Membekam adalah hal yang relatif mudah. Dengan sering bekam, kita bisa meniru cara kerja pembekam. Meski sebetulnya ada Pelatihan Khusus untuk Bekam, sepertinya ada sebagian orang yang tidak mengikuti itu. Dan sekedar meniru cara kerja pembekam saja. Padahal selain proses bekam, ada proses "tersembunyi" yang tidak diketahui oleh pasien bekam, yaitu: sterilisasi alat bekam.
Pentingkah sterilisasi itu? Kalau semua peralatan yang dipakai untuk bekam dibuang semua setelah sekali pakai, tentu tidak perlu lagi sterilisasi yang baik. Tapi umumnya yang hanya sekali pakai di bekam itu adalah jarum/pisau bekam, tissue/kain kassa, sarung tangan, dan masker. Ada pun gelas bekam, pen bekam, dan nampan dipakai berulangkali. Jika tidak steril, bisa terjadi penularan penyakit. Bayangkan jika ada pasien yang menderita AIDS/Hepatitis, pasien berikutnya bisa tertular jika sterilisasi tidak baik.
Untuk itu saya coba jelaskan cara steril alat bekam. Jika ada yang keliru/kurang, para pakar sterilisasi silahkan mengkoreksi/menambahkan.
Cara Steril Alat Bekam
Usai bekam, gunakan nampan/baskom kecil untuk menaruh peralatan yang akan disteril. Sebaiknya yang terbuat dari stainless steel. Jarum, tissue, masker, sarung tangan itu sekali pakai harus dibuang. Dalam melakukan sterilisasi, gunakan sarung tangan. Jika perlu, gunakan penjepit dari stainless steel.
Bilas dulu peralatan bekam, terutama gelas bekam dengan semprotan air yang cukup tinggi tekanannya. Misalnya selang dengan air jetpump. Untuk gelas besar biasanya mudah dibersihkan. Namun untuk gelas kecil yang sempit, biasanya harus dicopot komponennya jika perlu disikat/digosok dengan jarum sehingga noda darah hilang dan tidak terlihat. Jika noda darah sudah tidak terlihat lagi, baru lanjut pada proses berikutnya. Jika noda darah masih terlihat, bilas terus sampai hilang. Kalau tidak, jorok namanya.
Setelah itu rendam peralatan bekam dengan air sekitar 2-3 liter hingga terendam semua dengan air yang diberi H2O2 dan sabun antiseptik yang bisa membunuh 99,99% kuman (kalau ada yg 100% lebih baik lagi). Jika tidak ada H2O2, bisa diganti dengan pemutih Bayclin. Takarannya 10-20 cc Bayclin dan 10-20 cc Sabun untuk 1 liter air. Rendam minimal 20 menit. Pen bekam jangan direndam terlalu lama. Sebab sepuhannya/warnanya akan luntur akibat H2O2/Pemutih. Ujung pen yang terkena darah nanti bisa disteril dengan dipanaskan.
Setelah 20 menit, diaduk-aduk peralatan bekam tersebut sehingga busa sabun mengembang dan semua peralatan benar-benar bersih sekitar 5 menit. Setelah itu peralatan dibilas lagi sehingga air sabun benar-benar hilang. Saya biasanya menyemprot peralatan tersebut di dalam baskom sehingga airnya penuh. Saat air penuh, saya buang airnya, kemudian semprot lagi sehingga airnya penuh kembali hingga 3x sehingga betul-betul bersih.
Setelah bersih, rendam peralatan seperti gelas bekam dengan Alkohol.
Setelah kering, taruh di alat Sterilisator seperti gambar di atas. Alat Sterilisator di atas ada 2 pintu. Pintu atas suhunya sekitar 60 derajad Celsius. Untuk gelas bekam yang tidak tahan panas. Agar kuman-kuman mati, alat tersebut melakukan proses Ozonisasi. Alat tersebut selain ada Ozon juga ada Infra Merahnya untuk membunuh kuman.
Pintu bawah, suhu mencapai 150 derajad Celsius. Gelas jangan ditaruh di sini karena akan hancur. Saya pernah menaruh gelas yang kata penjualnya tahan panas, ternyata setelah disteril berubah bentuk dan tak bisa dipakai lagi. Pen Bekam pun sebaiknya ujungnya saja yang ditaruh di situ. Sebab meski luarnya terbuat dari logam, ada pen yang bagian dalamnya pakai plastik. Saya pernah menaruh pen seperti itu, dan plastiknya meleleh. Pennya hancur dan harus beli baru yang lebih baik.
Ada juga peralatan Sterilisator yang menggunakan uap air tekanan tinggi dengan suhu 120 derajad. Gelas bekam, harus cukup tahan agar tidak hancur. Jadi anda harus bereksperimen dulu.
Alat sterilisator di atas cukup mahal. Jutaan rupiah harganya. Jadi para pasien juga jangan terlalu menuntut/memilih bekam yang terlalu murah, khawatirnya alat tersebut tidak terbeli.
Selain alat di atas, ada juga gelas bekam yang tahan direbus. Jika alat steril tak terbeli, dengan gelas bekam ini, kita tinggal merebusnya saja meski gelas ini lebih mahal daripada gelas bekam biasa. Anda bisa merebusnya dengan panci biasa. Bisa juga dengan menggunakan rice cooker sehingga tekanannya bisa lebih tinggi. Pastikan rice cooker itu khusus untuk mensteril alat bekam anda. Bukan untuk memasak nasi.
Bagaimana dengan Darah Bekam?
Darah bekam jangan dibuang begitu saja di tempat sampah. Sebab bisa menularkan penyakit. Saat pertama, tisu/kassa dibuang ke kantong plastik. Kemudian dibuang di tempat sampah yang ada penutupnya. Setelah itu dibakar. Jangan biarkan darah bekam terlantar hingga lebih dari 1 hari. Sebab bau darah anyir akan menyebar. Tidak sehat.
Untuk membakarnya, ada beberapa pilihan. Pertama beli alat Incinerator/pembakar. Harga alat ini cukup mahal.
Jika tidak terbeli, anda bisa membakarnya di Puskesmas terdekat.
Adakalanya membakar di Puskesmas tidak praktis. Anda bisa membakarnya sendiri dengan menggunakan tong sampah dari besi. Sebaiknya di dasarnya diberi penyanggah seperti kawat-kawat besi sehingga ada ruang kosong sekitar 10 cm antara sampah bekam dengan dasar tong. Dengan adanya udara di bawah, sampah bekam bisa terbakar lebih sempurna. Untuk membantu pembakaran, anda bisa membakar kertas tisu atau kertas koran beberapa lembar. Pastikan sampah bekam benar-benar terbakar sempurna jadi abu. Setelah itu masukan ke kantong plastik dan buang.
Sterilisasi Pada Tubuh Pasien
Ada seorang pasien yang bertanya, apakah di tempat saya memakai alkohol yang diusapkan ke tubuh? Dia bertanya itu sebab di tempat lain memakai alkohol yang disapukan ke tubuhnya. Sehingga saat alkohol terkena luka, terasa sangat pedih. Saya jawab tidak.
Ini tentu saja berbahaya. Sebab Alkohol selain bermanfaat untuk mematikan kuman, juga berbahaya bagi tubuh kita. Ingat. Alkohol dipandang sebagai khamr/zat yang memabukkan. Sehingga minuman yang mengandung alkohol dipandang ulama sebagai haram. Tidak jauh beda dengan alkohol yang masuk melalui luka bekam.
Alkohol hanya dipakai untuk mensterilisasi ALAT bekam. Bukan tubuh manusia. Sebelum dipakai, alat bekam harus dikeringkan sehingga alkoholnya sudah hilang.
Untuk tubuh manusia, dipakai minyak berbal seperti Minyak Habbatus Saudah, minyak zaitun, atau minyak herbal lainnya seperti minyak Herba Jawi/minyak But-but sebelum proses pembekaman. Usai bekam, gunakan anti-septik Betadine untuk luka agar luka cepat menutup dan tidak terjadi infeksi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar