Nabi Musa saja jadi buruh selama 10 tahun agar bisa makan tanpa harus meminta-minta.
Kalau pun harus bergantung, hanya kepada Allah kita menggantungkan diri kita.
Bukan kepada makhluknya.
"Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: "Ya bapakku ambillah ia (Musa) sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya." Berkatalah dia (Syu'aib): "Sesungguhnya aku bermaksud menikahkan kamu dengan salah seorang dari kedua anakku ini, atas dasar bahwa kamu bekerja denganku delapan tahun dan jika kamu cukupkan sepuluh tahun maka itu adalah (suatu kebaikan) dari kamu, maka aku tidak hendak memberati kamu. Dan kamu Insya Allah akan mendapatiku termasuk orang- orang yang baik." [Al Qashash 26-27]
Sedekah sebaiknya dilakukan sekarang meski sedikit. Bukan berkhayal nanti jika sudah punya uang banyak. Sebagai contoh, sedekah Rp 200 ribu tapi sekarang, jauh lebih baik ketimbang sedekah Rp 50 juta tapi dengan khayalan yang tak pasti misalnya kalau dapat uang Rp 150 milyar.
Harta ada 3 golongan:
1. Yang jadi pahala yaitu yg diperoleh dgn halal dan sebagian besar diinfakkan di jalan Allah sebagaimana Abu Bakar yg menginfakkan seluruh hartanya.
2. Ada juga yang jadi bahan Hisab/Perhitungan sehingga orang2 miskin sudah masuk surga 500 tahun sebelumnya, orang tsb masih saja dihisab hartanya. Ini karena hartanya sumbernya tidak jelas, pengeluarannya pun tidak jelas. Sekedar bayar zakat yang memang kewajiban. Sisanya kurang jelas.
3. Jadi alat penyiksa. Jika sumbernya haram, digunakannya juga untuk maksiat.
[youtube http://www.youtube.com/watch?v=vjoSBBaPxiM?rel=0]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar