Rabu, 04 Juli 2012

Spanduk Jokowi Sedikit Sekali


Mungkin sebagaimana janjinya tidak akan mengotori Jakarta, maka spanduk dan pamflet Jokowi sangat sedikit sekali. Kalau pun ada mungkin atas inisiatif simpatisannya. Itu pun ukurannya amat kecil. Cuma 0,75 m x 1,5 m. Jauh di bawah pesaingnya yang bisa mencapai 4x4 meter lebih.


Spanduk dan Pamflet kampanye paling banyak saya lihat dari Hidayat-Didik, Foke-Nara, disusul Alex-Nono. Setelah itu Faisal-Biem dan Hendardji. Jokowi kelihatannya nomor buncit. Ini berbanding terbalik dengan PDIP yang jika kampanye, spanduk dan pamfletnya ada di mana2. Sehingga meski reputasi dan prestasi PDIP tak sebaik Jokowi, namun karena kampanye/sosialisasinya amat kuat, akhirnya PDIP merebut suara terbanyak atau kedua terbanyak.


Bisa jadi Kampanye yang sekedar mengandalkan Media dan kunjungan langsung, akan membuat Jokowi tidak tersosialisasi dengan baik. Kompas yang merupakan media cetak terbesar saja paling secara nasional dibaca 1 juta pembaca. Jadi kalau pembaca Jakarta 20%nya, hanya 200 ribu orang saja yg bisa mengetahui Jokowi dari Kompas. Media cetak lain seperti majalah Tempo, paling hanya 20 ribu pembaca. Ini jauh di bawah jumlah pemilih di Jakarta yang besarnya lebih dari 6 juta jiwa.


Kampanye di TV pun paling banter hanya ditonton 1 juta penduduk Jakarta saja mengingat jumlah stasiun TV di Jakarta ada 20 lebih.


Saya mengira Jokowi bisa memenangkan Pemilu di Jakarta. Namun dengan miskinnya kampanye/sosialisasi, bisa jadi Jokowi tersingkir. Bagaimana pun Jokowi adalah orang luar Jakarta. Jadi belum banyak dikenal. Kalau pun ada yang mengenalnya dari Media massa, paling kurang dari 1 juta orang saja. Jadi masih perlu sosialisasi lagi.


Waktu Pilkada 11 Juli tinggal 7 hari lagi. Jadi kans Jokowi dari segi sosialisasi amat berat.


Kalau pamflet mungkin bikin kotor. Tapi kalau spanduk, insya Allah usai kampanye banyak yang berminat untuk mengambilnya. Kalau ukurannya 2x2 meter, cocok buat menutupi warteg, dan sebagainya.


Di terminal KP Melayu, begitu banyak spanduk dari peserta 4, 1, dan 6. Sementara dari Jokowi sama sekali tak ada. Begitu pula di Simpang Lampu Merah Pancoran yang dilalui oleh ratusan ribu kendaraan. Jadi bagaimana rakyat Jakarta bisa kenal?


Saran saya buat spanduk dengan sosialisasi program Jokowi seperti:




  1. SD-SMAN Gratis

  2. Kesehatan Gratis

  3. Pasar Rakyat

  4. Perumahan Rakyat

  5. Angkutan Umum yang Nyaman

  6. Bebas Macet dan Banjir

  7. Pelatihan & Kredit Usaha Rakyat

  8. Pemberantasan KKN

  9. Dsb


Buat spanduk ukuran 2x4, 4x4, dan 2x2 meter. Jika 1000 spanduk yang disebarkan di tempat-tempat strategis seperti Terminal, Pasar, Persimpangan Lampu Merah yang Ramai, dsb, maka jika 1 spanduk dilihat 5000 orang, akan ada 5 juta orang yang bisa melihat sosialisasi program tsb. Jika 1 spanduk biayanya rp 400 ribu, paling dibutuhkan sekitar Rp 400 juta saja untuk itu.


Jika bisa, bagikan juga 10 ribu kaos Jokowi kepada wong cilik yang mobilitasnya di luar tinggi seperti tukang ojek, pemulung, dsb. Ini kampanye sambil membantu mereka dengan sandang.


Buat calon-calon yang lain bisa melakukan hal yang sama. Yang penting program-program di atas benar-benar dijalankan agar bisa mensejahterakan rakyat.


Saya harap Jokowi tetap lurus dan banyak pemimpin-pemimpin Indonesia lainnya yang bisa melayani rakyat sebaik Jokowi. Bahkan lebih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar