Kamis, 03 April 2008

Jalan Berlubang di Jakarta Tewaskan 35 orang dan Bikin Macet. Kok Masih Belum Beres?

Jalanan berlubang di Jakarta selain telah menewaskan 35 orang dan melukai ratusan pengendara lainnya juga menimbulkan kemacetan.



Sebagai contoh di dekat pom bensin Asia Makmur jalan Otista Raya Jakarta Timur. Meski Pemda DKI dan PU telah melakukan beberapa penambalan, namun di jalan raya yang jaraknya hanya 1 km dari rumah kediaman Wagub Priyanto (masih tetangga...:) itu masih berlubang cukup besar. Lebih dari satu jalur jalan sehingga menimbulkan kemacetan yang parah hingga Terminal Kampung Melayu.



Polisi-polisi dan Petugas DLLAJR yang bertugas di situ sebenarnya bisa jadi mata bagi Pemda DKI dan depatemen PU untuk melaporkan lubang tersebut sehingga bisa segera dilakukan perbaikan. Namun berbulan-bulan tetap saja lubang tersebut menganga di Jalan Otista Raya.



Sebaliknya akibat kemacetan yang ditimbulkan lubang tersebut, petugas polisi di sekitar Kampung Melayu sering over acting dengan menggedor-gedor angkutan umum seperti Mikrolet dengan tongkat besi yang mereka miliki. Mereka tak peduli kalau dalam mikrolet tersebut ada anak kecil dan bayi yang bisa ketakutan karena ulah mereka.



Memang menteri PU Kirmanto terkesan agak lamban dalam melakukan perbaikan. Bahkan sempat berdalih ada hujan sehingga perbaikan permanen baru bisa dilakukan pertengahan April. Padahal meski musim hujan, namun Jakarta tak selamanya hujan. Ada juga waktu matahari bersinar terik hingga lebih dari 10 jam yang seharusnya cukup untuk mengeringkan aspal/semen tambahalan. Meski pelapisan permanen tak bisa, minimal dilakukan tambalan sehingga lubang jalan tertutup dan tidak membahayakan pengendara.



Meski menteri PU Kirmanto agak lamban, toh Sutiyoso ketika jadi gubernur DKI cukup gesit sehingga lubang jalanan di Jakarta cepat diperbaiki. Bagaimana pun juga pemimpin Jakarta adalah Gubernur DKI. Gubernur inilah yang seharusnya bertanggung-jawab jika ada kerusakan jalan di Jakarta.



Saya melihat Fauzi Bowo sangat lamban dalam hal ini. Bahkan sempat melempar tanggung-jawab bahwa itu urusan PU karena jalan berlubang itu jalan nasional. Padahal selaku Gubernur Jakarta, dia harus bisa membuat Jakarta jadi kota yang aman dan nyaman. Dia sudah dibayar cukup besar untuk itu.



Jalanan berlubang di Jakarta selain telah menimbulkan korban jiwa juga menimbulkan kemacetan. Para sopir angkutan umum yang sebelumnya bisa jalan sampai 10 rit lebih sehari, karena kemacetan ini paling hanya mampu 6-7 rit saja. Penghasilan mereka berkurang. Mereka jadi lebih miskin.



Semoga semua lubang besar di jalanan Jakarta yang membuat jalanan Jakarta jadi seperti ”Off Road” atau jalan kampung bisa segera diperbaiki.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar