Tempat bekam kami memang sangat sederhana. Sehingga sebetulnya belum layak disebut klinik. Meski demikian, kami berusaha menjaga kebersihan dan higienis/sterilitas sebisa mungkin. Tanpa pasang tarif karena kasihan jika ada orang miskin/kurang mampu yang ingin bekam, memang agak sulit meningkatkan tempat bekam kami hingga sesuai dengan keinginan kami.
Meski demikian, alhamdulillah ada dokter dan istri dokter yang bekam di tempat kami. Sebelumnya pak dokter yang bekam duluan. Karena merasa nyaman, dia ajak istrinya untuk bekam Selasa 15 Februari 2011 kemarin.
Istrinya adalah instruktur senam dan tekanan darah rendah. Kepalanya sering berasa pusing. Alhamdulillah selesai dibekam oleh istri saya, saat ditanya istri dokter tersebut menjawab dengan gembira bahwa pusingnya hilang dan badan agak entengan.
Istri saya baru tahu jika sang suami itu dokter karena saat dokter itu mendampingi istrinya, ternyata pasiennya ada yang telpon. Saat memberi tahu obat-obat apa yang harus diminum serta tindakan medis lainnya, baru istri saya tahu.
Selesai bekam, istri saya langsung konsultasi obat apa yang harus diminum oleh anak kami, Irfan (usia 28 Februari baru 6 tahun sehingga belum bisa dibekam secara sempurna) yang kakinya agak banyak korengnya.
Tak ada salahnya tukar-menukar ilmu antara pengobatan tradisional dengan modern...:)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar