Senin, 18 Februari 2013

Cara Mendidik Anak yang Baik

Yusuf Abdulghoni Naik Odong-odong


Mendidik anak itu sulit-sulit gampang. Apalagi bagi orang tua yang baru. Yang penting, harus sabar dan kita mengerti bahwa anak-anak itu akalnya belum seperti orang dewasa. Belum sempurna. Oleh karena itulah anak-anak di dalam Islam belum dikenai kewajiban ibadah seperti sholat hingga mereka balligh (puber).


Apalagi saat mereka di usia 2 tahun ke bawah. Coba perhatikan. Bukan cuma jari-jari mereka yang kecil. Tapi tangan, kaki, dan kepala mereka. Otaknya pun kecil. Saat di bawah 1 tahun mereka belum bisa berjalan dan bicara. Secara fisik dan akal, mereka memang masih lemah. Akal mereka tidak sama dengan akal orang dewasa. Jadi kita tidak bisa memaksa mereka untuk memahami perintah kita.


Saat anak saya Irfan mencemplungkan HP saya ke dalam gelas berisi air sehingga rusak, meski kesal saya tidak marah. Ini karena ibu saya cerita bahwa saat kecil saya juga mencemplungkan radio ke dalam air. Padahal radio saat itu juga mahal. Saat Irfan menggunting-gunting daun, saya juga ingat saat kecil saya "bahagia" sekali saat menggunting-gunting daun. Jadi kita tidak perlu marah melihat "kenakalan" anak-anak di bawah 5 tahun. Semua balita memang begitu. Tugas kita hanya menasehati mereka dengan baik.


Dan kita harus paham, dibanding anak-anak kita yang beratnya paling cuma 10-20 kg, berat kita yang bisa 70 kg lebih itu ibarat raksasa bagi anak-anak. Pukulan yang menurut kita tidak sakit, bisa mematikan bagi mereka. Jadi hati-hati dalam memukul anak. Berapa banyak anak yang tewas akibat orang tua yang jahil dalam memukul anaknya. Na'udzu billah min dzalik!


Dalam mendidik anak, meski harus tegas tapi tetap lemah-lembut. Utamakan dialog. Jika pun harus mencegah, tangkap tangannya sehingga dia tidak bisa melakukan hal yang tidak diinginkan.


Dalam Islam, orang tua harus memberi nama yang baik kepada anak-anak. Karena nama itu adalah doa.


Seorang datang kepada Nabi Saw dan bertanya, ” Ya Rasulullah, apa hak anakku ini?” Nabi Saw menjawab, “Memberinya nama yang baik, mendidik adab yang baik, dan memberinya kedudukan yang baik (dalam hatirnu).” (HR. Aththusi).


Dari Abu Hurairah ra., ia berkata: Abul Qasim, Rasulullah saw. bersabda: Berikanlah nama dengan namaku, tetapi jangan memberikan julukan dengan julukanku. (Shahih Muslim No.3981)


Dari Ibnu Umar ra, Nabi bersabda: Nama yang paling disukai Allah adalah Abdullah (Hamba Allah) dan Abdurrahman (Hamba Yang Maha Pengasih) [HR Muslim]


Baca selengkapnya di: http://media-islam.or.id/2008/02/01/memberi-nama-bayi-anak-secara-islami/


Hendaknya orang tua juga meng-aqiqahkan anaknya guna menebus anaknya dengan menyembelih 2 ekor kambing untuk anak lelaki dan 1 ekor kambing untuk anak perempuan.


Dari Samurah bin Jundab dia berkata : Rasulullah bersabda : “Semua anak bayi tergadaikan dengan aqiqahnya yang pada hari ketujuhnya disembelih hewan (kambing), diberi nama dan dicukur rambutnya.” [HR Abu Dawud, Tirmidzi, Nasa’i, Ibnu Majah, Ahmad]


Dari Aisyah dia berkata : Rasulullah bersabda : “Bayi laki-laki diaqiqahi dengan dua kambing yang sama dan bayi perempuan satu kambing.” [HR Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah]


Baca selengkapnya di: http://media-islam.or.id/2010/03/16/pedoman-aqiqah-untuk-anak-menurut-islam/


Orang tua juga harus menanamkan Tauhid kepada anaknya agar mereka beriman dan hanya menyembah Allah. Bukan Tuhan lainnya. Kita harus menanamkan 6 rukun Iman dan mengajari anak kita sehingga mereka bisa sholat dan puasa. Kita harus mengajak anak kita sholat ketika mereka berusia 7 tahun. Saat umur 10 tahun, kita bisa memukul mereka (dgn pukulan yang tidak menyakiti seperti di paha) jika mereka tidak mau sholat.


Ajarkan anak-anak anda mengaji. Sehingga bisa fasih membaca Al Qur'an. Bisa di sekolah Islam, bisa juga mengikuti pengajian. Jangan sekolahkan anda di sekolah Kristen. Meski menurut anda baik, tapi agama/akhirat adalah hal yang utama.


Ini nasehat Luqman kepada anaknya. Beliau adalah seorang yang saleh yang namanya diabadikan sebagai nama satu surat di dalam Al Qur'an:


Dan (ingatlah) ketika Lukman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya:


“Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-benar kelaliman yang besar”.  [Luqman 13]


Ummat Islam tidak boleh menyembah Tuhan selain Allah atau musyrik. Syirik adalah dosa yang tidak diampuni oleh Allah.


Berbuat Baik Kepada Orang Tua


“Dan Kami perintahkan kepada manusia berbuat baik kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun.  Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.“ [Luqman 14]


Ibu kita mengandung kita selama 9 bulan. Beliau juga sampai berdarah-darah dengan resiko kehilangan nyawa ketika melahirkan kita. Belum lagi mereka harus sabar merasakan rengekan dan tangisan kita bahkan mungkin pukulan kita ketika masih kecil. Mereka memberi kita makan, minum, pakaian, pendidikan, dan sebagainya. Sudah sepantasnya kita berbakti pada mereka.


Tidak Mengikuti Orang Tua dalam Kemaksiatan dan Berbuat Baik kepada Mereka


“Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Ku-beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” [Luqman 15]


Berbuat Baik Meski Sedikit


Lukman berkata: “Hai anakku, sesungguhnya jika ada sesuatu perbuatan seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan membalasinya.  Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui.” [Luqman 16]


Mengerjakan Shalat, Menyuruh Kebaikan dan Melarang Kemungkaran, serta Bersabar


Hai anakku, dirikanlah salat dan suruhlah manusia mengerjakan yang baik dan cegahlah mereka dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).” [Luqman 17]


Baca selengkapnya di: http://media-islam.or.id/2009/10/13/nasihat-luqman-kepada-anaknya/


Kita juga harus mendidik mereka tentang akhlaq seperti rendah hati, sabar, menyayangi sesama, sederhana, dsb. Larang mereka dari sifat sombong, pamer, kikir, dengki, dsb. Yang lebih baik adalah selain dengan nasehat kata-kata, kita memberi mereka contoh dengan perbuatan kita. Learning by example!


Sesungguhnya tidaklah aku diutus kecuali untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.” (HR. Al-Bukhari, Ahmad, dan Al-Hakim)


Baca selengkapnya di: http://media-islam.or.id/2012/09/23/akhlaq-nabi-muhammad-saw/



Nabi memerintahkan para orang tua untuk mengajari anak-anaknya berenang dan memanah:



“Ajarkan putera-puteramu berenang dan memanah.” (HR. Ath-Thahawi).


Baca selengkapnya di: http://media-islam.or.id/2011/10/18/olahraga-menurut-islam/


Artinya kita juga harus melatih anak kita agar sehat dan kuat. Tidak sakit-sakitan.


Selain mencintai Allah, RasulNya, dan orang tua kita, kita juga harus menyayangi anak kita:


Hadis riwayat Jarir bin Abdullah ra. dia berkata: Rasulullah saw. bersabda: Barang siapa tidak menyayangi manusia, maka Allah tidak akan menyayanginya. (Shahih Muslim No.4283)


Hadis riwayat Abu Hurairah ra.: Bahwa Aqra` bin Habis pernah melihat Nabi saw. sedang mencium Hasan. Dia (Aqra` bin Habis) lalu berkata: Sesungguhnya aku mempunyai sepuluh orang anak namun aku tidak pernah mencium satupun dari mereka. Kemudian Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya barang siapa yang tidak menyayangi maka dia tidak akan disayangi. (Shahih Muslim No.4282)


Baca selengkapnya di: http://media-islam.or.id/2012/03/05/mencintai-allah-dan-rasulnya-melebihi-diri-sendiri/


Jika anak kita lebih dari 1, hendaknya kita berlaku adil. Kita tidak boleh membeda-bedakan mereka.


Cintailah anak-anak dan kasih sayangi lah mereka. Bila menjanjikan sesuatu kepada mereka tepatilah. Sesungguhnya yang mereka ketahui hanya kamulah yang memberi mereka rezeki. (HR. Ath-Thahawi).


Bertakwalah kepada Allah dan berlakulah adil terhadap anak-anakmu. (HR. Bukhari dan Muslim)


 Sama ratakan pemberianmu kepada anak-anakmu. Jika aku akan mengutamakan yang satu terhadap yang lain tentu aku akan mengutamakan pemberian kepada yang perempuan. (HR. Ath-Thabrani)


Kita wajib memberi nafkah bagi istri dan anak-anak kita. Menyediakan mereka pakaian, makanan, pendidikan, dsb:


Cukup berdosa orang yang menyia-nyiakan tanggungjawab keluarga. (HR. Abu Dawud).


Bukanlah dari golongan kami orang yang diperluas rezekinya oleh Allah lalu kikir dalam menafkahi keluarganya. (HR. Ad-Dailami)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar