar Rp 120 juta. Cukup kan untuk mengembalikan subsidi BBM yang salah sasaran?
http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?tabel=1&id_subyek=17¬ab=12
Dengan subsidi BBM, semua rakyat kaya/miskin dapat subsidi. Nanti yang kaya subsidinya ditarik kembali dengan pajak STNK yang sesuai dgn subsidi yang diberikan.
Jika subsidi dihapus total, selain menyalahi UUD 45 juga akan mengakibatkan kenaikan harga2 barang lainnya. Menimbulkan gejolak sosial yang biasa disebut sebagai "IMF Riot". Soeharto jatuh tak lama setelah mahasiswa demonstrasi akibat Soeharto menaikan harga Bensin Premium dari Rp 450/liter jadi Rp 1000/liter. BLT / Jaringan pengaman pun yang telah dijalankan di zaman SBY-JK terbukti gagal. Jangan diulangi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar